Mengungkap Arti “Dumes” dalam Bahasa Jawa yang Semakin Populer

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Jumat, 20 September 2024 - 17:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Jawa sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang kaya akan makna, terus berkembang dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Salah satu kata yang belakangan ini sering muncul dalam percakapan anak muda Jawa adalah “dumes”. Istilah ini cukup unik dan memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi muda yang aktif di media sosial.

Apa Itu “Dumes”?

“Dumes” berasal dari bahasa Jawa yang berarti seseorang yang suka berbicara kasar atau berkata-kata tidak sopan. Kata ini sering dipakai untuk menggambarkan orang yang berbicara tanpa filter, mungkin karena terlalu jujur atau cenderung tidak memedulikan perasaan orang lain saat berbicara.

Dumes sering diasosiasikan dengan perilaku kurang baik dalam komunikasi sehari-hari, seperti ceplas-ceplos atau melontarkan kata-kata yang menyinggung.

Namun, dalam konteks percakapan modern, penggunaan kata “dumes” sering kali lebih ringan dan bercanda. Misalnya, ketika seseorang berbicara dengan nada yang terlalu blak-blakan, teman-temannya bisa saja berkata, “Jangan dumes, dong!” sebagai peringatan ringan agar tidak terlalu frontal dalam berbicara.

Baca juga: Kenyang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Perut Terisi

Kata Gaul yang Semakin Populer

Di tengah perkembangan media sosial, “dumes” semakin populer di kalangan anak muda Jawa. Mereka sering menggunakannya dalam bentuk status, caption, atau meme yang beredar luas di platform-platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok.

Misalnya, salah satu unggahan meme populer berbunyi, “Kalau kamu dumes terus, nanti ditinggal temen loh!” yang diikuti dengan gambar lucu.

Popularitas kata “dumes” ini menunjukkan bagaimana bahasa tradisional bisa beradaptasi dan hidup berdampingan dengan bahasa modern yang cenderung lebih universal.

Meski begitu, banyak kalangan yang tetap mengingatkan agar makna asli kata “dumes” yang negatif tidak dilupakan begitu saja.

Harapannya, anak-anak muda tetap memahami konteks penggunaan yang tepat dan tidak menjadikan kebiasaan “dumes” sebagai sesuatu yang normal atau dibenarkan.

Baca juga: Kamus bahasa Jawa krama inggil dan artinya

Melestarikan Bahasa Lewat Kreativitas

Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Jawa tidak hanya hidup di kalangan penutur asli, tetapi juga mengalami modernisasi melalui kreativitas generasi muda. Kata-kata seperti “dumes” merupakan salah satu contohnya. Para linguistik dan pengamat budaya Jawa menilai bahwa ini adalah fenomena yang baik selama tidak menghilangkan makna dan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya.

Pakar budaya Jawa, Dr. Soewondo, berpendapat, “Bahasa itu dinamis, dan wajar jika ada istilah baru atau perubahan makna dalam penggunaannya.

Namun, penting bagi generasi muda untuk tetap menjaga adab dalam bertutur kata, terutama dalam bahasa Jawa yang sarat dengan tata krama.”

Fenomena penggunaan kata “dumes” oleh anak muda Jawa merupakan contoh menarik bagaimana bahasa daerah terus berkembang dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Meski begitu, tetap perlu diingat untuk menggunakan kata-kata dengan bijak, baik dalam bahasa apapun, agar tidak menyakiti perasaan orang lain.

“Dumes” boleh digunakan dalam konteks bercanda, tetapi tetap harus diingat bahwa adab dan sopan santun tetap menjadi esensi utama dalam berkomunikasi, terutama dalam budaya Jawa yang menjunjung tinggi tata krama.

Baca juga: Apa arti silit bahasa Jawa?

Makna kata “Dumes” dalam lirik lagu berjudul Dumes

Lagu Dumes yang dinyanyikan oleh Wawes bersama Guyon Waton adalah salah satu lagu yang viral di tahun 2023, terutama di kalangan anak muda.

Dalam bahasa Jawa, “dumes” berarti “lemas,” dan lagu ini menceritakan tentang perjuangan cinta yang berakhir sia-sia. Liriknya menggambarkan seorang pria yang berusaha mendapatkan cinta dari seseorang, namun cintanya tidak berbalas dan penuh dengan kesedihan serta patah hati yang tidak berkesudahan​.

Lagu ini mengangkat tema cinta bertepuk sebelah tangan, di mana tokoh utama mengalami kekecewaan saat orang yang ia cintai memilih orang lain. Meski sempat merasa nyaman dengan kebersamaan mereka, kenyataan menunjukkan bahwa ia tidak memiliki tempat di hati sang pujaan​.

Kepopuleran lagu ini semakin meningkat karena liriknya yang “relatable” bagi banyak orang yang pernah merasakan kekecewaan dalam cinta. Melalui alunan musik yang lembut namun emosional, lagu Dumes berhasil memikat hati para pendengar di berbagai platform musik.

Berita Terkait

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam
Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa
Bajingan dalam Bahasa Jawa: Makna, Sejarah, dan Penggunaan
Jancuk atau Jancok Bahasa Jawa Kasar: Arti, Asal Usul, dan Penggunaan
Makna Kata “Asu” dalam Bahasa Jawa Kasar dan Konteks Penggunaannya
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 20:32 WIB

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 November 2024 - 20:29 WIB

Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rabu, 20 November 2024 - 19:26 WIB

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 November 2024 - 19:20 WIB

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Kamis, 14 November 2024 - 20:06 WIB

Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 Nov 2024 - 20:32 WIB

Bahasa Jawa

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:26 WIB

Bahasa Jawa

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:20 WIB