Paribasan: Pengertian, Ciri, 47 Contoh, dan maknanya

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Selasa, 4 Juni 2024 - 23:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.comParibasan yaiku unen-unen kang gumathok, ajeg penganggone, lan tegese wantah. Dalam bahasa Indonesia paribasan adalah kalimat yang pasti, tetap pemakaiannya, arti dan maknanya apa adanya. Sebagai contoh “nyolong pethek” yang artinya ora padha karo pangirane (tidak sama dengan yang diperkirakan.

Dalam bahasa Jawa, paribasan berbentuk sebuah ungkapan yang memiliki makna kiasan, bersifat tetap, apa adanya tanpa pengandaian. Secara sekilas, antara paribasan, bebasan dan saloka terlihat sama. Namun sebenarnya berbeda, karena paribasan memiliki ciri khusus.

Ciri khusus Paribasan

Bebasan
Paribasan: Pengertian, Ciri, 47 Contoh, dan maknanya 2

Ciri khusus yang dimiliki paribasan ada 3, yaitu sebagai berikut:

  1. Mengandung arti kiasan (konotatif)
  2. Sifatnya tetap tidak berubah
  3. Tanpa pengandaian apa adanya

Pelajari juga 30 Contoh Rura Basa, bahasa Jawa salah kaprah yang masih umum digunakan

47 contoh paribasan

Untuk memperjelas apa itu paribasan, berikut kami berikan contoh beserta maknanya:

1. Aling-alingan katon

Maknanya: Wong mukir nanging kejodheran amarga saka gunemane dhewe (orang yang berusaha mungkir dari omongannya sendiri.

2. Anak polah bapa kepradhah

Maknanya: wong tuwa kang nemu reribed jalaran tumindake anake (orang tua ikut menanggung akibat dari perbuatan anaknya sendiri yang tidak baik)

3. Angin silem ing warih

Maknanya: durjana kang ora katon (pencuri/maling yang tidak tampak)

4. Becik ketitik ala ketara

Maknanya: kabeh penggaweyan kang becik lan kang ala bakal katon dhewe (semua perbuatan baik maupun buruk akan tampak dengan sendirinya)

5. Benceng ceweng

Maknanya: wong kang mikir rong prakara utawa luwih (orang yang memikirkan dua masalah atau lebih)

6. Criwis cawis

Maknanya: sugih omong nanging uga mrantasi gawe (banyak omong tetapi menyelesaikan masalah/pekerjaan)

7. Durung pecus keselak besus

Maknanya: durung sembada, kesusu selak duwe karep sing ora-ora (belum mampu tetapi tergesa-gesa menginginkan yang aneh-aneh)

8. Durjana mati raga

Maknanya: durjana atekad pati (pencuri nekad mati)

9. Endhas digawe sikil, sikil digawe endhas

Maknanya: pegaweyan kang dilakoni kanthi rekasa banget (pekerjaan yang dijalani dengan susah payah)

10. Enggok-enggok lumbu

Maknanya: mung manut karo ombake liyan (hanya mengikuti umumnya orang orang lain)

Pelajari juga Keratabasa Bahasa Jawa yang populer sepanjang masa

11. Gabah sinawur

Maknanya: wong sing ora duwe papan kang gumathok (orang yang tidak memiliki tempat tinggal)

12. Garing-garing anggere gerang

Maknanya: sanajan mlarat nanging aja nganti ngisin-isine (meskipun melarat jangan sampai memalukan)

13. Jalukan ora wewehan

Maknanya: geleme mung njaluk moh menehi (maunya meminta tetapi tidak mau memberi)

14. Kejugrukan gunung kembang

Maknanya: nemu kabegjan gedhe (mendapat anugerah besar)

15. Kerubuhan gunung

Maknanya: nemu kesusahan gedhe (mendapat kesusahan besar)

16. Keplok ora tombok

Maknanya: melu seneng-seneng ora gelem melu cucul ragat (ikut bersenang-senang tidak mau keluar biaya)|

17. Nyolong pethek

Maknanya: ora padha karo pangirane (tidak sama dengan yang diperkirakan)

18. Ora tedheng aling-aling

Maknanya: omong blak-blakan (terus terang)

19. Sapa salah seleh

Maknanya: wong tumindak ala bakale konangan (orang yang berbuat kejelekan pasti akan diketahui)

20. Nulung menthung

Maknanya: menehi pitulungan nanging malah gawe rekasane sing ditulungi (memberikan pertolongan tetapi justru membuat susah orang yang ditolong)

Pelajari juga 4 jenis Tembung Camboran Bahasa Jawa, pengertian dan contohnya

21. Adigang adigung adiguna

Maknanya: menyombongkan kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki.

22. Ana catur mungkur

Maknanya: tidak mau mendengarkan keluh kesah/gunjingan orang lain yang tidak baik.

