kawruhbasa.com – Mengenal dan memahami kosakata dalam bahasa Jawa merupakan bagian dari upaya melestarikan budaya lokal. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “kari”.
Dalam bahasa Jawa, arti kari adalah tinggal. Namun, seperti halnya banyak kata lain dalam bahasa Jawa, makna kari tidak hanya terbatas pada arti literal, tetapi juga mengandung makna kiasan serta filosofi tersendiri.
Pengertian Kari dalam Bahasa Jawa
Secara umum, kari berarti tinggal atau tersisa. Kata ini digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu masih ada setelah sebagian lainnya hilang, pergi, atau diambil.
Dalam percakapan sehari-hari, kata kari sering digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal.
Penggunaan Kata Kari dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata kari bisa ditemukan dalam banyak ungkapan masyarakat Jawa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata kari dalam konteks yang berbeda:
- Konteks Waktu atau Keadaan Contoh: “Kari sedina maneh libure” artinya “Tinggal sehari lagi liburnya”. Dalam konteks ini, kari digunakan untuk menyatakan sisa waktu.
- Konteks Jumlah Contoh: “Kari loro roti ne” berarti “Tinggal dua rotinya”. Digunakan ketika menyebut jumlah benda yang masih ada.
- Konteks Kehidupan Contoh: “Kari aku dhewe” bisa diartikan sebagai “Tinggal aku sendiri”. Ungkapan ini sering muncul dalam konteks emosional, seperti perpisahan atau kehilangan.
- Konteks Pekerjaan Contoh: “Kari nyelesekke laporan” artinya “Tinggal menyelesaikan laporan”. Digunakan untuk menggambarkan proses atau tahapan pekerjaan.
Nilai Budaya yang Terkandung dalam Kata Kari
Bahasa Jawa tidak hanya menyampaikan makna secara langsung, tetapi juga menyiratkan filosofi hidup masyarakatnya. Dalam penggunaan kata kari, terdapat beberapa nilai budaya yang bisa dipelajari:
- Kesadaran Akan Waktu Penggunaan kata kari sering berkaitan dengan waktu yang tersisa. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa memiliki kesadaran tinggi terhadap waktu, serta pentingnya menghargai sisa waktu yang ada.
- Sifat Ikhlas dan Menerima Dalam banyak kasus, kata kari menunjukkan kondisi seseorang yang harus menerima keadaan apa adanya. Misalnya dalam ungkapan “Kari sabar lan tawakal”, yang berarti “Tinggal bersabar dan tawakal”. Ungkapan ini menggambarkan sikap hidup yang pasrah dan penuh penerimaan.
- Nilai Kesederhanaan Ketika seseorang mengatakan “Kari mangan seadanya”, artinya ia menerima keadaan dengan apa yang tersisa. Ini mencerminkan gaya hidup sederhana dan tidak berlebihan, sesuatu yang menjadi bagian penting dalam budaya Jawa.
Perbedaan Penggunaan Kari dengan Kata Lain yang Serupa
Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa kata lain yang memiliki makna mirip dengan kari, namun penggunaannya berbeda. Misalnya:
- “Isih” berarti masih ada, tetapi lebih menekankan pada keberadaan sesuatu, bukan yang tersisa.
- “Sisa” juga berarti bagian yang tertinggal, tetapi lebih digunakan untuk konteks benda atau jumlah, bukan waktu atau perasaan.
Dengan demikian, pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Jawa sangat penting untuk menyampaikan makna yang sesuai dengan konteks.
Kata Kari dalam Ungkapan dan Peribahasa Jawa
Banyak ungkapan atau peribahasa Jawa yang menggunakan kata kari untuk menyampaikan pesan moral atau kebijaksanaan hidup, seperti:
- “Urip mung kari nyawa” yang berarti hidup tinggal nyawa saja, menggambarkan kondisi kritis seseorang.
- “Kari kenangan” yang berarti yang tersisa hanya kenangan, sering digunakan dalam konteks kehilangan atau perpisahan.
Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan betapa kaya dan dalamnya makna kata kari dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Pentingnya Memahami Konteks dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawa sangat kontekstual. Satu kata bisa memiliki makna yang berbeda tergantung pada situasi dan intonasi pengucapannya. Oleh karena itu, memahami konteks dalam menggunakan kata kari sangat penting agar pesan yang ingin disampaikan tidak disalahartikan.
Pelestarian Bahasa Jawa Melalui Pemahaman Kosakata
Memahami arti kari dan kosakata lainnya dalam bahasa Jawa adalah bagian dari pelestarian budaya. Bahasa merupakan warisan leluhur yang merekam cara hidup, pandangan dunia, serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Oleh karena itu, mengajarkan makna kata-kata seperti kari kepada generasi muda adalah bentuk konkret dalam menjaga eksistensi bahasa Jawa.
Baca juga: Memahami Arti Karepe dalam Bahasa Jawa dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Arti kari dalam bahasa Jawa adalah tinggal, namun maknanya tidak sesederhana itu. Kata ini mengandung berbagai makna tergantung pada konteks penggunaannya. Selain sebagai penunjuk sisa atau yang tertinggal, kari juga mencerminkan nilai-nilai budaya seperti kesederhanaan, kesabaran, dan penerimaan.
Dengan memahami makna kari secara mendalam, kita tidak hanya belajar tentang kosakata, tetapi juga memahami filosofi dan cara pandang masyarakat Jawa terhadap hidup. Ini adalah langkah penting dalam melestarikan budaya dan bahasa daerah yang semakin jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.