Gamelan Slendro: Asal mula, nada, ciri, sifat, dan contohnya

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Rabu, 3 Juli 2024 - 12:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.com – Gamelan slendro adalah salah satu dari dua jenis laras gamelan tradisional dari Indonesia khususnya Jawa dan Bali yang terdiri dari beberapa alat musik seperti, demung, saron, bonang, kenong, gong, kendang, slenthem dan lain-lain. Skala nada pada gamelan slendro terdiri dari lima nada yang dianggap sakral, yaitu 6 1 2 3 5 yang tentu saja berbeda dengan gamelan pelog yang terdiri dari 7 nada.

Gamelan slendro biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai acara adat dan upacara keagamaan di Jawa dan Bali, seperti upacara pernikahan, khitanan, atau penyembahan dewa. Selain itu, gamelan slendro juga digunakan dalam seni pertunjukan, seperti tari Jawa dan wayang kulit.

Meskipun gamelan slendro sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, namun hingga kini masih terus dilestarikan dan dijaga keasliannya oleh para pengrajin dan pemain gamelan di Indonesia. Hal ini karena gamelan slendro dianggap sebagai warisan budaya yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, gamelan slendro juga dianggap sebagai medium untuk berkomunikasi dengan alam semesta dan dewa-dewa dalam tradisi Jawa dan Bali. Oleh karena itu, dalam pembuatan gamelan slendro, pengrajin akan memperhatikan berbagai hal seperti jenis kayu yang digunakan, teknik pembuatan, dan ritual khusus yang dilakukan.

Dalam pertunjukan gamelan slendro, terdapat pemimpin gamelan yang disebut sebagai pengrawit atau penggerong. Pengrawit bertugas untuk mengatur tempo dan irama musik yang dimainkan oleh para pemain gamelan lainnya. Selain itu, terdapat juga penyanyi atau pengamen yang biasanya mengiringi pertunjukan gamelan slendro.

Gamelan slendro tidak hanya terdapat di Indonesia, namun juga mulai dikenal oleh dunia internasional. Bahkan, gamelan slendro telah dijadikan sebagai salah satu materi pelajaran di berbagai sekolah musik di luar negeri. Dengan begitu, gamelan slendro tidak hanya menjadi warisan budaya Indonesia, namun juga menjadi bagian dari kekayaan budaya dunia.

Asal mula slendro

Slendro adalah salah satu jenis skala musik tradisional Indonesia yang digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional, seperti gamelan, karawitan, dan sebagainya. Asal mula slendro tidak diketahui dengan pasti, namun dipercaya bahwa skala ini sudah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu.

Beberapa sumber mengatakan bahwa slendro berasal dari Jawa Tengah, namun ada juga yang menyebutkan bahwa skala ini berasal dari daerah-daerah lain di Indonesia. Ada beberapa teori mengenai asal mula slendro, di antaranya adalah:

  1. Teori India: Beberapa ahli musik mengatakan bahwa slendro berasal dari skala musik India yang dikenal sebagai pentatonik, yang juga terdiri dari lima nada.
  2. Teori Tiongkok: Teori ini mengatakan bahwa slendro berasal dari skala musik Tiongkok yang dikenal sebagai pelog, yang juga terdiri dari lima nada.
  3. Teori Asli Indonesia: Ada juga yang mengatakan bahwa slendro adalah ciptaan masyarakat Indonesia sendiri, yang kemudian berkembang dan digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional.

Namun, tidak ada teori yang pasti mengenai asal mula slendro. Yang jelas, skala ini sudah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia dan masih digunakan hingga saat ini dalam berbagai jenis musik tradisional.

Pelajari juga Perbedaan Pelog karawitan dan Pelog campursari

Tangga nada gamelan slendro

Tangga nada slendro adalah sebuah tangga nada dalam musik tradisional Indonesia yang terdiri dari lima nada per oktaf. Tangga nada slendro terdapat pada beberapa jenis musik tradisional Indonesia, seperti gamelan, tembang, dan musik daerah.

Nada-nada dalam tangga nada slendro memiliki interval yang berbeda dengan tangga nada di musik Barat, sehingga menciptakan nuansa musik yang khas dan berbeda dengan musik dari budaya lain.

Urutan nada gamelan slendro

Seperti telah kita bahas pada artikel sebelumnya laras slendro terdiri dari 5 nada saja yaitu: 6 1 2 3 5 6 yang dibaca 6 (nem), 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (ma), 6 (nem).

