Ketika seseorang meninggal dunia, selain doa, ungkapan belasungkawa menjadi salah satu cara untuk menyampaikan empati dan turut berduka kepada keluarga yang ditinggalkan. Dalam tradisi Jawa, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan religi, ucapan belasungkawa memiliki nuansa yang lembut, penuh hormat, serta mengandung nilai-nilai spiritual yang tinggi.
Ucapan belasungkawa dalam bahasa Jawa yang dipadukan dengan ajaran Islam bukan hanya sebatas ungkapan kesedihan, namun juga disertai dengan doa-doa untuk almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Berikut adalah beberapa contoh ucapan belasungkawa dalam bahasa Jawa Islam serta maknanya.
1. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, mugi-mugi Allah paring pangapunten lan panggenan ing swarga kang paling mulya kanggo sedulur kita iki.”
Artinya: “Sesungguhnya kita semua milik Allah, dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Semoga Allah mengampuni dan menempatkan saudara kita di surga yang paling mulia.”
Ucapan ini merupakan gabungan antara bahasa Arab yang biasa diucapkan oleh umat Islam saat mendengar berita duka, dengan doa dalam bahasa Jawa. Dalam ucapan ini, terkandung doa agar almarhum mendapatkan ampunan dan ditempatkan di surga, yang merupakan tempat terbaik menurut keyakinan Islam.
2. “Mugi Gusti Allah ngijabahi sedaya amal ibadahipun lan ngapunten dosa-dosanipun.”
Artinya: “Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya dan mengampuni segala dosanya.”
Ucapan ini lebih berfokus pada permohonan agar amal baik almarhum diterima di sisi Allah serta diampuni segala kesalahan dan dosanya selama hidup. Sebagai umat Islam, keyakinan ini penting untuk diungkapkan saat seseorang meninggal dunia.
Baca juga: Selamat Pagi dalam Bahasa Jawa Halus: Ungkapan Hormat dan Kesopanan
3. “Mugi-mugi Allah paring kekiatan dhateng kulawarga ingkang ditinggal, lan saged nrimo kanyatan iki kanthi ikhlas.”
Artinya: “Semoga Allah memberi kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan, dan semoga mereka bisa menerima kenyataan ini dengan ikhlas.”
Ucapan ini ditujukan untuk keluarga yang ditinggalkan. Dalam situasi duka, perasaan kehilangan tentu sangat mendalam. Dengan menyampaikan kalimat ini, kita berharap agar keluarga bisa diberikan ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah tersebut.
4. “Kita tansah donga mugi-mugi Gusti Allah paring ganjaran swarga dhumateng almarhum lan maringi kesabaran lan kekuatan dhumateng keluargane.”
Artinya: “Kita selalu berdoa semoga Allah memberikan ganjaran surga kepada almarhum, serta memberikan kesabaran dan kekuatan kepada keluarganya.”
Ucapan ini mencakup dua hal: doa untuk almarhum agar mendapatkan balasan surga, dan doa untuk keluarga agar diberi kesabaran dalam menjalani masa-masa sulit setelah kehilangan anggota keluarga.
5. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Mugi-mugi Allah maringi kawelasan lan padhang dalan dhumateng almarhum/almarhumah.”
Artinya: “Sesungguhnya kita milik Allah, dan hanya kepada-Nya kita kembali. Semoga Allah memberikan kasih sayang dan menerangi jalan bagi almarhum/almarhumah.”
Doa ini memohonkan kasih sayang Allah untuk almarhum, agar perjalanan rohaninya diterangi menuju ke alam akhirat. Selain mengandung harapan spiritual, ucapan ini juga menyiratkan keyakinan akan rahmat Allah yang luas.
Baca juga: Bahasa Jawa untuk “Sayur”: Memahami Ragam Ungkapan dan Budaya
Makna Mendalam di Balik Ucapan Belasungkawa Bahasa Jawa Islam
Ucapan belasungkawa dalam bahasa Jawa dan Islam ini tidak hanya sekedar basa-basi, tetapi mengandung doa-doa yang tulus untuk almarhum dan keluarga. Bahasa Jawa yang halus dan sarat makna menjadikan ucapan tersebut terasa lebih dalam dan menyentuh hati.
Di dalam budaya Jawa, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari siklus kehidupan yang tidak terpisahkan. Sebagai wujud kepasrahan kepada kehendak Allah, masyarakat Jawa sering mengucapkan “nrimo ing pandum” yang artinya menerima takdir dengan ikhlas. Sementara itu, dalam ajaran Islam, kematian adalah gerbang menuju kehidupan abadi. Maka dari itu, setiap ucapan belasungkawa dalam bahasa Jawa Islam seringkali menggambarkan rasa pasrah dan keyakinan akan kehidupan setelah mati.
Baca juga: Kata “Giri” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Filosofi
Ucapan belasungkawa dalam bahasa Jawa yang dipadukan dengan ajaran Islam mencerminkan kearifan lokal dan keimanan yang kuat. Ucapan-ucapan tersebut tidak hanya mengungkapkan rasa empati, tetapi juga menjadi doa yang mendalam untuk almarhum dan keluarganya. Ini merupakan wujud nyata dari kombinasi budaya dan agama yang saling melengkapi dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Semoga melalui ucapan belasungkawa yang lembut dan penuh makna ini, kita dapat terus menebarkan kebaikan, doa, dan kekuatan bagi mereka yang sedang berduka.