55+ contoh Cangkriman wancahan, irib iriban, blenderan, tembang, dan wantah

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Sunday, 2 June 2024 - 16:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawuhbasa.com – Cangkriman yaiku rumpakan utawa unen-unen kang kudu dibatang utawa dibedhek maksudnya. (Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya). Adhehasar dhapukan, surasa, lan wujudte cangkriman bisa kabedakake dadi 5, yaiku: (berdasarkan hubungan, kalimat, dan wujudnya, cangkriman di bagi menjadi 5, yaitu):

  1. Cangkriman kang awujud tembang wancahan
  2. Cangkriman kang ngemu surasa pepindhan utawa irib-iriban
  3. Cangkriman kang ngemu surasa blenderan
  4. Cangkriman kang sinawung ing tembang
  5. Cangkriman wantah

Agar lebih jelas, di bawah ini kami uraikan lebih luas mengenai jenis cangkriman di atas yang dilengkapi dengan contoh, jawaban, dan artinya.

Cangkriman
55+ contoh Cangkriman wancahan, irib iriban, blenderan, tembang, dan wantah 2

1. Cangkriman wancahan, arti dan contohnya

Wancah tegese cekak (pendek), wancahan tegese cekakan atau dalam bahasa Indonesia disebut singkatan. Cangkriman wancahan yaiku cangkriman sing wujudte wewancahaning tembung-tembung. Jadi, wujud cangkriman wancahan adalah kata atau kalimat yang pendek namun jika diartikan menurut kata yang tertulis mayoritas tidak ada artinya, atau terkesan aneh dan lucu karena bentuknya singkatan atau kependekan.

Jika dalam bahasa indonesia teka-teki, jika dalam bahasa jawa di sebut cangkriman. Ini juga merupakan kekayaan khasanah bahasa Jawa satu-satunya di dunia.

Salah satu contoh wancahan, yaitu “gerbong tulis” jawabannya adalah pager kobong watune mendhelis. Artinya: pagar terbakar batunya tampak menonjol.

Contoh 22 cangkriman wancahan lainnya:

  1. burnaskopen = bubur panas kokopen (artinya: bubur panas makanlah)
  2. buta buri = tebu ditata mlebu lori (artinya: tebu di tata masuk lori)
  3. gamoh thuwet = paga amoh, munthu awet (artinya: tempat perkakas dapur rusak, alat menyambal awet)
  4. gerbong tulis = pager kobong watune mendhelis (artinya: pagar terbakar batunya tampak menonjol)
  5. gowang pelot = jagone ana ing lawang, cempene mencolot (artinya: ayam jantan di pintu, anak kambing melompat)
  6. itik pertis, ibo perbeng = tai pitik memper petis, tai kebo memper ambeng (artinya: kotoran ayam mirip petis, kotoran kerbau mirip ambengan)
  7. karla nderen = mbakar tela sumendhe keren (artinya: masak ketela dengan bara api di kompor tradisional jawa, keren juga disebut pawon)
  8. kicak ketan = kaki macak iket-iketan (artinya: anak laki-laki berdandan pakai iket)
  9. lesmba dhonge karwa pete = tales amba godhonge cikar dawa tipete/tilase (artinya: talas lebar daunnya, cikar panjang bekasnya)
  10. linggok sunder = maling menggok, asu nyander (artinya: maling/pencuri belok arah anjing mendekat)
  11. manuk biru = pamane nunuk, bibine kuru (artinya: pamannya gemuk, bibinya kurus)
  12. pakbomba, paklawa, pakpiut = tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak sapi ciut (artinya: telapak kerbau lebar, telapak ular panjang, telapak sapi kecil/sempit)
  13. pakboletus = tapak kebo lelene satus (artinya: bekas telapak kerbau (ditanah) ada lelenya seratus)
  14. pindhang kileng = sapi mbandhang, kaki mentheleng (artinya: sapi berlari kaki diam saja, kaki sebutan anak laki-laki Jawa)
  15. pongah joli = ompong tengah mbrojol tai (artinya: gigi ompong bagian tengah bisa untuk keluar tai/kotoran manusia)
  16. rangsinyu, muksita = jurang isi banyu, gumuk isi watu (artinya: jurang berisi air, bukit kecil berisi batu)
  17. rukndhul wadi: jeruk gumandhul kaki wedi (artinya: jeruk menggantung anak laki-laki takut)
  18. segara beldhes = segane pera sambele pedhes (artinya: nasinya kering (tidak lengkat) sambelnya pedhas)
  19. semplak wati = asem dhamplak disawati (artinya: buah asam dilempari “biasanya dengan batu kecil”)
  20. Segara Beldhes = Segane pera sambele pedhes (Nasinya agak kering sambelnya pedas)
  21. tulus kerda = watu alus disengker walanda (artinya: batu halus dimiliki belanda/penjajah)
  22. tuwok rawan = untu krowok larane ora karu-karuwan (artinya: gigi berlubang sakitnya tidak karuan)
  23. wit thoyung = yen dijiwit atho biyung (artinya: kalau dicubit “atho biyung” = cara orang jawa berteriak)