23. Angon mangsa

Maknanya: menunggu waktu yang tepat atau mencari waktu yang baik.

24. Angon ulat ngumbar tangan

Maknanya: memperhatikan kelengahan orang, dengan tujuan mengambil/mencuri barang yang diinginkan.

25. Busuk ketekuk pinter keblinger

Maknanya: orang bodoh maupun orang pintar suatu saat akan menemui kesulitan.

26. Cincing-cincing meksa klebus

Maknanya: maksud hati ingin berhemat tetapi malah boros.

27. Ciri wanci ginawa mati

Maknanya: kebiasaan/watak buruk seseorang tidak akan hilang sampai meninggal dunia.

28. Dahwen ati open

Maknanya: orang yang mencela/merendahkan orang lain karena memiliki keinginan untuk memiliki sesuatu yang dicela tersebut.

29. Desa mawa cara negara mawa tata

Maknanya: setiap tempat atau daerah mempunyai adat dan aturan sendiri-sendiri.

30. Dudu sanak dudu kadang yen mati melu kelangan

Maknanya: bukan saudara tetapi jika terkena musibah ikut merasakan kesedihan.

31. Entek amek kurang golek

Maknanya: memarahi atau mencerca seseorang habis-habisan.

32. Garang-garing

Maknanya: kelihatannya kaya raya, tetapi sebenarnya hidupnya menderita atau kekurangan.

33. Gliyak-gliyak tumindak sareh pakoleh

Maknanya: meskipun bertindak semaunya sendiri tetapi dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

34. Njajah desa milang kori

Maknanya: bepergian jauh menjelajahi pelosok negeri semua sudah didatangi.

35. Jalukan ora wewehan

Maknanya: orang yang suka meminta, tetapi tidak mau berbagi atau memberi.

36. Jer basuki mawa beya

Maknanya: setiap keinginan atau cita-cita pasti membutuhkan biaya.

37. Njunjung ngentebake

Maknanya: orang yang suka memuji, tetapi sebenarnya dia merendahkan.

38. Kalah cacak menang cacak

Maknanya: pekerjaan apa pun perlu dicoba dulu bisa dan tidaknya.

39. Kebat kliwat gancang pincang

Maknanya: pekerjaan yang dilakukan tergesa-gesa hasilnya tidak akan tepat atau tidak baik.

40. Keplok ora tombok

Maknanya: ikut merasakan kebahagiaan/kesenangan tetapi tidak mengeluarkan uang.

41. Ketula-tula ketali

Maknanya: orang yang hidupnya menderita atau terlunta-lunta hidupnya.

42. Kumenthus ora pecus

Maknanya: orang yang berlagak pintar tetapi sebenarnya tidak paham atau tidak bisa apa-apa.

43. Ladak kecangklak

Maknanya: orang yang suka menyakiti/mengganggu orang lain pada akhirnya akan terkena akibatnya sendiri.

44. Maju tatu mundur ajur

Maknanya: maju atau mundur semua serba berbahaya sama buruknya.

45. Mbuwang tilas

Maknanya: pura-pura tidak tahu perbuatan buruk yang dilakukannya.

46. Mikul dhuwur mendhem jero

Maknanya: anak yang bisa menjunjung tinggi derajat orang tuanya.

47. Nabok nyilih tangan

Maknanya: berbuat buruk atau mencelakai orang dengan menyuruh orang lain.

Pelajari juga Tembung Garba Bahasa Jawa: Pengertian, Fungsi, Jenis dan 57+ Contohnya

Kesimpulan

Paribasan adalah kalimat yang pasti, tetap pemakaiannya, arti dan maknanya apa adanya (wantah). Adapun ciri khususnya ada 3, yaitu mengandung arti kiasan (konotatif), sifatnya tetap tidak berubah, tanpa pengandaian apa adanya.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai paribasan yang meliputi pengertian, ciri, contoh, dan maknanya. Selalu kunjungi KawruhBasa.com untuk mendapatkan update terbaru artikel pembelajaran bahasa Jawa, atau ikuti kami do Google News

Berita Terkait

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam
Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa
Bajingan dalam Bahasa Jawa: Makna, Sejarah, dan Penggunaan
Jancuk atau Jancok Bahasa Jawa Kasar: Arti, Asal Usul, dan Penggunaan
Makna Kata “Asu” dalam Bahasa Jawa Kasar dan Konteks Penggunaannya

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 20:32 WIB

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 November 2024 - 20:29 WIB

Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rabu, 20 November 2024 - 19:26 WIB

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 November 2024 - 19:20 WIB

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Kamis, 14 November 2024 - 20:06 WIB

Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 Nov 2024 - 20:32 WIB

Bahasa Jawa

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:26 WIB

Bahasa Jawa

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:20 WIB