Kawruhbasa.com – Pranata Mangsa bisa diartikan ketentuan musim, yaitu sebuah sistem penanggalan atau kalender Jawa yang dihubungkan dengan aktivitas pertanian, seperti kapan harus mulai menanam dan kapan harus memanen. Tidak itu saja, masyarakat pesisir juga biasa menggunakan pranata mangsa untuk menangkap ikan dilaut.
Pranata mangsa adalah sistem penanggalan atau kalender Jawa yang disusun berdasarkan pada peredaran Matahari yang memiliki 1 siklus (= 1 tahun) dengan periode 365 hari. Pranata mangsa memuat berbagai aspek fenomena dan gejala alam yang bisa dimanfaatkan masyarakat Jawa khususnya sebagai pedoman dalam kegiatan pertanian.
Dengan kalender tersebut maka para petani mampu mempersiapkan diri ketika akan datang berbagai bencana seperti: banjir, kekeringan, wabah penyakit, serangan hama, dll).
Ternyata, sistem kalender seperti ini tidak hanya dikenal masyarakat Jawa Tengah, tetapi juga dikenal oleh masyarakat Sunda dan Bali. Di bali kalender semacam ini dikenal dengan Kerta Masa. Sedangkan di Eropa, seperti Jerman juga mengenal penanggalan pertanian serupa yang disebut Bauernkalendar atau “penanggalan untuk petani“.
Pelajari juga Arane Dina, Pasaran, Wuku, Sasi, Wilangan, Wayah, Kiblat, Bocah, Sedulur, Turun, lan Watak
Daftar isi artikel
Prisma Pranata mangsa
Di bawah ini adalah gambaran sistem pranata mangsa yang diwujudkan dalam prisma.
Umur pranata mangsa
Layaknya kalender nasional, pranata mangsa juga memiliki 12 macam. Dalam kalender pranata mangsa, masing-masing mangsa memiliki umur atau lamanya musim berjalan. Di bawah ini urutan mangsa dari mangsa Kasa sampai mangsa Sabda lengkap dengan istilah dan umurnya:
No. | Mangsa | Nama lain | Umur (hari) |
---|---|---|---|
1 | Kasa | Kartika – Budda | 41 |
2 | Karo | Puso – Buja | 23 |
3 | Katelu | Manggasri – Wedda | 24 |
4 | Kapat | Sitra – Catur | 25 |
5 | Kalima | Manggakala – Gati | 27 |
6 | Kanem | Naya – Winayang | 43 |
7 | Kapitu | Palguna – Biksuka | 43 |
8 | Kawolu | Wisaka – Basu | 26/27 |
9 | Kasanga | Jita – Nanda | 25 |
10 | Kasepuluh | Srawana – Boma | 24 |
11 | Destha | Pandrawana | 23 |
12 | Sabda | Asuji | 41 |
Keterangan:
Pada Mangsa Kawolu umurnya 26 atau 27 hari, artinya ada mangsa wuntu dan ada mangsa wastu. Jika ingin mengetahui umur mangsa kawolu 26 atau 27 hari. Angka tersebut angka tahun Mangsa dibagi 4, jika habis berarti mangsa wuntu, umur 27 hari. Namun jik masih tersisa 3 atau 2 atau 1, maka artinya mangsa wastu, umur 26 hari.
Angka tahun mangsa berhenti setiap 128 hari, lalu milai lagi dari angka 1 lagi (pada tahun Jimawal angka 1837, angka tahun mangsa angka 53).
Untuk memudahkan menghafal para leluhur telah mencantumkannya ke dalam tembang macapat dhandhanggula di bawah ini:
Kasa selasan sekar hartati,
karo crobo kumet kang katiga,
kapat resikan,
ma juweh,
kanem lantip ing kalbu,
kapitune tiba cengkiling,
kawolu tiba madya, kasanga swara sru,
laranaten kasadasa,
destha climut punika tegesireksi,
sabda sedheng artinya
Pelajari juga 159 Arane Uwit, Godhong, Kembang, Pentil, Woh wohan, lan Isine dalam bahasa Jawa
Candraning mangsa
Dengan mengamati fenomena alam, orang Jawa memberikan candra atau perumpamaan, bagaikan dll seperti di bawah ini:
1. Mangsa Kasa
- umur: 41 hari
- candrane: Sotya murca ing embanan
- dimulai kira-kira tanggal: 24 Juni
- keadaan alam: daun-daun rontok, banyak kayu patah, belalang mulai bertelur, mulai menanam palawija.