Sebagai contoh perhatikan demung laras slendro di bawah ini:

ilustrasi titi laras demung slendro
Gamelan Slendro: Asal mula, nada, ciri, sifat, dan contohnya 2

Dari gambar ilustrasi demung slendro di atas dapat kita ketahui bahwa nada slendro ada 5. Lhoh, itu kan ada 7wilah? Iya, tetapi yang dua wilah paling kanan 6 dan 1 nada tinggi dari 6 dan 1 di bawah.

Jika anda ingin mengetahui bagaimana suara nada slendro silahkan telusuri titi laras slendro.

Ciri-ciri tangga nada gamelan slendro

Tangga nada slendro adalah tangga nada pentatonik tradisional yang digunakan dalam musik Indonesia. Beberapa ciri-ciri tangga nada slendro antara lain:

  1. Terdiri dari lima nada yang tidak teratur jarak antara satu dengan yang lainnya.
  2. Tidak memiliki nada dasar atau tonik yang tetap seperti pada tangga nada mayor atau minor.
  3. Nada-nada pada tangga nada slendro sering kali dihasilkan dari interval kecil yang sulit diukur secara matematis.
  4. Memiliki karakteristik yang sulit dijelaskan dengan notasi musik Barat.
  5. Digunakan dalam berbagai jenis musik tradisional Indonesia seperti gamelan, keroncong, dan tembang.
  6. Tangga nada slendro sering kali digunakan untuk menciptakan nuansa musik yang khas dan memberikan perasaan yang dalam dan menenangkan bagi pendengarnya.

Sifat tangga nada slendro

Tangga nada Slendro memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Tidak terdapat interval sejajar (oktaf, kvint, dsb.) seperti pada tangga nada mayor/minor.
  2. Terdiri dari lima nada yang saling berjarak sama besar, yaitu sekiz, lima, empat, tiga, dan dua.
  3. Nada yang berada pada posisi ke-3 (nada empat) dianggap sebagai nada dasar atau nada pucuk.
  4. Tidak memiliki nada setengah (semitone).
  5. Digunakan dalam musik Jawa dan Bali.

Contoh lagu slendro

Ada banyak sekali contoh lagu yang menggunakan laras slendro, jika disebutkan semuanya tidak mungkin, namun kami memiliki beberapa contohnya sebagai berikut:

Contoh langgam:

  1. Ali – ali
  2. Caping Gunung
  3. Sri Huning
  4. Sesidheman

Contoh Sragenan:

  1. Gubug Asmara
  2. Kembang Rawe
  3. Rara Jonggrang
  4. Sambel kemangi

Contoh ladrang dan ketawang:

  1. Ladrang Asmaradana
  2. Ladrang Slamet
  3. Ladrang Mugirahayu
  4. Ketawang Puspawarna
  5. Ketawang Subakastawa

Dan masih banyak lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai gamelan slendro, semoga menambah wawasan kita tentang. Selalu kunjungi Kawruh Basa Com untuk mendapatkan artikel terbaru seputar bahasa Jawa dan Seni Budaya.

Berita Terkait

Mempelajari Notasi Gamelan: Panduan Lengkap untuk Pemula
Gamelan, Alat Musik Tradisional Indonesia yang di Akui Dunia Internasional
Perbedaan Pelog karawitan dan Pelog campursari
Gamelan Pelog: pengertian, jenis dan suara nada yang perlu anda pelajari
7 Suara Nada Slenthem Slendro
7 Suara Nada Slenthem Pelog
7 Suara Nada Saron Slendro
7 Suara Nada Saron Pelog

Berita Terkait

Sabtu, 13 Juli 2024 - 11:52 WIB

Mempelajari Notasi Gamelan: Panduan Lengkap untuk Pemula

Rabu, 3 Juli 2024 - 12:26 WIB

Gamelan, Alat Musik Tradisional Indonesia yang di Akui Dunia Internasional

Rabu, 3 Juli 2024 - 12:24 WIB

Gamelan Slendro: Asal mula, nada, ciri, sifat, dan contohnya

Selasa, 2 Juli 2024 - 11:11 WIB

Perbedaan Pelog karawitan dan Pelog campursari

Jumat, 28 Juni 2024 - 10:11 WIB

Gamelan Pelog: pengertian, jenis dan suara nada yang perlu anda pelajari

Berita Terbaru

Sejarah Jawa

Prasasti Canggal: Jejak Sejarah Awal Peradaban di Tanah Jawa

Minggu, 17 Nov 2024 - 18:17 WIB

Bahasa Jawa

Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa

Kamis, 14 Nov 2024 - 20:06 WIB

Bahasa Jawa

Bajingan dalam Bahasa Jawa: Makna, Sejarah, dan Penggunaan

Kamis, 14 Nov 2024 - 19:58 WIB