Menelusuri Kesenian Tradisional Jawa Melalui Macapat Gambuh

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Saturday, 13 July 2024 - 11:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.com – Tembang Gambuh adalah salah satu tembang macapat yang memiliki guru gatra 4, guru lagu u, a, i, a dan guru lagu 12, 6. 8, 12. Tembang Macapat adalah salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan metrum (irama) khusus. Salah satu jenis tembang Macapat adalah Gambuh.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya, termasuk di dalamnya kesenian tradisional. Salah satu kesenian tradisional yang masih bertahan hingga saat ini adalah macapat gambuh.

Meskipun kurang dikenal oleh generasi muda, kesenian ini memiliki nilai budaya dan filosofi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tembang gambuh, mulai dari asal usul, struktur, filosofi, hingga peran dan tantangan dalam melestarikannya.

Pengertian dan Asal Usul Macapat Gambuh

macapat gambuh
Menelusuri Kesenian Tradisional Jawa Melalui Macapat Gambuh 2

Tembang gambuh adalah kesenian tradisional Jawa yang berasal dari kerajaan Majapahit pada abad ke-14.

Kata “macapat” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “lagu”, sementara “gambuh” merujuk pada alat musik yang digunakan untuk memainkan lagu tersebut.

Tembang gambuh awalnya dikembangkan sebagai bentuk sastra lisan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan kepada rakyat.

Struktur dan Ciri Khas Macapat Gambuh

Tembang gambuh terdiri dari 10 bait syair, masing-masing terdiri dari 4 baris, dan setiap beris terdiri dari:

  • bait pertama 12 suku kata
  • bait kedua 6 suku kata
  • bait ketiga 8 suku kata
  • bait keempat 12 suku kata

Setiap bait memiliki pola yang sama dalam jumlah suku kata dan irama, sehingga menciptakan kesan ritmis yang khas.

Tembang gambuh akan lebih terdengar indah jika diiringi dengan alat musik tradisional Jawa, yaitu gamelan seperti gender, siter, slenthem dan kendang.

Pelajari juga 5 Contoh Tembang Pangkur Bawa dan Sindhenan

Filosofi dan Nilai Budaya dalam Macapat Gambuh

Jika kita mampu menelaah lebih dalam, tembang gambuh memiliki banyak makna filosofis dan nilai budaya dalam setiap bait syairnya.

Beberapa tema yang sering muncul dalam tembang gambuh antara lain tentang cinta, kebijaksanaan, keadilan, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Nilai-nilai tersebut sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, dan menjadi bagian dari identitas budaya yang harus dilestarikan.

Peran dan Fungsi Macapat Gambuh di Masyarakat

Tembang gambuh memiliki peran dan fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam membangun moral generasi muda.

Kesenian ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda.

Tembang gambuh juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan.

Tantangan dalam Melestarikan Macapat Gambuh

Meskipun memiliki nilai-nilai budaya dan filosofi yang kuat, melestarikan tembang gambuh di era modern masih menjadi tantangan tersendiri.

Tren kesenian modern yang lebih populer dan mudah diakses oleh masyarakat, seringkali membuat kesenian tradisional seperti tembang gambuh terpinggirkan.

Kurangnya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan macapat khususnya gambuh juga menjadi faktor yang membuat kesenian ini semakin terancam punah.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih serius dan berkelanjutan dari semua pihak untuk menjaga dan melestarikan kesenian tradisional seperti tembang gambuh.

Pelajari juga Tembang Maskumambang lengkap dengan 11 contoh dan artinya

6 contoh macapat Gambuh

Di bawah ini adalah tembang macapat Gambuh yang bisa digunakan untuk gerongan atau sindhenan Ketawang Gambuh laras Slendro 6 atau Pelog Barang, dipetik dari buku Serat Wedhatama, karya K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV.

Contoh 1 Pupuh 1

Samengko ingsung tutur
Sembah catur supaya lumuntur
Dhihin raga cipta jiwa rasa kaki
Ing kono lamun nugrahaning tinemu
Tandha nugrahaning Manon

Contoh 1 Pupuh 2

Sembah raga puniku
Pakartine wong amagang laku
Sesucine asarana saking warih
Kang wus lumrah limang wektu
Wantu wataking wewengkon

Contoh 1 Pupuh 3

Inguni-uni durung
Sinarawung wulang kang sinerung
Lagi iki bangsa kas ngetokken anggit
Mintokken kawignyanipun
Sarengate elok-elok

Di bawah ini adalah tembang macapat Gambuh yang bisa digunakan untuk gerongan atau sindhenan Ketawang Gambuh laras Slendro 6 atau Pelog Barang, dipetik dari buku Serat Wulang Reh, karya Sunuhun Paku Buwono IV.

