Basa Bagongan, bahasa Jawa dalam kalangan istana

- Author

Friday, 15 March 2024 - 22:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Basa Bagongan adalah bahasa Jawa yang digunakan untuk bercakap-cakap di dalam kedhaton (istana). Maksudnya, semua priyayi dhuwur atau priyayi cilik jika sedang bercakap-cakap memakai basa bagongan tersebut, kecuali ketika sedang menghadap ratu atau raja.

Jika telah berada di rumahnya, mereka menggunakan bahasa menurut unggah-ungguhnya masing-masing. Jadi basa bagongan adalah basa resmi di dalam capuri (istana). Untuk lebih jelasnya perhatikan keterangan berikut:

  • Aku diubah menjadi manira
  • Kowe diubah menjadi pakenira
  • Ater-ater dak– diubah menjadi manira
  • Ater-ater ko– diubah menjadi pakenira
  • Ater-rater di– tidak berubah
  • Panambang –ku menjadi kula
  • Panambang –mu menjadi dalem
  • Panambang –e tidak berubah
  • Panambang –ake tidak berubah

Baca juga: Basa Krama Desa Bahasa Jawa yang terkesan memaksakan kata

Di bawah ini diberikan beberapa contoh kata atau kosakata bagongan:

  • Punapa = punapi
  • Puniki = iki
  • Puniku = iku
  • Nedha = ayo
  • Dirada = gajah
  • Sedala = macan
  • boya = ora
  • wenten = ana
  • enggeh = inggih
  • besaos = bae
  • mundhing = kebo
  • kuda = jaran

Baca juga: Arti “Gemati” kosakata Bahasa Jawa yang artinya lebih dari sekedar perhatian

Contoh basa bagongan yang diaplikasikan dalam kalimat:

A : Pripun den bekel leh pakenira nggarap petamanan. Sampun sewulan puniki kok boya ketingal asri. Malah kathah sekare sing pejah.

B : Enggeh kelangkung-langkung penjagine, ewa semanten boya wenten undhake. Sekare pijer pejah besaos, ngaten-ngatena, punapi dede sitine sing awon puniku?

A: Nedha disaekake tiyang kalih, mindhak kedukan Sampeyan Dalem. Manira enggeh tumut tumandang.

Berita Terkait

Arti Kajaba dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Konteks Sosial
Arti Kagetan dalam Bahasa Jawa: Sifat Mudah Terkejut dalam Perspektif Budaya
Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut
Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya
Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa
Arti Kadhemen dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami Arti Kacu dalam Bahasa Jawa dan Nilai Budaya di Baliknya
Arti Kacek dalam Bahasa Jawa: Makna, Konteks, dan Relevansi Budaya

Berita Terkait

Saturday, 26 April 2025 - 20:00 WIB

Arti Kajaba dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Konteks Sosial

Friday, 25 April 2025 - 09:43 WIB

Arti Kagetan dalam Bahasa Jawa: Sifat Mudah Terkejut dalam Perspektif Budaya

Friday, 25 April 2025 - 09:42 WIB

Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut

Thursday, 24 April 2025 - 10:29 WIB

Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya

Thursday, 24 April 2025 - 10:28 WIB

Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Arti Kajaba dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Konteks Sosial

Saturday, 26 Apr 2025 - 20:00 WIB

Bahasa Jawa

Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut

Friday, 25 Apr 2025 - 09:42 WIB

Bahasa Jawa

Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya

Thursday, 24 Apr 2025 - 10:29 WIB

Bahasa Jawa

Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa

Thursday, 24 Apr 2025 - 10:28 WIB