Kesimpulan dan rumus membuat cangkriman wancahan

Dari 22 contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa akronim yang diwujudkan dalam cangkriman wancahan pada umumnya mengambil suku kata depan dan suku kata belakang. Ini bebas, biasanya orang Jawa mengambil suku kata yang jika digabungkan menjadi kata atau kalimat yang luwes dan unik.

Contoh: Mengapa kalimat Tapak kebo lelene satus jika dijadikan cangkriman wantahan menjadi “pakboletus”?

Begini penjelasannya:

  • Dari kata tapak diambil suku kata terakhir pak,
  • Dari kata kebo diambil suku kata terakhir bo,
  • Dari kata lelene diambil suku kata paling depan le, dan
  • Dari kata satus diambil suku kata terakhir tus

Dari pengambilan beberapa suku kata di atas setelah digabungkan menjadi “pakboletus”

2. Cangkriman pepindhan (irib-iriban), arti dan contohnya

Cangkriman pepindhan atau irib-iriban yaiku unen-unen kang wujudte ukara sing racikan tembunge mbutuhne batangan, nanging jawabane kudu pas. Dalam bahasa Indonesia, cangkriman yaitu kalimat yang gabungan katanya membutuhkan jawaban, namun jawabannya harus spesifik atau tepat. Biasanya, jawabannya lebih singkat dan simpel dari pada panjang cangkrimannya.

Agar lebih detail, di sini kami berikan 17 contoh cangkriman irib-iriban:

1. anake clurutan, mbokne prak-prakan, artinya: anaknya berlarian, induknya ke sana ke mari

Jawaban: piranti nenun (alat menenun)

2. bosok malah enak, artinya: busuk tetapi rasanya malah enak

Jawaban: tape (tapai)

3. dicakot pucuke sing kalong bongkote = digigit pucuknya yang berkurang batangnya

Jawaban: udut (orang merokok)

4. dijupuki malah dadi mundhak gedhe, artinya: diambil terus malah menjadi semakin besar

Jawaban: jugangan (orang menggali lubang di tanah)

5. emboke dielus-elus, anake diidak-idak, artinya: ibunya dibelai/elus, abaknya diinjak-injak.

Jawaban: andha (orang naik tangga)

6. emboke wuda, anake tapihan, artinya: ibunya telanjang, anaknya memakai kebaya

Jawaban: pring, bung (bambu dan anaknya)

7. gajah nguntal sangkrah, artinya gajah memakan sampah

Jawaban: luweng (lubang di bawah tanah)

8. kayu mati ginubet ula mati, artinya: kayu mati dililit ular mati

Jawaban: gangsingan (gangsing)

9. maling papat oyak-oyakan, artinya empat pencuri kejar-kejaran

Jawaban: wong ngulur lawe (orang mengurut benang)

10. ora dagang ora layar, sandhangane murub mubyar, artinya: tidak berdagang tidak berlayar, pakaiannya menyala.

Jawaban: konang (kunang-kunang)

11. pak demang klambi abang, disuduk manthuk-manthuk, artinya: bapak demang bajunya merah, ditusuk mangangguk-angguk.

