Kawruhbasa.com – Paribasan yaiku unen-unen kang gumathok, ajeg penganggone, lan tegese wantah. Dalam bahasa Indonesia paribasan adalah kalimat yang pasti, tetap pemakaiannya, arti dan maknanya apa adanya. Sebagai contoh “nyolong pethek” yang artinya ora padha karo pangirane (tidak sama dengan yang diperkirakan.
Dalam bahasa Jawa, paribasan berbentuk sebuah ungkapan yang memiliki makna kiasan, bersifat tetap, apa adanya tanpa pengandaian. Secara sekilas, antara paribasan, bebasan dan saloka terlihat sama. Namun sebenarnya berbeda, karena paribasan memiliki ciri khusus.
Daftar isi artikel
Ciri khusus Paribasan
Ciri khusus yang dimiliki paribasan ada 3, yaitu sebagai berikut:
- Mengandung arti kiasan (konotatif)
- Sifatnya tetap tidak berubah
- Tanpa pengandaian apa adanya
Pelajari juga 30 Contoh Rura Basa, bahasa Jawa salah kaprah yang masih umum digunakan
47 contoh paribasan
Untuk memperjelas apa itu paribasan, berikut kami berikan contoh beserta maknanya:
1. Aling-alingan katon
Maknanya: Wong mukir nanging kejodheran amarga saka gunemane dhewe (orang yang berusaha mungkir dari omongannya sendiri.
2. Anak polah bapa kepradhah
Maknanya: wong tuwa kang nemu reribed jalaran tumindake anake (orang tua ikut menanggung akibat dari perbuatan anaknya sendiri yang tidak baik)
3. Angin silem ing warih
Maknanya: durjana kang ora katon (pencuri/maling yang tidak tampak)
4. Becik ketitik ala ketara
Maknanya: kabeh penggaweyan kang becik lan kang ala bakal katon dhewe (semua perbuatan baik maupun buruk akan tampak dengan sendirinya)
5. Benceng ceweng
Maknanya: wong kang mikir rong prakara utawa luwih (orang yang memikirkan dua masalah atau lebih)
6. Criwis cawis
Maknanya: sugih omong nanging uga mrantasi gawe (banyak omong tetapi menyelesaikan masalah/pekerjaan)
7. Durung pecus keselak besus
Maknanya: durung sembada, kesusu selak duwe karep sing ora-ora (belum mampu tetapi tergesa-gesa menginginkan yang aneh-aneh)
8. Durjana mati raga
Maknanya: durjana atekad pati (pencuri nekad mati)
9. Endhas digawe sikil, sikil digawe endhas
Maknanya: pegaweyan kang dilakoni kanthi rekasa banget (pekerjaan yang dijalani dengan susah payah)
10. Enggok-enggok lumbu
Maknanya: mung manut karo ombake liyan (hanya mengikuti umumnya orang orang lain)
Pelajari juga Keratabasa Bahasa Jawa yang populer sepanjang masa
11. Gabah sinawur
Maknanya: wong sing ora duwe papan kang gumathok (orang yang tidak memiliki tempat tinggal)
12. Garing-garing anggere gerang
Maknanya: sanajan mlarat nanging aja nganti ngisin-isine (meskipun melarat jangan sampai memalukan)
13. Jalukan ora wewehan
Maknanya: geleme mung njaluk moh menehi (maunya meminta tetapi tidak mau memberi)
14. Kejugrukan gunung kembang
Maknanya: nemu kabegjan gedhe (mendapat anugerah besar)
15. Kerubuhan gunung
Maknanya: nemu kesusahan gedhe (mendapat kesusahan besar)
16. Keplok ora tombok
Maknanya: melu seneng-seneng ora gelem melu cucul ragat (ikut bersenang-senang tidak mau keluar biaya)|
17. Nyolong pethek
Maknanya: ora padha karo pangirane (tidak sama dengan yang diperkirakan)
18. Ora tedheng aling-aling
Maknanya: omong blak-blakan (terus terang)
19. Sapa salah seleh
Maknanya: wong tumindak ala bakale konangan (orang yang berbuat kejelekan pasti akan diketahui)
20. Nulung menthung
Maknanya: menehi pitulungan nanging malah gawe rekasane sing ditulungi (memberikan pertolongan tetapi justru membuat susah orang yang ditolong)
Pelajari juga 4 jenis Tembung Camboran Bahasa Jawa, pengertian dan contohnya
21. Adigang adigung adiguna
Maknanya: menyombongkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki.
