Sesorah Bahasa Jawa: Pengertian, Tujuan, Jenis, Urutan, dan contoh

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 08:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruh BasaSesorah bahasa Jawa atau tanggap wacana atau pidato adalah berbicara atau mengeluarkan gagasan, ide secara lisan di depan orang banyak.

Dalam bahasa Jawa: sesorah yaiku micara utawa nglairake gagasan, penemu sarana lisan ing sangarepe wong akeh.

Sesorah iku ngadhepi wong sing maneka warna, umpamane beda pangkat, kalungguhan, tataran ngelmu, lan sapiturute. Artinya: pidato itu menghadapi orang banyak yang bermacam-macam, misalnya beda pangkat/kedudukan, tingkat ilmu dan sebagainya.

Mula wong kang sesorah iku kudu ngerti bab wigati sing kudu digatekake supaya anggone sesorah bisa kasil karo sing dikarepake. Artinya: Maka orang yang berpidato harus paham bab penting yang harus diperhatikan agar pidatonya bisa berhasil seperti yang diinginkan.

Miturut panemune wong sing nindakake, sesorah iku ora angel kajaba kudu ngerti bab wigatine sesorah, uga gelem gladhen/latihan, saengga sesorah bisa becik lan lancar. Artinya: Menurut orang yang melakukan, sesorah atau pidato itu tidak sulit, selain harus mengerti bab penting pidato juga harus mau berlatih, sehingga bisa menghasilkan pidato yang baik dan lancar.

juara 1 sesorah bahasa jawa
Sesorah Bahasa Jawa: Pengertian, Tujuan, Jenis, Urutan, dan contoh 2

4 tujuan sesorah (pidato)

Seperti telah disinggung di atas, agar sesorah atau pidato bisa dilakukan dengan baik seharusnya memiliki tujuan tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Ucapan selamat datang (Atur pembagyo)

Tujuan sesorah bahasa Jawa yang pertama adalah untuk menerima kedatangan para tamu yang ada pada acara tertentu, seperti acara upacara pengantin, supitan, sepasaran bayi dan lain-lain.

2. Memberikan kabar/informasi

Tujuan sesorah bahasa Jawa yang ke-2 adalah untuk menyampaikan berita. Berita di sini bisa berupa laporan atau menceritakan sebuah bab terhadap pemirsa atau pendengar.

Yang harus diperhatikan yaitu sesorah harus bisa menjabarkan dengan jelas atau gamblang masalah apa yang harus diketahui oleh orang banyak. Maka pendengar atau pemirsa yang sebelumnya tidak tahu sama sekali, setelah adanya sesorah mereka menjadi mengerti dan paham.

Misalnya sesorah tentang laporan pada sebuah rapat organisasi, promosi suatu barang, dan sebagainya.

3. Memberikan hiburan

Sesorah juga bisa digunakan untuk menghibur para pemirsa atau pendengar dengan tujuan agar mereka terhibur hatinya, misalnya pada acara upacara pengantin, ulang tahun, dan lain-lain. Bisa juga untuk menghibur pada acara orang meninggal dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan lebih tegar menerima kenyataan.

4. Ajakan

Sesorah yang bersifat mengajak atau ajakan bertujuan agar yang mendengarkan yakin dan percaya selanjutnya terpikat dan mengikuti apa yang telah disampaikan pada sebuah pidato. Misalnya sesorah pada tempat ibadah yang menyampaikan tentang agama dan lain-lain

5 hal penting yang harus diperhatikan

Dalam melakukan sesorah, seseorang harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahasa

Bahasa yang digunakan harus serasi/harmoni dengan yang dihadapi. Bahasa ngoko digunakan ketika yang dihadapi anak-anak atau yang lebih muda dari pada yang berpidato.

Bahasa krama digunakan jika menghadapi orang yang lebih tua atau orang yang seharusnya dihormati.

Pelaku sesorah harus paham situasi dan kondisi, jika di desa atau kampung bisa menggunakan bahasa krama semua, tetapi jika di kota bisa menggunakan bahasa Indonesia agar mereka lebih mudah memahami apa yang disampaikan.

Pada acara pernikahan, syukuran, supitan, ulang tahun, bahasa yang digunakan adalah bahasa krama yang halus disisipkan bahasa rinengga agar bagus ketika didengar. Selain itu agar bisa menjadi tanda hormat kepada para tamu yang hadir sebaiknya gunakan bahasa yang lugas, kalimatnya tidak meluas ke mana-mana, dengan begitu diharapkan sesorah enak didengar oleh semua para pendengar dan pemirsa.

