Arti Lemah dalam Bahasa Jawa: Menyelami Makna Tanah dalam Filosofi Kehidupan

- Author

Friday, 4 July 2025 - 10:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

kawruhbasa.com – Bahasa Jawa dikenal memiliki kekayaan kosakata yang mencerminkan cara pandang masyarakatnya terhadap alam dan kehidupan.

Salah satu kata yang sarat makna adalah “lemah.” Secara umum, arti lemah dalam bahasa Jawa adalah tanah.

Namun, lebih dari sekadar elemen fisik, lemah memiliki nilai filosofis dan simbolis yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Pengertian Lemah secara Leksikal

Dalam kamus Jawa-Indonesia, lemah berarti tanah. Kata ini digunakan untuk menyebut unsur bumi yang menjadi dasar tempat berpijak, bercocok tanam, dan tempat tinggal makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kata lemah digunakan dalam banyak konteks, misalnya:

  • “Omahku mapan ing lemah sawah.” (Rumahku berada di tanah sawah.)
  • “Lemah iku sumbering urip.” (Tanah adalah sumber kehidupan.)

Namun, masyarakat Jawa tidak hanya memaknai lemah sebagai unsur fisik. Tanah dianggap sebagai unsur dasar dari penciptaan dan kehidupan itu sendiri.

Lemah sebagai Simbol dalam Budaya Jawa

Lemah memiliki peran penting dalam struktur kepercayaan dan filosofi masyarakat Jawa. Tidak hanya sebagai tempat tinggal atau ladang pertanian, lemah juga dipercaya sebagai tempat asal dan kembalinya manusia.

1. Lemah Sebagai Asal Usul Manusia

Dalam falsafah Jawa, manusia berasal dari tanah dan kelak akan kembali menjadi tanah. Ungkapan “soko lemah bali menyang lemah” mencerminkan keyakinan bahwa hidup adalah siklus yang berawal dan berakhir di bumi.

2. Lemah sebagai Sumber Kehidupan

Tanah adalah tempat tumbuhnya berbagai tanaman yang menjadi sumber makanan. Oleh karena itu, masyarakat Jawa sangat menghormati tanah. Ritual-ritual tertentu dilakukan untuk memberkati lahan sebelum ditanami, seperti upacara wiwit tandur (memulai menanam).

3. Lemah dalam Praktik Kejawen

Dalam tradisi kejawen, lemah dipercaya memiliki energi dan kekuatan tertentu. Beberapa tempat diyakini memiliki “lemah keramat,” yaitu tanah yang dianggap suci atau memiliki aura spiritual tinggi. Lemah semacam ini biasanya digunakan untuk tempat pemujaan atau ziarah.

Ungkapan dan Peribahasa yang Mengandung Kata Lemah

Bahasa Jawa kaya akan peribahasa yang menggunakan kata lemah. Beberapa di antaranya mengandung ajaran moral dan kearifan lokal:

  • “Sing ngina lemah, bakal tiba tanpa nyangka.” (Siapa yang meremehkan tanah, akan jatuh tanpa diduga.)
  • “Ngerti lemah, ngerti banyu.” (Mengerti tanah berarti memahami air.)
  • “Wong kang ngresiki lemah, bakal entuk berkah.” (Orang yang merawat tanah akan mendapat berkah.)

Peribahasa-peribahasa tersebut menunjukkan bahwa tanah bukan sekadar benda mati, tetapi sesuatu yang harus dihormati dan dirawat.

Makna Filosofis Lemah dalam Kehidupan

1. Simbol Kerendahan Hati

Tanah selalu berada di bawah, menjadi tempat berpijak bagi semua makhluk hidup. Dalam hal ini, lemah mencerminkan sikap rendah hati. Orang Jawa diajarkan untuk bersikap andhap asor (rendah hati), seperti tanah yang menerima semua tanpa membeda-bedakan.

