30 Contoh Rura Basa, bahasa Jawa salah kaprah yang masih umum digunakan

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Selasa, 4 Juni 2024 - 23:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.com – Dilihat dari asal katanya, rura basa berasal dari dua kata yaitu “rura” artinya rusak/salah, dan “basa” artinya bahasa. Jadi jika didefinisikan, rurabasa adalah gabungan/bentukan kata yang salah tetapi umum diucapkan, karena jika dibenarkan justru kurang pas.

Dalam bahasa Jawa, rurabasa yaiku rakitaning tembung kang luput nanging wis umum utawa lumrah diucapke, amarga menawa dibenerke malah kurang pas sabab ora lumrah

Sebagai contoh “adang sega” artinya adang = memasak, sega = nasi.

Penjelasan : jika dianalisa sega atau nasi sudah berwujud makanan yang siap disantap, sedangkan tembung adang sega berarti memasak nasi. Bukankah nasi tidak perlu dimasak?

Dalam percakapan sehari-hari masyarakat Jawa, rurabasa sebenarnya hanya sebagai suatu anggapan saja. Anehnya, jika susunan kata rura basa dibenarkan, justru akan terdengar aneh dan berbelit-belit, sehingga sulit diterima oleh masyarakat umum.

Pelajari juga Keratabasa Bahasa Jawa yang populer sepanjang masa

Penggunaan Rurabasa

contoh rurabasa
30 Contoh Rura Basa, bahasa Jawa salah kaprah yang masih umum digunakan 2

Dalam pergaulan dan percakapan sehari-hari, rurabasa umum digunakan, dan tidak ada yang mempertanyakan kevalidtan bahasa tersebut.

Ternyata, rura basa tidak hanya dalam Bahasa Jawa, dalam Bahasa Indonesia sering juga kita temui kalimat atau frasa yang sebenarnya susunannya salah. Namun karena sudah lazim digunakan maka kata tersebut terdengar biasa dan tidak ada yang menyalahkan.

Sebagai contoh, jika dalam bahasa Jawa “adang sega” maka dalam bahasa Indonesia “memasak nasi”,. Telah kami jelaskan di atas bahwa nasi sudah menjadi makanan matang yang tidak perlu lagi di masak. Penggunaan yang tepat seharusnya memasak beras, setelah masak baru disebut nasi.

Pelajari juga 4 jenis Tembung Camboran Bahasa Jawa, pengertian dan contohnya

30 contoh Rura basa lengkap dengan arti, penjelasan dan penggunaannya dalam kalimat

1. Adang sega, artinya memasak nasi, yang tepat adang beras.

Penjelasan : silahkan baca penjelasannya di atas pada paragraf ke-3.

Contoh ukara (kalimat) : “Simbok lagi adang sega ana pawon”, artinya Ibu sedang memasak nasi di dapur.

2. Adang thiwul, artinya memasak tiwul (nasi dari ubi)

Penjelasan : yang tepat seharusnya “adang menir” (memasak butiran ubi kecil-kecil) agar menjadi nasi thiwul. Thiwul adalah nasi yang terbuat dari ubi kayu.

Contoh ukara (kalimat) : “Jaman sak iki wis langka wong adang thiwul”, artinya Jaman sekarang sudah jarang orang memasak nasi thiwul.

3. Mbathik jarit, artinya membatik kain batik.

Penjelasan : yang tepat “mbathik mori” (membatik kain) supaya menjadi jarit. Jarit adalah kain yang sudah dibatik, jadi jarit tidak perlu dibatik karena sudah ada batiknya.

Contoh ukara (kalimat) : “Budi sakiki nyambut gawe mbathik jarit”, artinya Budi sekarang kerja membatik.

4. Mbakar sate, artinya membakar sate.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “mbakar daging” (memanggang daging) untuk dijadikan sate. Karena sate berarti sudah menjadi makanan dari daging yang sudah tidak perlu dibakar lagi.

Contoh ukara (kalimat) : “Bakule lagi mbakar sate”, artinya pedagang baru membakar sate.

5. Negor klapa, artinya menebang kelapa.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “negor wit klapa” (menebang pohon kelapa), karena kelapa berarti buah kelapa.

Contoh ukara (kalimat) : “Pak Amat negor klapa aneng mburi omah”, artinya Pak Amat menebang kelapa di belakang rumah.

6. Nggodhog wedang, artinya merebus minuman.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nggodhog banyu” (merebus air), karena namanya minuman seharusnya sudah dimasak.

Contoh ukara (kalimat) : “Simbah lagi nggodhog wedang”, artinya nenek/kakek sedang merebus minuman.

7. Ndudhuk sumur, artinya menggali sumur

Penjelasan : yang tepat seharusnya “ndhudhuk lemah” (menggali tanah), karena sumur berarti sudah tidak perlu digali.

Contoh ukara (kalimat) : “Lik Pandiyo lagi ndhudhuk sumur”, artinya Paman Pandiyo sedang menggali sumur.

8. Ngulek sambel, artinya melumat sambal.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “ngulek lombok” (melumat cabai dan bahan lain untuk dijadikan sambal), karena sambal segarusnya tidak perlu dilumat lagi.

Contoh ukara (kalimat) : “Yanti dikongkon ngulek sambel ibune”, artinya Yanti disuruh ibunya melumat sambel.

9. Nggoreng krupuk, artinya menggoreng krupuk.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nggoreng krecek” (menggoreng krecek), karena kerupuk berarti krecek yang sudah digoreng.

Contoh ukara (kalimat) : “Simbok lagi nggoreng krupuk”, artinya ibu sedang menggoreng kerupuk.

