Kawruhbasa.com – Maskumambang adalah salah satu macapat yang memiliki guru gatra: 4, guru lagu: i, a, i, a, dan guru wilangan: 12, 6, 8, 8.
Tembang Maskumambang adalah salah satu dari sebelas jenis tembang macapat, yaitu bentuk puisi tradisional dalam budaya Jawa yang diatur oleh aturan-aturan metrum (struktur meter) yang ketat. Setiap jenis tembang macapat memiliki aturan sendiri terkait jumlah baris, suku kata, dan rima. Maskumambang biasanya digunakan untuk menggambarkan suasana kesedihan atau kesepian dan sering dikaitkan dengan tahap awal kehidupan manusia, yaitu saat berada dalam kandungan ibu.
Tembang macapat Maskumambang adalah salah satu jenis tembang macapat yang berasal dari Jawa Tengah, yang umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau nasihat kepada masyarakat.
Tembang macapat Maskumambang biasanya dibawakan dengan iringan gamelan atau musik Jawa lainnya. Pada masa lalu, tembang macapat Maskumambang sering digunakan sebagai sarana dakwah dan pembelajaran agama Islam.
Pelajari juga 3 Tembang Jawa: Jenis, Watak, Sasmita, lan Tuladha
Daftar isi artikel
Pengertian Tembang Maskumambang
Maskumambang berasal dari dua kata yaitu ‘mas‘ yang artinya mas, dan ‘kumambang’ yang artinya ’emas’ atau berkonotasi sesuatu yang berharga. Makna lebih mendalam, orang Jawa menggambarkan janin yang masih mengambang di dalam rahim seorang ibu yang sedang mengandung.
Pada saat janin di dalam rahim, dia masih menggantungkan hidupnya dari seorang ibu, seperti sari makanan dan ketentramannya. Namun, ada juga yang tafsiran bahwa kata ‘mas’ melukiskan keadaan janin dalam kandungan yang belum diketahui jenis kelaminnya.
Jadi, jika dimaknai secara umum, Maskumambang merupakan sesuatu yang sangat berharga, yaitu janin yang masih hidup di dalam kandungan seorang ibu. Orang Jawa sangat menjunjung tinggi anugerah yang sangat berharga yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa yaitu bayi.
Ada juga sejumlah referensi lain yang memaknai bahwa Maskumambang berasal dari kata ‘mas’ dari kata ‘premas’ yang berarti sebutan punggawa dalam upacara Shaministis.
Dalam serat Kuno Purwakara, Maskumambang memiliki arti Ulam Toya yang berarti ikan air tawar. Sehingga dalam beberapa lukisan, tembang Maskumambang digambarkan dalam wujud ikan air tawar.
Sejarah Tembang Maskumambang
Meskipun orang Jawa sendiri telah lama akrab dengan tembang macapat maskumambang, namun sampai sekarang ternyata belum ada sumber pasti yang menyatakan siapa sebenarnya pencipta tembang tersebut.
Padahal tembang macapat telah secara turun-temurun diwarisi masyarakat Jawa selama lebih dari empat abad.
Tembang macapat hadir di tanah Jawa setelah kemunduran kerajaan majapahit, di mana pengaruh islam mulai berkembang di kerajaan Demak Bintoro. Hal ini diterangkan dalam salah satu dokumen tertua dalam Serat Subrata yang berangka tahun 1540 M.
Dengan melalui seni sastra, tembang macapat disebarkan oleh para wali yang sekaligus menyebarkan ajaran islam di tanah Jawa pada saat kerajaan islam Demak mulai berdiri dan berkembang.
Karena sifatnya yang ajur-ajer (memasyarakat) tidak membutuhkan waktu lama tembang macapat sangat disukai masyarakat Jawa.
Paugeran, patokan atau rumus baku tembang Maskumambang
Seperti telah disebutkan pada bait pertama pada artikel ini, bahwa tembang maskumambang memiliki rumus yang meliputi guru lagu, guru lagu, dan guru wilangan layaknya tembang macapat lainnya misalnya tembang pangkur.
Setiap orang bisa membuat tembang maskumambang dengan mengikuti rumus atau patokan yang telah ditentukan. Adapun rumus tembang maskumambang adalah sebagai berikut:
- guru gatra: 4 adalah banyaknya jumlah baris dalam satu bait.
- guru lagu: i, a, i, a, adalah bunyi suara (huruf) vokal dari setiap akhir baris tembang.
- guru wilangan: 12, 6, 8, 8 adalah jumlah suku kata dalam setiap baris.
Nilai-nilai Kebajikan di dalam Tembang Maskumambang
Tembang Maskumambang memiliki makna nasihat yang mendalam bagi manusia. Dalam menjalani hendaklah selalu berbuat kebajikan, dan semuanya juga terkadndung dalam Alquran.
- Nasihat agar menghormati orang tua.
- Nasihat agar saling tolong menolong dengan sesama umat manusia.
- Nasihat agar mendengarkan nasehat dari siapapun asal maksudnya baik.