2. Kekuatan dalam Diam

Meski diam dan tampak pasif, lemah menyimpan kekuatan luar biasa. Ia bisa menumbuhkan kehidupan, namun juga dapat menelan semuanya dalam bencana. Ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati sering tersembunyi dalam ketenangan.

3. Keteguhan dan Kesabaran

Tanah tidak pernah berpindah, selalu ada di tempatnya. Ia menerima hujan, panas, dan beban tanpa mengeluh. Nilai ini menjadi cerminan dari kesabaran dan keteguhan hati dalam menjalani hidup.

Lemah dalam Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Jawa

Dalam aktivitas pertanian, kepercayaan, dan seni, lemah memegang peran penting:

  • Pertanian Tradisional: Tanah dianggap sebagai ibu yang harus dihormati. Petani Jawa memiliki hubungan emosional dengan tanah garapannya.
  • Upacara Adat: Dalam ritual seperti nyadran (ziarah makam), masyarakat membersihkan tanah kuburan sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur.
  • Arsitektur Jawa: Tata letak rumah tradisional sering memperhatikan arah dan kualitas tanah tempat rumah dibangun.

Relevansi Makna Lemah di Era Modern

Meski zaman berubah, makna lemah tetap relevan. Di tengah degradasi lingkungan dan krisis ekologi, penting bagi manusia modern untuk kembali memandang tanah sebagai sumber kehidupan yang harus dijaga. Pelestarian lingkungan bisa dimulai dari menghargai unsur dasar seperti tanah.

Penggunaan kata lemah dalam bahasa Jawa mengingatkan kita bahwa bahasa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga penyampai nilai-nilai luhur. Tanah bukan hanya tempat berpijak, tetapi juga guru kehidupan.

Arti lemah dalam bahasa Jawa adalah tanah. Namun, dalam pandangan masyarakat Jawa, lemah adalah simbol kehidupan, kerendahan hati, dan kekuatan alam.

Kata ini mengandung filosofi yang mengajarkan manusia untuk menghormati alam, hidup selaras dengan lingkungan, dan senantiasa bersikap rendah hati.

Melalui pelestarian kosakata seperti lemah, kita tidak hanya merawat bahasa, tetapi juga mempertahankan warisan budaya dan nilai-nilai luhur nenek moyang.

Lemah adalah pijakan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai panduan moral dan spiritual dalam menjalani kehidupan.

Berita Terkait

Arti Lelara dalam Bahasa Jawa: Penyakit sebagai Simbol Keseimbangan Hidup
Arti Mlebu dalam Bahasa Jawa: Makna Masuk dan Fungsinya dalam Budaya Sehari-hari
Arti Leren dalam Bahasa Jawa: Makna Istirahat dan Nilai Budaya yang Dikandungnya
Arti Melek dalam Bahasa Jawa: Makna, Nilai Filosofis, dan Konteks Budaya
Arti Selawe dalam Bahasa Jawa: Makna Angka dan Nilai Sosial Budaya
Arti Lawas dalam Bahasa Jawa: Makna Waktu dan Kedalaman Budaya
Arti Lawang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Pintu dalam Makna Budaya
Arti Larang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Mahal dalam Perspektif Budaya
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Friday, 4 July 2025 - 10:20 WIB

Arti Lemah dalam Bahasa Jawa: Menyelami Makna Tanah dalam Filosofi Kehidupan

Thursday, 3 July 2025 - 15:28 WIB

Arti Lelara dalam Bahasa Jawa: Penyakit sebagai Simbol Keseimbangan Hidup

Thursday, 3 July 2025 - 15:25 WIB

Arti Mlebu dalam Bahasa Jawa: Makna Masuk dan Fungsinya dalam Budaya Sehari-hari

Thursday, 3 July 2025 - 15:21 WIB

Arti Leren dalam Bahasa Jawa: Makna Istirahat dan Nilai Budaya yang Dikandungnya

Wednesday, 2 July 2025 - 09:33 WIB

Arti Melek dalam Bahasa Jawa: Makna, Nilai Filosofis, dan Konteks Budaya

Berita Terbaru