22. Ana catur mungkur
Maknanya: tidak mau mendengarkan keluh kesah/gunjingan orang lain yang tidak baik.
23. Angon mangsa
Maknanya: menunggu waktu yang tepat atau mencari waktu yang baik.
24. Angon ulat ngumbar tangan
Maknanya: memperhatikan kelengahan orang, dengan tujuan mengambil/mencuri barang yang diinginkan.
25. Busuk ketekuk pinter keblinger
Maknanya: orang bodoh maupun orang pintar suatu saat akan menemui kesulitan.
26. Cincing-cincing meksa klebus
Maknanya: maksud hati ingin berhemat tetapi malah boros.
27. Ciri wanci ginawa mati
Maknanya: kebiasaan/watak buruk seseorang tidak akan hilang sampai meninggal dunia.
28. Dahwen ati open
Maknanya: orang yang mencela/merendahkan orang lain karena memiliki keinginan untuk memiliki sesuatu yang dicela tersebut.
29. Desa mawa cara negara mawa tata
Maknanya: setiap tempat atau daerah mempunyai adat dan aturan sendiri-sendiri.
30. Dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan
Maknanya: bukan saudara tetapi jika terkena musibah ikut merasakan kesedihan.
31. Entek amek kurang golek
Maknanya: memarahi atau mencerca seseorang habis-habisan.
32. Garang-garing
Maknanya: kelihatannya kaya raya, tetapi sebenarnya hidupnya menderita atau kekurangan.
33. Gliyak-gliyak tumindak sareh pakoleh
Maknanya: meskipun bertindak semaunya sendiri tetapi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
34. Njajah desa milang kori
Maknanya: bepergian jauh menjelajahi pelosok negeri semua sudah didatangi.
35. Jalukan ora wewehan
Maknanya: orang yang suka meminta, tetapi tidak mau berbagi atau memberi.
36. Jer basuki mawa beya
Maknanya: setiap keinginan atau cita-cita pasti membutuhkan biaya.
37. Njunjung ngentebake
Maknanya: orang yang suka memuji, tetapi sebenarnya dia merendahkan.
38. Kalah cacak menang cacak
Maknanya: pekerjaan apa pun perlu dicoba dulu bisa dan tidaknya.
39. Kebat kliwat gancang pincang
Maknanya: pekerjaan yang dilakukan tergesa-gesa hasilnya tidak akan tepat atau tidak baik.
40. Keplok ora tombok
Maknanya: ikut merasakan kebahagiaan/kesenangan tetapi tidak mengeluarkan uang.
41. Ketula-tula ketali
Maknanya: orang yang hidupnya menderita atau terlunta-lunta hidupnya.
42. Kumenthus ora pecus
Maknanya: orang yang berlagak pintar tetapi sebenarnya tidak paham atau tidak bisa apa-apa.
43. Ladak kecangklak
Maknanya: orang yang suka menyakiti/mengganggu orang lain pada akhirnya akan terkena akibatnya sendiri.
44. Maju tatu mundur ajur
Maknanya: maju atau mundur semua serba berbahaya sama buruknya.
45. Mbuwang tilas
Maknanya: pura-pura tidak tahu perbuatan buruk yang dilakukannya.
46. Mikul dhuwur mendhem jero
Maknanya: anak yang bisa menjunjung tinggi derajat orang tuanya.
47. Nabok nyilih tangan
Maknanya: berbuat buruk atau mencelakai orang dengan menyuruh orang lain.
Pelajari juga Tembung Garba Bahasa Jawa: Pengertian, Fungsi, Jenis dan 57+ Contohnya
Kesimpulan
Paribasan adalah kalimat yang pasti, tetap pemakaiannya, arti dan maknanya apa adanya (wantah). Adapun ciri khususnya ada 3, yaitu mengandung arti kiasan (konotatif), sifatnya tetap tidak berubah, tanpa pengandaian apa adanya.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai paribasan yang meliputi pengertian, ciri, contoh, dan maknanya. Selalu kunjungi KawruhBasa.com untuk mendapatkan update terbaru artikel pembelajaran bahasa Jawa, atau ikuti kami do Google News