Jawaban: jantung kembang gedhang (jantung bunga pisang)

12. pitik walik saba kebon, artinya: ayan bulu terbalik berada di kebun

Jawaban: nanas (buah nanas)

13. sawah rong kedhok, galengane sithok, artinya: sawah 2 kedhok, pematangnya satu

Jawaban: godhong gedhang (daun pisang)

14. sega sekepel dirubung tinggi, artinya: nasi satu kepal dikeroyok tinggi, tinggi = hewan kecil

Jawaban: salak (buah salak)

15. tibane ngisor digoleki ndhuwur, artinya; jatuhnya di bawah tetapi dicari di atas.

Jawaban: gendheng trocoh (genteng bocor)

16. wit adhikih, wot adhakah, artinya: pohon adikih, pohon adakah

Jawaban: semangka (semangka)

17. wit adhakah, wit adhikih, artinya: pohon adakah, pohon adikih

Jawaban: waringin (pohon beringin)

Kesimpulan dan rumus membuat cangkriman irib-iriban

Dengan membaca dan mengamati contoh cangkriman irib-iriban di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk membuatnya kita tidak membutuhkan rumus yang baku. Karena ini hanya merupakan wujud kreativitas kita sendiri.

Sebagai contoh: “emboke dielus-elus, anake diidak-idak“, artinya: ibunya dibelai/elus, abaknya diinjak-injak.

Kalimat yang kami bold jika diartikan sebenarnya seakan-akan kita bisa merasakan itu kekejaman, karena ibunya saja dibelai, tetapi anaknya justru diinjak-injak.

Tetapi setelah kita mengetahui jawabannya biasanya kita akan tersenyum tapi sekaligus dongkol. Karena ternyata jawabannya sepele, tetapi benar dan tepat.

Penjelasannya begini:

Ketika orang naik tangga, yang kita memegang 2 batang pegangan (diibaratkan ibu yang dielus/dibelai), sedangkan anak tangganya (diibaratkan anak) diinjak-injak. Masuk akal bukan?

3. Cangkriman blenderan, arti dan contohnya

Blenderan tegese plesedtan, menawa ditegesake cangkriman blenderan yaiku cangkriman sing batangane ngemu srekalan utawa plesedtan, dudu ukara sing muni. Ngemu teges liya, nanging ukarane mleset.

Dalam bahasa Indonesia, cangkriman blenderan adalah cangkriman yang jawabannya meleset dari kata atau kalimat yang ada. Jawaban tersebut mengandung makna lain, tetapi kata atau kalimatnya mengandung suku kata yang dimaksud.

Contoh cangkriman blenderan

Mungkin anda masih bingung dengan penjelasan di atas, karena admin sendiri juga belum bisa menyampaikan definisi yang tepat. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang rumit, sehingga terkadang disampaikan dalam bahasa Indonesia sulit mencari padan kata/kalimatnya.

Agar lebih paham, mungkin dengan membaca contoh di bawah ini anda akan lebih paham

1. Hara sapa sing gelem ngukur meja dak opahi saringgit. (Hayo siapa yang mau mengukur meja saya kasih upah satu ringgit).

Jawaban: ngukur bukan berarti mengukur untuk mengetahui ukuran, tetapi menggaruk gatal dengan kuku).

2. Jo, sesuk menyang kutha, jare bakale ana Cina arep digantungi. (Jo, besuk ke kota, katanya akan ada Cina digantung)

Jawaban: bakale yang dimaksud bakal dalam bahasa Indonesia kain. Jadi yang dimaksud sebenarnya “besuk ke kota akan ada kain Cina akan digantung)

2. Kowe ngandel apa ora, manawa ing pasar malem ana banyu pait, yen tetes legi. (Kamu percaya apa tidak, kalau di pasar malam ada air pait, kalau basah manis)

Jawaban: Tetes itu kilang tebu bukan air menetes

3. Kowe apa ora tilik Pak Drana, dheweke wis anguk-anguk kubur. (Apa kamu tidak besuk Pak Drana, ia sudah mau masuk kubur)

Jawaban: anguk-anguk yang dimaksud sakit parah hampir meninggal

4. Lagi tumon iki aku, ana uceng-uceng neng banyu urip. (Baru tahu kali ini, ada uceng (anak lele) hidup di air)

Jawaban: uceng yang dimaksud bukan anak lele, tetapi sumbu lampu tradisional orang Jawa, namanya senthir.

