Dalam bahasa Jawa terdapat sebuah kosakata ‘gemati’ yang mungkin akhir-akhir ini banyak dipertanyakan apa arti sebenarnya. Kata tersebut sempat viral di media sosial Tiktok lantaran sebuah lagu Jawa berjudul “Nemu” yang dinyanyikan oleh Gilga Sahid.
Dikutip dari reff lagu berjudul Nemu seperti di bawah ini:
Matursuwun Gusti mpun maringi seng “gemati”
Nemu slirane ngobati ati kang sepi
Matur suwun Gusti mpun maringi seng gemati
Yang pergi biarlah pergi ono koe seng ngancani
Sebenarnya, kata tersebut bukan kosakata baru dalam bahasa Jawa, karena kata tersebut sudah sejak dahulu ada, dan itupun termasuk bahasa ngoko. Hanya saja baik orang tua maupun anak sekarang jarang yang menggunakan. Otomatis ketika terdengar kata tersebut menjadi aneh karena tidak paham.
Lalu apa to sebenarnya apa arti ‘gemati’ dalam bahasa Jawa? Mari kita ulas secara mendetail agar kita memahaminya.
Baca juga: Basa Krama Inggil Bahasa Jawa yang sering digunakan oleh ratu
Arti Gemati
Gemati adalah bahasa Jawa yang jika diartikan secara simpel “perhatian“. Tetapi, karena kehati-hetian orang Jawa dalam berucap, kata tersebut sebenarnya artinya lebih dalam daripada sekedar perhatian.
Kata tersebut lebih bersifat kasih sayang yang mendalam daripada hanya sekedar peduli, dan perhatian, karena ini merupakan sebuah pemberian yang tanpa pamrih dan tanpa mengharap dibalas.
Gemati berasal dari kata dasar gemi dan ati. Gemi bisa diartikan menyayangi dan ati berarti hati. Dengan demikian arti gemati yang sesungguhnya adalah menyayangi dengan sepenuh hati.
Jadi, jika deskripsikan lebih luas, gemati memiliki makna mendalam lebih dari sekedar menyayangi, peduli, ataupun perhatian.
Dalam tata bahasa Jawa ‘gemati’ termasuk dalam kata sifat. Sedangkan kata tersebut termasuk dalam bahasa ngoko yang jika kita perhatikan dikalangan anak muda sudah jarang digunakan, karena mereka lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia, seperti sayang, menyayangi, peduli, dan perhatian.
Alhasil, mereka tidak tahu mana yan sebenarnya bahasa Indonesia dan mana yang asli bahasa Jawa.
Dengan menganalisa kutipan tembang berjudul Nemu di atas “Matursuwun Gusti mpun maringi seng gemati” artinya: Terima kasih Tuhan telah memberikan yang perhatian.
Mungkin anda akan sedikit bingung jika kata sifat tersebut dirubah menjadi kata kerja. Jangan khawatir, jika dirubah menjadi kata kerja tinggal menambah awalan (ater-ater) ng– dan sisipan (seselan) –en-.
Sehingga kata gemati berubah menjadi ‘nggemateni’. Dan jika aplikasikan kedalam sebuah kalimat, maka akan terbaca seperti contoh kalimat di bawah ini.
Kabeh wong tuwa mesthi nggemateni anake. Artinya: Semua orang tua pasti perhatian terhadap anaknya.
Kata tersebut juga bisa dirubah menjadi kata kerja pasif, dengan cara menambahkan awal di- dan sisipan -en-, sehingga menjadi digemateni.
Contoh kalimat:
- Warno kae digemateni garwane, (artinya: Warno itu disayang istrinya).
Baca juga: Basa Wredha Krama bahasa Jawa yang sudah jarang dipakai
Contoh Penggunaan Kata Gemati
Selain contoh kalimat di atas, berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata gemati dengan tepat dalam bahasa Jawa:
- Ibu gemati marang anak-anake. (artinya: Ibu menyayangi anak-anaknya)
- Adhiku gemati marang wedhuse. (artinya: Adikku menyayangi kambingnya)
- Golek bojo kuwi sing gemati marang wong lanang. (artinya: Cari istri itu yang menyayangi suaminya)
- dan lain-lain
Bagaimana, jelas bukan? Terima kasih telah membaca penjelasan tentang kata dalam bahasa Jawa “gemati”.
Sing gemati artinya
Yang perhatian. Contoh Kowe sing gemati karo bojomu (artinya: Kamu yang perhatian dengan istri/suamimu)
Openana kanthi gemati artinya
Peliharalah dengan perhatian/kasih sayang.
Tak gemateni artinya
Saya sayangi/kasihi