2. Busana/Pakaian

Pepatah Jawa mengatakan “Ajining raga saka busana“, artinya berharganya tubuh/raga tergantung dari pakaian yang dikenakan.

Untuk itu jika sesorah seyogyanya kenakan pakaian yang rapi, sopan dan sesuai dengan situasi. Dalam hali ini, selain menghormati yang menyaksikan sesorah juga biasa untuk menghargai diri-sendiri. Pakaian juga harus diselaraskan dengan kondisi dan tujuan.

3. Suara

Dalam berpidato gunakan irama suara yang enak didengar, jangan terlalu keras atau terlalu lembut. Dalam mengucapkan kata harus jelas tidak gemetar, tidak terlalu cepat, sehingga apa yang disampaikan mudah dipahami maksudnya, iramanya tidak lugu seperti orang membaca buku.

4. Gerak-gerik, tingkah laku

Gerak-gerik atau tingkah laku orang yang sedang berpidato atau sesorah harus mantab dan tegas, harus menghadap kepada para pemirsa jangan membelakangi. Tangan ngapurancang (kedua tangan diletakkan di bawah pusar), jangan menunduk tetapi juga jangan menengadah.

5. Hal-hal lain yang harus dihindari

Selain empat hal di atas, ada beberapa hal lagi yang harus dihindari ketika melakukan sesorah atau berpidato, antara lain sebagai berikut:

  • Wajah cemberut
  • Gugup
  • Tertawa yang dibuat-buat
  • Sering melihat notes atau catatan
  • Terlalu sering menggerakkan tangan dan kaki
  • Berdiri kaku seperti orang berbaris
  • Tangan menegang
  • Tangan bersedekap
  • Tangan masuk ke baju atau celana.

Urutan sesorah/pidato

Agar dalam melakukan sesorah rapi dan terstruktur sebaiknya perhatikan urutannya, yaitu sebagai berikut:

1. Pembukaan (Purwaka)

Berisi salam dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk bisa bertemu melaksanakan acara tersebut. Juga ucapan terima kasih kepada para tamu yang sudah mau meluangkan waktunya untuk datang pada acara tersebut

2. Isi atau inti sesorah

Hal apa saja yang akan disampaikan, misalnya atur pambagya supitan, syukuran, menjadi wakil keluarga pada upacara pengantin dan sebagainya.

3. Penutup

Isinya harapan yang diinginkan, misalnya yang punya kerja terhadap para tamu, doa, petunjuk, dll, ucapan terima kasih atas kedatangan para tamu dan mohon maaf jika dalam melakukan menerima tamu, jika dalam berbicara ada kata yang kurang baik dan tingkah laku yang tidak mengenakkan, dan terakhir salam penutup.

Jenis sesorah

Dalam masyarakat Jawa, sesorah ada empat jenis lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut

1. Naskah, yaitu sesorah dengan membaca apa adanya yang tertulis.

Kelebihannya Terstruktur, berurutan.

kekurangannya: kurang komunikatif.

2. Hafalan: yaitu sesorah/pidato dengan menghafalkan naskah yang sudah dibuat sebelumnya.

Kelebihan: menjelaskan sendiri.

Kekurangan: kurang komunikatif.

3. Ekstemporan: yaitu sesorah dengan membawa catatan garis besar.

Kelebihan: terstruktur dan komunikatif.

Impromtu: yaitu sesorah mendadak atau spontan.

Kelebihan: menjelaskan sendiri, tidak berurutan

Contoh sesorah bahasa Jawa

Agar anda lebih mudah memahami sesorah, kami telah menyertakan berbagai contohnya, silahkan kunjungi dan baca pada tautan artikel di bawah ini:

Berita Terkait

Cedhak Kebalikan Adoh dalam Bahasa Jawa
Adoh Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofinya
Adhi Bahasa Jawa: Arti, Makna, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adhep dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Makna, dan Penggunaan
Adhem Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam
Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 23:43 WIB

Cedhak Kebalikan Adoh dalam Bahasa Jawa

Senin, 25 November 2024 - 23:40 WIB

Adoh Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofinya

Senin, 25 November 2024 - 23:36 WIB

Adhi Bahasa Jawa: Arti, Makna, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Senin, 25 November 2024 - 23:32 WIB

Adhep dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Makna, dan Penggunaan

Jumat, 22 November 2024 - 20:36 WIB

Adhem Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Cedhak Kebalikan Adoh dalam Bahasa Jawa

Senin, 25 Nov 2024 - 23:43 WIB

Bahasa Jawa

Adoh Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofinya

Senin, 25 Nov 2024 - 23:40 WIB

Bahasa Jawa

Adhep dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Makna, dan Penggunaan

Senin, 25 Nov 2024 - 23:32 WIB