10. Mikul bakso, artinya memikul bakso.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “mikul rombong bakso” (memikul wadah/tempat bakso), karena bakso bentuknya bulat-bulat kecil, tidak mungkin bukan jika dipikul?

11. Bakul jangan, artinya penjual sayur.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “bakul godhongan dinggo bahan sayuran” (penjual daun-daunan bahan untuk membuat sayur), karena sayur berarti makanan yang sudah dimasak.

12. Menek klapa, artinya memanjat klapa

Penjelasan : yang tepat seharusnya “menek wit klapa” (memanjat pohon kelapa), karena kelapa itu buahnya, tidak mungkin untuk dipanjat.

13. Njahit klambi. artinya menjahit baju.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “njahit kain/mori” (menjahit kain), karena klambi (baju) adalah hasil dari kain yang sudah dijahit.

14. Nutu gethuk, artinya menumbuk gethuk.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nutu bodin mateng” (menumbuk bahan pembuat gethuk), karena gethuk sudah menjadi makanan setelah ditumbuk.

15. Mbunteli tempe, membungkus tempe.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “mbunteli dhele” (membungkus kedelai), karena tempe berarti sudah menjadi bahan makanan hasil dari kedelai yang dibungkus yang menjamur dan akhirnya menjadi tempe.

Pelajari juga Tembung Saroja lengkap contoh dan artinya dalam bahasa Jawa dan Indonesia

16. Menek krambil, memanjat buah kelapa.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “menek wit krambil” (memanjat pohon kelapa) bukan buah kelapanya yang dipanjat.

17. Njilid buku, artinya menjilid buku.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “njilid kertas” (menjilid kertas), karena buku merupakan hasil dari menjilid kertas.

18. Nulis layang, artinya menulis surat.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nulisi kertas dadi layang” (menulis di kertas menjadi surat)

19. Nggawe omah, artinya membuat rumah.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nata bata/semen, dll” (manata bata/semen, dll) agar menjadi rumah.

20. Ngenam klasa, artinya menganyam tikar.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “ngena, mendhong” (menganyam mendhong) untuk dijadikan tikar.

21. Nggodhog gula, artinya merebus gula.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nggodhog badhek/nira” (merebus badhek/nira bahan pembuat gula).

22. Negor gedhang, artinya menebang pisang.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “negor wit gedhang” (menebang pohon pisang), karena pisang itu buahnya.

23. Nggiling tahu, artinya menggiling tahu.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nggiling dhele nggo gawe tahu” (menggiling kedelai untuk dijadikan tahu).

24. Ngiris dhendheng, artinya mengiris dhendheng.

Penjelasan : yang tepat seharusnya “ngiris daging dinggo dhendheng” (mengiris daging untuk dijadikan dendeng).

25. Nglentik lenga

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nglentik santen” untuk dijadikan minyak.

26. Nunggu manuk, artinya menunggu burung

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nunggu pari” neng sawah supaya ora dipangan manuk (menunggu padi di sawah agar tidak dimakan burung).

27. Nyangking banyu, artinya menenteng air

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nyangking wadah sik enek banyune”, (menenteng tempat air seperti ember misalnya).

28. Mangan esuk, artinya makan pagi

Penjelasan : yang tepat seharusnya “mangan wayah esuk/sarapan”, (makan diwaktu pagi), karena esuk (pagi) adalah waktu yang tidak mungkin dimakan.

29. Nandur gedhang, artinya menanam pisang

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nandur wit gedhang” (menanam pohon pisang), karena gedhang (pisang) tidak mungkin ditanam.

30. Nunggu geni, artinya menunggu api

Penjelasan : yang tepat seharusnya “nunggu kompor/pawon supaya genine ora mati” (menunggu kompor/tungku supaya apinya tidak mati).

Sebenarnya masih banyak contoh rurabasa, hanya saja admin kesulitan mengingat lainnya, karena tembung rurabasa terdengar biasa saja, jadi tidak mengundang ingatan bahwa kata itu sebenarnya salah atau kurang tepat.

Pelajari juga Tembung Garba Bahasa Jawa: Pengertian, Fungsi, Jenis dan 57+ Contohnya

Kesimpulan

Rura basa adalah gabungan/bentukan kata yang salah tetapi umum diucapkan, karena jika dibenarkan justru kurang pas. Secara sekilas kata tersebut tidak ada yang salah, karena telinga kita sudah terbiasa mendengar dan tahu betul maksudnya, namun jika dianalisa lebih mendalam penggunaan kata tersebut sebenarnya tidak tepat. Anehnya, jika kata tersebut dibenarkan justru menjadi kata yang ribet dan sulit dipahami.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai rura basa, semoga bermanfaat bagi Anda yang membutuhkan. Kunjungi terus KawruhBasa.com untuk mendapatkan update artikel pembelajaran bahasa Jawa, atau ikuti kami di Google News

Berita Terkait

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam
Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa
Bajingan dalam Bahasa Jawa: Makna, Sejarah, dan Penggunaan
Jancuk atau Jancok Bahasa Jawa Kasar: Arti, Asal Usul, dan Penggunaan
Makna Kata “Asu” dalam Bahasa Jawa Kasar dan Konteks Penggunaannya

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 20:32 WIB

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 November 2024 - 20:29 WIB

Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rabu, 20 November 2024 - 19:26 WIB

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 November 2024 - 19:20 WIB

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Kamis, 14 November 2024 - 20:06 WIB

Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 Nov 2024 - 20:32 WIB

Bahasa Jawa

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:26 WIB

Bahasa Jawa

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:20 WIB