5. Wah, Sarija wis wiwit kluruk.

Jawaban: yang dimaksud bukan kluruk (berkokok layaknya ayam jantan), tetapi berbicara keras di pagi hari

6. Wah, wingi pasar ana geger-gegeran Wah, kemarin di pasar ada huru hara), wong adol pitik padha disrimpungi (orang menjual ayam ditali kakinya), wong adol krambil dikepruki (orang menjual buah kelapa dipukuli), wong adol tempe diwudani (orang menjual tempe ditelanjangi), wong adol mbako diambungi (orang menjual tembakai di cium).

Jawaban:

  • bukan penjual ayam yang disrimpungi (ditali kakinya), tetapi ayamnya.
  • bukan penjualnya kelapa yang dikepruki (dipukuli), tetapi kelapanya yang dipukuli.
  • bukan penjual tempe yang di diwudani (ditelanjangi), tetapi tempenya yang ditelanjangi.
  • bukan penjual tembakau yang diambungi (di cium), tetapi tembakaunya yang dicium.

7. We, lha ora idhep isin, cah gedhe kok ngguyu tuwa. (Wo, kok nggak punya malu, orang dewasa kok tertawa tua)

Jawaban: bukan tertawa yang dimaksud, ngguyu tuwa = nangis.

8. Wingi aku sowan Pak Guru mung disuguh anggur, bareng sowan Pak Mantri disuguh anggur cap jenggot. (Kemarin aku bertamu ke Pak Guru diberi hidangan anggur, tetapi bertamu ke Pak Mantri diberi hidangan anggur cap jenggot).

Jawaban: anggur yang dimaksud blenderannya nganggur, jadi ketika bertamu ke rumah Pak guru nganggur, tak diberi hidangan.

9. Wingi wudunen sugih pari, karepe paringisan.

Jawaban: pari yang dimaksud bukan padi, tetapi paringisan yang artinya mimik muka meringis kesakitan.

4. Cangkriman kang sinawung ing tembang, arti dan contohnya

Cangkriman sinawung ing tembang yaiku cangkriman kang sejatine pepindhan, nanging diwujudake ing tembang macapat. (Cangkriman sinawung ing tembang adalah cangkriman yang sebenarnya pepindhan, tetapi diwujudkan dalam bentuk tembang macapat).

Ini juga menjadi salah satu keunikan sastra Jawa, dalam sebuah nyanyian pun mereka mampu menyisipkan pesan yang juga harus ditebak, tetapi berwujud teka-teki atau cangkriman.

Contoh cangkriman kang sinawung ing tembang

Di bawah ini kami akan memberikan contoh dalam bentuk tembang macapat pocung, asmaradana, kinanthi, dan mijil

1. Contoh cangkriman tembang “Pocung”

Bapak pocung, dudu watu dudu gunung
sankane ing sabrang
nggon anggone sang Bupati
yen lumampah si pocung lambeyan grana

Jawaban: gajah

Bapak pocung renteng-renteng kaya kalung
Dawa kaya ula
Ancik ancik wesi miring
Yen lumaku si pocung ngumbar suwara

Jawaban: sepur = kereta api

Bapak pocung amung sirah lawan gembung
Padha dikunjara
Mati sajroning ngaurip
Mijil baka si pocung dadi dahana

Jawaban: penthol korek = korek api

Bapak pocung, cangkemu marep mandhuwur,
Sabane ing sendhang, pencokane lambung kering,
Prapteng wisma si pocung mutah kuwaya.

Jawaban: klenthing = nama alat untuk mengambil air

Namung tutuk, Lan netra kalih kadulu,
Yen pinet kang karya, Sinuduk netrane kalih,
Yeku sarat ira bangkit ngemah-ngemah.

