Kawruhbasa.com – Tembang Gambuh adalah salah satu tembang macapat yang memiliki guru gatra 4, guru lagu u, a, i, a dan guru lagu 12, 6. 8, 12. Tembang Macapat adalah salah satu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan metrum (irama) khusus. Salah satu jenis tembang Macapat adalah Gambuh.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya, termasuk di dalamnya kesenian tradisional. Salah satu kesenian tradisional yang masih bertahan hingga saat ini adalah macapat gambuh.
Meskipun kurang dikenal oleh generasi muda, kesenian ini memiliki nilai budaya dan filosofi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang tembang gambuh, mulai dari asal usul, struktur, filosofi, hingga peran dan tantangan dalam melestarikannya.
Daftar isi artikel
Pengertian dan Asal Usul Macapat Gambuh
Tembang gambuh adalah kesenian tradisional Jawa yang berasal dari kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
Kata “macapat” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “lagu”, sementara “gambuh” merujuk pada alat musik yang digunakan untuk memainkan lagu tersebut.
Tembang gambuh awalnya dikembangkan sebagai bentuk sastra lisan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan kepada rakyat.
Struktur dan Ciri Khas Macapat Gambuh
Tembang gambuh terdiri dari 10 bait syair, masing-masing terdiri dari 4 baris, dan setiap beris terdiri dari:
- bait pertama 12 suku kata
- bait kedua 6 suku kata
- bait ketiga 8 suku kata
- bait keempat 12 suku kata
Setiap bait memiliki pola yang sama dalam jumlah suku kata dan irama, sehingga menciptakan kesan ritmis yang khas.
Tembang gambuh akan lebih terdengar indah jika diiringi dengan alat musik tradisional Jawa, yaitu gamelan seperti gender, siter, slenthem dan kendang.
Pelajari juga 5 Contoh Tembang Pangkur Bawa dan Sindhenan
Filosofi dan Nilai Budaya dalam Macapat Gambuh
Jika kita mampu menelaah lebih dalam, tembang gambuh memiliki banyak makna filosofis dan nilai budaya dalam setiap bait syairnya.
Beberapa tema yang sering muncul dalam tembang gambuh antara lain tentang cinta, kebijaksanaan, keadilan, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Nilai-nilai tersebut sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, dan menjadi bagian dari identitas budaya yang harus dilestarikan.
Peran dan Fungsi Macapat Gambuh di Masyarakat
Tembang gambuh memiliki peran dan fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam membangun moral generasi muda.
Kesenian ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda.
Tembang gambuh juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan.
Tantangan dalam Melestarikan Macapat Gambuh
Meskipun memiliki nilai-nilai budaya dan filosofi yang kuat, melestarikan tembang gambuh di era modern masih menjadi tantangan tersendiri.
Tren kesenian modern yang lebih populer dan mudah diakses oleh masyarakat, seringkali membuat kesenian tradisional seperti tembang gambuh terpinggirkan.
Kurangnya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan macapat khususnya gambuh juga menjadi faktor yang membuat kesenian ini semakin terancam punah.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih serius dan berkelanjutan dari semua pihak untuk menjaga dan melestarikan kesenian tradisional seperti tembang gambuh.
Pelajari juga Tembang Maskumambang lengkap dengan 11 contoh dan artinya
6 contoh macapat Gambuh
Di bawah ini adalah tembang macapat Gambuh yang bisa digunakan untuk gerongan atau sindhenan Ketawang Gambuh laras Slendro 6 atau Pelog Barang, dipetik dari buku Serat Wedhatama, karya K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV.
Contoh 1 Pupuh 1
Samengko ingsung tutur
Sembah catur supaya lumuntur
Dhihin raga cipta jiwa rasa kaki
Ing kono lamun nugrahaning tinemu
Tandha nugrahaning Manon
Contoh 1 Pupuh 2
Sembah raga puniku
Pakartine wong amagang laku
Sesucine asarana saking warih
Kang wus lumrah limang wektu
Wantu wataking wewengkon
Contoh 1 Pupuh 3
Inguni-uni durung
Sinarawung wulang kang sinerung
Lagi iki bangsa kas ngetokken anggit
Mintokken kawignyanipun
Sarengate elok-elok
Di bawah ini adalah tembang macapat Gambuh yang bisa digunakan untuk gerongan atau sindhenan Ketawang Gambuh laras Slendro 6 atau Pelog Barang, dipetik dari buku Serat Wulang Reh, karya Sunuhun Paku Buwono IV.
Contoh 2 Pupuh 1
Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katula-tula katali
Kadaluwarsa katutuh
Kapatuh pan dadi awon
Contoh 2 Pupuh 2
Aja nganti kebanjur
Sabarang polah kang nora jujur
Yen kebanjur sayekti kojur tan becik
Becik ngupaya a iku
Pitutur ingkang sayektos
Contoh 2 Pupuh 3
Pitutur bener iku
Sayektine apantes tiniru
Nadyan metu saking wong sudra papeki
Lamun becik nggone muruk
Iku pantes sira anggo
Nada/laras macapat Gambuh
Dalam menyanyikan macapat gambuh, anda harus menyesuaikan laras gamelan seperti yang terdengar pada video di bawah ini:
Kesimpulan
Macapat gambuh adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang memiliki nilai budaya dan filosofi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan zaman modern, melestarikan tembang gambuh membutuhkan dukungan dan perhatian dari semua pihak. Kesenian ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan, serta media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda. Oleh karena itu, mari kita jaga dan lestarikan kesenian tradisional Jawa seperti tembang gambuh untuk tetap hidup dan berkembang di masa yang akan datang.
FAQs:
Apa saja alat musik yang digunakan dalam macapat gambuh?
Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tembang gambuh adalah gamelan, antara lain gender, dan kendang, rebab, dll.
Apa saja tema yang sering muncul dalam macapat gambuh?
Beberapa tema yang sering muncul dalam tembang gambuh antara lain tentang cinta, kebijaksanaan, keadilan, dan kepercayaan kepada Tuhan.
Apa saja peran dan fungsi macapat gambuh di masyarakat Jawa?
Tembang gambuh memiliki peran dan fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, yaitu sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan budaya kepada generasi muda, dan juga digunakan dalam upacara adat dan keagamaan sebagai wujud penghormatan kepada nenek moyang dan Tuhan.
Apakah saya bisa menciptakan macapat Gambuh?
Bisa. Dengan catatan menggunakan patokan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan yang telah ditetapkan.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai tembang macapat Gambuh, semoga menambah wawasan bagi anda yang suka belajar seni dan sastra Jawa khususnya. Selalu kunjungi KawruhBasa.com agar tidak ketinggalan artikel terbaru, atau ikuti kami di Google News