- Gambaran kepada anak muda yang tidak mau menaati nasihat orang tua.
- Gambaran kepada anak muda yang durhaka kepada orang tuanya.
- Nasihat agar selalu mensyukuri terhadap seluruh karunia yang telah diberikan oleh-Nya.
Pelajari juga 4 jenis Sekar di Bali lengkap dengan jenis dan contohnya
7 Contoh Tembang Macapat Maskumambang arti dan maknanya
Ada banyak contoh tembang Maskumambang, namun di sini admin hanya akan memberikan beberapa sebagai bahan analisa agar bisa memahami lebih mendalam yang dilengkapi dengan artinya.
Contoh 1
Kelek-kelek biyung sira ana ngendi
Inggal tulungana
Anakmu kecemplung warih
Gelagepan wus meh pejah
Artinya:
Teriak-teriak ibumu di mana
Segera tolonglah
Anakmu masuk ke dalam air
Meminum air hampir mati
Makna sesungguhnya:
Makna sesungguhnya dari lirik tembang maskumambang di atas adalah seorang yang benar-benar sedang membutuhkan pertolongan karena terhanyut di sungai dan sudah hampir mati tenggelam.
Contoh 2
Dhuh anak mas sira wajib angurmati
Marang yayah rena
Aja pisan kumawani
Anyenyamah gawe susah
Artinya:
Dhuh nak, kamu wajib menghormati
Terhadap orang tua
Jangan sekali-kali berani
Menjadi susah sendiri
Makna sesungguhnya:
Makna dari lirik tembang maskumambang di atas adalah sebuah pesan kepada anak-anak, hormatilah orang tua, jangan sekali-kali berani menentang orang tua, karena bisa berakibat menyusahkan hidupmu.
Contoh 3
Nadyan silih bapa biyung kaki nini
sadulur myang sanak
kalamun muruk tan becik
nora pantes yen den nuta
Sekar macapat untuk cakepan gerong dan sindhenan.
Dipetik dari buku Serat Wulang Reh Karya Sinuhun Paku Buwono IV
Artinya:
Walaupun bapak, ibu, kakek, nenek
Serta saudara – saudaranya
Jika mengajarkan tentang kejahatan
Tidak pantas untuk diteladani
Contoh 4
Gereng-gereng Gathutkaca sru anangis,
Sambate mlas arsa,
Luhnya marawayan mili,
Gung tinameng astanira.
Sekar macapat Maskumambang
Dipetik dari M. Sukir Abimanyu Kerem: XI. 1
Artinya:
Gathutkaca menangis keras,
Rintihannya menyentuh hati,
Airmatanya mengalir,
Sangat banyak ditutupi dengan tangannya.
Contoh 5
Maratani mring anak putu ing wuri
Den padha prayitna
Aja ana kang kumawani
Mring biyung tanapi bapa
Artinya:
Hingga menurun pada anak cucu kelak
Berhati-hatilah seharusnya
Jangan sampai kamu berani melawan
Kepada ibu dan juga bapak
Contoh 6
Aduh gusti kang maha welas lan asih
Paringa kawelasan
Ingkang anandhang prihatin
Pejah gesang ing kawula
Artinya:
Duh Allah Yang Maha kasih sayang
Berikan welas asih
Yang mengalami kesusahan
Hidup mati saya
Contoh 7
Wong tan manut pitutur wong tuwa ugi
Anemu duraka
Ing donya tumekeng akhir
Tan wurung kasurang-surang
Artinya:
Orang yang tidak menuruti nasihat orang tua
Dia dianggap durhaka
Di dunia hingga di alam akhir
Pada akhirnya dia hidup dalam penderitaan
Makna lebih mendalam
Makna mendalam dari lirik tembang maskumambang di atas adalah melukiskan akibat jika seseorang tidak patuh terhadap orang tua. Anak durhaka akan menemui kesengsaraan, baik di dunia hingga akhir nanti.
Contoh lainnya
Sekar macapat untuk cakepan gerong dan sindhenan, dipetik dari Serat Langendriyan, Karya R.M.H. Tandakusuma
Apan kaya mangkana watekan iki
Sanadyan wong tuwa
Yen duwe watek tan becik
Miwah tindak tan prayoga
Aja sira niru tindak kang tan becik
Nadyan ta wong liya
Lamun pemuruke becik
Miwah tindake prayoga
Iku pantes sira tirua ta kaki
Miwah bapa biyung
Kang muruk watek kang becik
Iku kaki estokna
Putri Cina gelangsaran melas asih
Mara kelaswara
Pedhangen juren wak mami
Aja andedawa lara
Contoh cara menyanyikan tembang Maskumambang laras Pelog Nem
Bagi anda yang ingin belajar menyanyikan tembang macapat Maskumambang, dengarkan dan perhatikan video di bawah ini!
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Tembang Maskumambang lengkap dengan contoh dan artinya semoga menambah pengetahuan pembelajaran. Selalu kunjungi KawruhBasa.com untuk selalu mendapatkan update artikel terbaru seputar bahasa Jawa dan seni budaya Jawa.