Jawaban: gunting

Bapak pocung rupane saenggo gunung
Tan ana kang tresna, kabeh uwong mesthi sengit
Yen kanggonan denlus-elus tinangis.

Jawaban: wudun = bisul

Bapak pocung sasadulur ana pitu
Tan ana kang padha, mati enem urip siji
Dulur pitu tan nate urip barengan.

Jawaban: saptawara/dinten = hari

2. Contoh cangkriman tembangAsmaradana

Sang dyah sukune mung siji (Adalah suatu wujud)
atenggak datanpa sirah (Tanpa kepala tanpa leher)
ciri bengkah pranajane (Hanya berbentuk perut saja)
tinalenan jangganira (Dan kaki keduanya)
sinendhal ngasta kiwa (Tetapi tanpa telapak kaki)
ngaru ara denya muwus (Bentuknya bokong dapat dilihat)
sarwi kekejek kekitrang (Akrab pada para pria)

Jawaban: kathok (celana)

3. Contoh cangkriman tembangKinanthi

Wujud ngong lir Kresna Prabu
bangsa sato kadya peksi
sasana nunggil manungsa
pamboga maduning sari
suwara anglir raseksa
darbe curiga ing medi

Jawaban: tawon (lebah)

Wonten putri luwih ayu (Ada putri amat cantik)
Tan ana ingkang tumandhing (tidak ada yang menandingi)
Sariranira sang retna (badan sang dewi)
Owah-owah saben ari (Berubah setiap hari)
Yen rina kucem kang cahya (Kalau siang suram cahayanya)
mung ratri mancur nelahi (Hanya pada malam hari bersinar cahayanya)

Jawaban: rembulan (bulan)

4. Contoh cangkriman tembangMijil

Wisma ingkang kinarya upami
pelog mawi gedhong
kang anggenggem gangsal kathahe
bangsa rucah prabeda sari
yang sajuga mijil
kang catur lan kantun

Jawaban: driji (jari telunjuk)

5. Cangkriman wantah

Cangkriman wantah yaiku cangkriman sing biasane pitakonane lan jawabane cengkah. (Cangkriman wantah yaitu cangkriman yang biasanya antara pertanyaan dan jawabannya bertolak belakang).

Agar lebih jelas, berikut 5 contohnya:

1. Dilebokno malah metu (Dimasukkan malah keluar)
Jawaban: benik (kancing baju)

2. Cebloke ngisor, digoleki ndhuwur (jatuhnya ke bawah yang dicari di atas)
Jawaban: gendheng trocoh (genteng bocor)

3. Dicokot pucuke, kelong bongkote (Digigit ujungnya, yang berkurang pangkalnya)
Jawaban: rokok

4. Dikethok tambah dhuwur, disambung tambah cendhak (Dipotong tambah tinggi, disambung tambah pendek)
Jawaban: kathok (celana)

5. Yen cilik dadi kanca yen gedhe dadi musuh (kalau kecil jadi teman, kalau besar jadi musuh)
Jawaban: geni (api)

Ciri-ciri cangkriman

Ciri-ciri cangkriman umumnya ada lima, yaitu:

  1. Wujudte tetembungan utawa unen-unen (Berbentuk kata-kata)
  2. Bisa uga awujud ukara utawa andharan (Bisa juga berwujud kalimat)
  3. Tetembungan utawa unen-unen kuwi kudu di bethek/batang (Kalimat tersebut harus ditebak)
  4. Biasane jenis ukarane ukara pitakon (Biasanya kalimat pertanyaan)
  5. Bisa uga awujud tembang (Bisa juga berbentuk lagu atau nyanyian)

Cara menjawab cangkriman

Mencari jawaban sebuah cangkriman (menafsirkan isi cangkriman) merupakan sesuatu yang menyenangkan, apalagi jika jawaban kita tepat. Namun, terkadang untuk mengetahui jawabannya kita memang harus cerdas.

Diwaktu kecil, admin sendiri sering melakukannya bersama teman-teman. Jika jawaban benar akan mendapatkan hadiah, dan jika salah akan mendapatkan hukuman.