- watak bayi yang lahir: welas asih
2. Mangsa Karo
- umur: 23 hari
- candrane: Bantala rengka
- dimulai kira-kira tanggal: 2 Juli
- keadaan alam: tanah mulai retak, tanaman palawija mendapatkan air dari irigasi, pohon randi dan mangga mulai keluar daun muda.
- watak bayi yang lahir: tidak suka kebersihan
3. Mangsa Katelu
- umur: 24 hari
- candrane: Suta manut ing bapa
- dimulai kira-kira tanggal: 25 Agustus
- keadaan alam: tumbuhan menjalar dan tanaman kebun seperti jahe, kunyit dll mulai bersemi.
- watak bayi yang lahir: kumet
4. Mangsa Kapat
- umur: 25 hari
- candrane: Wapa kumembeng jroning kalbu
- dimulai kira-kira tanggal: 18 September
- keadaan alam: sumber air kering, pohon randu mulai berbuah, burung manyar membuat sarang.
- watak bayi yang lahir: resikan (suka kebersihan)
5. Mangsa Kalima
- umur: 27 hari
- candrane: Pancuran emas sumawur ing jagad
- dimulai kira-kira tanggal: 13 Oktober
- keadaan alam: mulai musim penghujan, daun asam mulai bersemi, ular keluar dari lubang persembunyian, hujan deras.
- watak bayi yang lahir: Juweh (cerewet)
6. Mangsa Kanem
- umur: 43 hari
- candrane: Rasa mulya kasucian
- dimulai kira-kira tanggal: 9 Nopember
- keadaan alam: musim buah-buahan, para petani mulai menggarap tanah, parit banyak hewan bibis
- watak bayi yang lahir: Lantip (pintar)
7. Mangsa Kapitu
- umur: 43 hari
- candrane: Wisa kentas ing maruta
- dimulai kira-kira tanggal: 22 Desember
- keadaan alam: banyak penyakit, sungai banjir, angin besar, para petani mulai menanam.
- watak bayi yang lahir: cengkiling (suka menganiaya orang)
8. Mangsa Kawolu
- umur: 27 hari
- candrane: Hanjrah jroning kayun
- dimulai kira-kira tanggal: 3 Januari
- keadaan alam: musim kucing kawin, tanaman padi sudah tinggi, banyak hama uret
- watak bayi yang lahir: madya (sedang)
9. Mangsa Kasanga
- umur: 25 hari
- candrane: Wedharing wacana mulya
- dimulai kira-kira tanggal: 1 Pebruari
- keadaan alam: hewan gangsir berbunyi, hewan garengpung berbunyi
- watak bayi yang lahir: paradah (dermawan)
10. Mangsa Kasepuluh
- umur: 24 hari
- candrane: Gedhong minep jroning kalbu
- dimulai kira-kira tanggal: 26 Maret
- keadaan alam: banyak hewan hamil, burung membuat sarang, padi sudah siap panen
- watak bayi yang lahir: laran aten (mudah sakit hati)
11. Mangsa Destha
- umur: 23 hari
- candrane: Sotya sinara wedi
- dimulai kira-kira tanggal: 9 April
- keadaan alam: burung mulai memberi makan anaknya
- watak bayi yang lahir: climut (suka mencuri)
12. Mangsa Sabda
- umur: 41 hari
- candrane: Tirta sah saka sasana
- dimulai kira-kira tanggal: 12 Mei
- keadaan alam: musim dingin di malam hari, orang mulai berkeringat
- watak bayi yang lahir: sedheng (sedang)
Pelajari juga Panyandra: Pengertian, Jenis lengkap dengan contoh
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai Pranata Mangsa yang masih digunakan masyarakat Jawa, semoga menambah pengetahuan. Kunjungi terus Kawruh Basa untuk mendapatkan artikel terbaru seputar bahasa Jawa dan seni budaya, atau ikuti kami di Google News