Contoh 2 Pupuh 1

Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katula-tula katali
Kadaluwarsa katutuh
Kapatuh pan dadi awon

Contoh 2 Pupuh 2

Aja nganti kebanjur
Sabarang polah kang nora jujur
Yen kebanjur sayekti kojur tan becik
Becik ngupaya a iku
Pitutur ingkang sayektos

Contoh 2 Pupuh 3

Pitutur bener iku
Sayektine apantes tiniru
Nadyan metu saking wong sudra papeki
Lamun becik nggone muruk
Iku pantes sira anggo

Nada/laras macapat Gambuh

Dalam menyanyikan macapat gambuh, anda harus menyesuaikan laras gamelan seperti yang terdengar pada video di bawah ini:

Tembang Macapat Gambuh - Sekar Gambuh Ping Catur | Lirik dan Arti/Terjemahan

Kesimpulan

Macapat gambuh adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang memiliki nilai budaya dan filosofi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan zaman modern, melestarikan tembang gambuh membutuhkan dukungan dan perhatian dari semua pihak. Kesenian ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan, serta media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda. Oleh karena itu, mari kita jaga dan lestarikan kesenian tradisional Jawa seperti tembang gambuh untuk tetap hidup dan berkembang di masa yang akan datang.

FAQs:

Apa saja alat musik yang digunakan dalam macapat gambuh?

Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tembang gambuh adalah gamelan, antara lain gender, dan kendang, rebab, dll.

Apa saja tema yang sering muncul dalam macapat gambuh?

Beberapa tema yang sering muncul dalam tembang gambuh antara lain tentang cinta, kebijaksanaan, keadilan, dan kepercayaan kepada Tuhan.

Apa saja peran dan fungsi macapat gambuh di masyarakat Jawa?

Tembang gambuh memiliki peran dan fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, yaitu sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda, dan juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan.

Apakah saya bisa menciptakan macapat Gambuh?

Bisa. Dengan catatan menggunakan patokan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan yang telah ditetapkan.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai tembang macapat Gambuh, semoga menambah wawasan bagi anda yang suka belajar seni dan sastra Jawa khususnya. Selalu kunjungi KawruhBasa.com agar tidak ketinggalan artikel terbaru, atau ikuti kami di Google News

Berita Terkait

Guru Gatra: Kunci Memahami Struktur dan Harmoni dalam Puisi Bahasa Jawa
Guru Wilangan: Memahami Konsep Angka dalam Bahasa Jawa
Guru Lagu: Pedoman Mempelajari Tembang Macapat
Tradisi Pernikahan Jawa: Simbolisme, Adat, dan Keunikan
Mengenal Tembang Macapat: Sejarah, Makna, dan Keindahan
Tembang Maskumambang lengkap dengan 11 contoh dan artinya
5 Contoh Tembang Pangkur Bawa dan Sindhenan
3 Tembang Jawa: Jenis, Watak, Sasmita, lan Tuladha yang harus Anda ketahui

Berita Terkait

Tuesday, 15 October 2024 - 13:30 WIB

Guru Gatra: Kunci Memahami Struktur dan Harmoni dalam Puisi Bahasa Jawa

Tuesday, 15 October 2024 - 13:25 WIB

Guru Wilangan: Memahami Konsep Angka dalam Bahasa Jawa

Monday, 14 October 2024 - 10:17 WIB

Guru Lagu: Pedoman Mempelajari Tembang Macapat

Wednesday, 28 August 2024 - 10:39 WIB

Tradisi Pernikahan Jawa: Simbolisme, Adat, dan Keunikan

Wednesday, 28 August 2024 - 10:33 WIB

Mengenal Tembang Macapat: Sejarah, Makna, dan Keindahan

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 Dec 2024 - 19:36 WIB

Bahasa Jawa

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Thursday, 28 Nov 2024 - 20:51 WIB