Untuk mengetahui jawaban sebuah cangkriman yang harus kita lakukan adalah jeli dalam manganalisa kata atau kalimat, mengingat ada 5 jenis cangkriman.

Setelah kita tahu cangkriman tersebut dari jenis yang mana, maka kita akan lebih mudah untuk menjawabnya. Tentu saja kita harus banyak memiliki pengetahuan yang luas untuk dapat menjawabnya.

Agar anda lebih pandai mempelajari bahasa Jawa, pelajari juga:

Apa titikane cangkriman?

1. Wujudte batangan utawa bedhekan.
2. Nggunakne basa kiasan.
3. Tembunge bebas, ora nganggo purwakanthi swara

Apa itu cangkriman?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.

Apa kang diarani cangkriman?

Cangkriman yaiku rumpakan utawa unen-unen kang kudu dibatang utawa dibedhek maksudnya

Apa ciri cirine cangkriman?

1. Wujudte tetembungan utawa unen-unen (Berbentuk kata-kata)
2. Bisa uga awujud ukara utawa andharan (Bisa juga berwujud kalimat)
3. Tetembungan utawa unen-unen kuwi kudu di bethek/batang (Kalimat 4. tersebut harus ditebak)
5. Biasane jenis ukarane ukara pitakon (Biasanya kalimat pertanyaan)
6. Bisa uga awujud tembang (Bisa juga berbentuk lagu atau nyanyian)

Apa yang dimaksud cangkriman?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.

Apa iku cangkriman?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.

Apa arti cangkriman?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.

Apa bedane cangkriman karo parikan?

1. Cangkriman unen-unen kang kudu dibatang, parikan ora nganggo batangan.
2. Parikan nganggo tembung purwakanthi, cangkriman bebas.

Apa cangkriman iku?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.

Apa itu cangkriman dan contohnya?

Cangkriman adalah kata atau kalimat Bahasa Jawa yang harus ditebak jawabannya.
1. Contoh cangkriman wancahan
burnaskopen = bubur panas kokopen (artinya: bubur panas makanlah)
2. Contoh cangkriman pepindhan (irib-iriban)
dicakot pucuke sing kalong bongkote = digigit pucuknya yang berkurang batangnya
3. Contoh cangkriman blenderan
Jo, sesuk menyang kutha, jare bakale ana Cina arep digantungi. (Jo, besuk ke kota, katanya akan ada Cina digantung)

Apa itu cangkriman sinawung ing tembang?

Cangkriman yang ditulis menjadi tembang macapat.

Di pijet wudele mripate mendelik tegese cangkriman?

Senter/sentolop

Bisakah saya membuat cangkriman wantahan sendiri?

Sangat bisa, dengan membaca dan mengamati contoh di atas, anda bisa dengan mudah membuatnya.

Apa rumus cara membuat cangkriman wantahan?

Rumusnya seperti yang telah kami sampaikan dalam kesimpulan di atas

Siapa yang dapat membuat cangkriman wantahan?

Siapapun dapat membuatnya, karena cangkriman wantahan hanya membutuhkan kreativitas penggabungan kata yang unik.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai cangkriman, jenis, contoh lengkap dengan artiny, semoga mermanfaat bagi anda semua. Selalu kunjung kawruhbasa.com untuk mendapatkan update terbaru pembelajaran bahasa Jawa atau ikuti kami di Google New

Berita Terkait

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa
Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?
Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup
Adus Bahasa Jawa: Pengertian, Tingkatan, dan Contoh Ungkapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa
Adon Bahasa Jawa: Memahami Arti, Filosofi, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adol Bahasa Jawa: Menggali Potensi Bahasa Daerah sebagai Peluang Bisnis dan Pelestarian Budaya

Berita Terkait

Tuesday, 3 December 2024 - 21:04 WIB

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa

Monday, 2 December 2024 - 19:36 WIB

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 December 2024 - 19:23 WIB

Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Thursday, 28 November 2024 - 20:51 WIB

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Wednesday, 27 November 2024 - 21:51 WIB

Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 Dec 2024 - 19:36 WIB

Bahasa Jawa

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Thursday, 28 Nov 2024 - 20:51 WIB