Selamat Sore dalam Bahasa Jawa: Ucapan yang Sarat Makna dan Kehangatan

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Monday, 23 September 2024 - 20:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi kosakata, intonasi, maupun tata bahasa. Bahasa ini juga kaya akan budaya dan tradisi yang tersimpan dalam setiap ucapan. Salah satu bentuk kesantunan dalam komunikasi sehari-hari adalah menyapa orang lain dengan ramah, seperti saat mengucapkan “selamat sore”.

Ucapan Selamat Sore dalam Bahasa Jawa

Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa variasi dalam mengucapkan selamat sore yang tergantung pada tingkat tutur atau unggah-ungguh yang digunakan. Unggah-ungguh sendiri merujuk pada norma sopan santun yang berlaku dalam bahasa Jawa, yang membagi bahasa menjadi beberapa tingkat, antara lain ngoko, krama, dan krama inggil.

1. Ngoko

Untuk percakapan yang bersifat santai atau dengan teman sebaya, bentuk paling umum dari ucapan selamat sore adalah: “Sugeng sonten” atau “Sugeng sore”

Kata sugeng berarti “selamat”, sedangkan sonten atau sore merujuk pada waktu sore hari. Ucapan ini biasanya digunakan dalam konteks percakapan informal dengan orang yang memiliki hubungan dekat.

2. Krama

Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi yang lebih formal, orang Jawa biasanya menggunakan tingkatan bahasa yang lebih tinggi, yaitu krama: “Sugeng sonten”

Ucapan ini lebih halus dibandingkan versi ngoko dan menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara.

3. Krama Inggil

Dalam konteks yang sangat formal, atau untuk menunjukkan penghormatan yang sangat tinggi, terutama kepada orang yang sangat dihormati seperti pejabat atau tokoh adat, ucapan selamat sore dalam bentuk krama inggil bisa menjadi: “Sugeng dalu wonten ing sonten”

Kalimat ini tidak hanya mengucapkan selamat sore tetapi juga memberi kesan kehalusan dan hormat yang mendalam. Penggunaan kata wonten menegaskan suasana formal dan penghargaan terhadap orang yang disapa.

Baca juga: Bahasa Jawa Ketemu: Sebuah Refleksi Pertemuan Budaya dan Bahasa

Lebih dari Sekadar Ucapan

Ucapan selamat sore dalam bahasa Jawa, seperti halnya dalam budaya Jawa, bukan hanya sekadar sapaan biasa. Ucapan ini mencerminkan nilai-nilai kesopanan dan rasa hormat yang tinggi. Setiap kata yang diucapkan sarat dengan makna, terutama ketika dilihat dari konteks unggah-ungguh. Dengan memahami bagaimana cara menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar, seseorang tidak hanya mampu berkomunikasi dengan lebih efektif tetapi juga menjaga hubungan sosial yang harmonis.

Selain itu, ucapan-ucapan semacam ini juga mengandung nilai kebersamaan dan perhatian terhadap orang lain. Dalam budaya Jawa, menyapa seseorang, terutama di sore hari ketika aktivitas mulai mereda, dianggap sebagai bentuk perhatian dan keramahan. Ini adalah cara orang Jawa menjaga keharmonisan dalam hubungan antarindividu.

Baca juga: Batur Artinya dalam Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi di Baliknya

Peran Bahasa Jawa dalam Kehidupan Modern

Meskipun bahasa Jawa terus berkembang, tantangan utama yang dihadapi adalah menjaga keaslian dan penggunaannya di tengah arus globalisasi. Namun, tradisi seperti mengucapkan sugeng sonten tetap dipertahankan di berbagai daerah, terutama di lingkungan keluarga atau komunitas yang masih kental dengan budaya Jawa.

Bahasa Jawa tidak hanya hidup di desa-desa, tetapi juga di kota-kota besar. Banyak orang Jawa yang tetap mempertahankan bahasa dan budaya mereka meskipun tinggal di luar daerah asalnya. Mereka tetap menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari, termasuk ketika mengucapkan sapaan seperti selamat sore kepada sesama.

Baca juga: Selamat malam, pagi, siang, dan sore, Bahasa Jawa lengkap contohnya

Mengucapkan “selamat sore” dalam bahasa Jawa lebih dari sekadar sapaan. Ini adalah bagian dari budaya yang penuh makna, yang mengajarkan kesopanan, rasa hormat, dan kehangatan dalam berkomunikasi.

Di balik setiap kata, terdapat filosofi yang mendalam tentang bagaimana orang Jawa memandang hubungan antar manusia dan pentingnya menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial.

Dengan demikian, memahami dan menggunakan ucapan seperti “sugeng sonten” bukan hanya soal belajar bahasa, tetapi juga menghargai warisan budaya yang kaya dan mendalam.

Berita Terkait

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa
Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?
Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup
Adus Bahasa Jawa: Pengertian, Tingkatan, dan Contoh Ungkapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa
Adon Bahasa Jawa: Memahami Arti, Filosofi, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adol Bahasa Jawa: Menggali Potensi Bahasa Daerah sebagai Peluang Bisnis dan Pelestarian Budaya

Berita Terkait

Tuesday, 3 December 2024 - 21:04 WIB

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa

Monday, 2 December 2024 - 19:36 WIB

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 December 2024 - 19:23 WIB

Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Thursday, 28 November 2024 - 20:51 WIB

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Wednesday, 27 November 2024 - 21:51 WIB

Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 Dec 2024 - 19:36 WIB

Bahasa Jawa

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Thursday, 28 Nov 2024 - 20:51 WIB