kawruhbasa.com – Bahasa Jawa merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang memiliki beragam kosakata unik dan penuh makna. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa sering menggunakan ungkapan atau kata-kata yang tidak hanya memiliki makna harfiah, tetapi juga kultural.
Salah satu kata yang sering digunakan adalah “jare”. Kata ini terdengar sederhana, namun memiliki peranan penting dalam percakapan dan komunikasi sosial masyarakat Jawa.
Arti jare dalam bahasa Jawa adalah katanya. Kata ini biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi yang berasal dari orang lain.
Dalam struktur kalimat, jare sering muncul di awal atau di tengah kalimat sebagai penanda bahwa informasi tersebut bukan pendapat pribadi si pembicara, melainkan berasal dari pihak lain.
Contoh penggunaan kata jare bisa ditemukan dalam berbagai bentuk percakapan. Misalnya:
- Jare ibu, kowe kudu bali awan iki. (Katanya ibu, kamu harus pulang siang ini.)
- Jare wong-wong, pasar anyar wis dibuka. (Katanya orang-orang, pasar baru sudah dibuka.)
Penggunaan kata jare ini memperlihatkan bahwa masyarakat Jawa sangat memperhatikan sumber informasi.
Dengan menyisipkan kata ini, pembicara menunjukkan bahwa ia tidak mengklaim informasi sebagai miliknya sendiri, melainkan hanya menyampaikan apa yang telah didengar dari orang lain. Ini mencerminkan nilai kehati-hatian dan rasa tanggung jawab dalam berkomunikasi.
Dalam budaya Jawa, penggunaan kata jare juga menunjukkan etika dan kesopanan. Dalam menyampaikan kabar atau gosip, masyarakat Jawa cenderung berhati-hati agar tidak menimbulkan salah paham.
Kata jare membantu menjaga jarak antara pembicara dan isi pembicaraan, sehingga tanggung jawab atas kebenaran informasi tidak sepenuhnya dibebankan pada si pembicara.
Secara linguistik, jare merupakan bentuk dari kata kerja yang berasal dari akar kata “ujar” yang berarti berbicara atau berkata.
Perubahan bentuk kata ini merupakan bagian dari dinamika bahasa daerah yang terus berkembang sesuai dengan pemakaian masyarakatnya. Kata jare dalam bentuknya yang luwes membuatnya mudah disisipkan dalam berbagai kalimat dan suasana, baik formal maupun informal.
Dalam konteks sosial, kata jare sering digunakan dalam menyampaikan rumor atau kabar burung. Ini bukan berarti masyarakat Jawa gemar menyebarkan kabar yang belum tentu benar, tetapi lebih kepada adanya tradisi lisan yang kuat dalam menyampaikan berita.
Budaya tutur yang masih sangat dijaga menjadikan kata jare sebagai bagian dari sistem komunikasi yang penting.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa penggunaan kata jare juga dapat menimbulkan kesalahpahaman apabila digunakan secara sembarangan.
Dalam dunia modern yang dipenuhi dengan informasi dari berbagai sumber, seseorang perlu memastikan kebenaran suatu kabar sebelum menyebarkannya, meskipun hanya dikatakan “katanya”.
Oleh karena itu, pendidikan mengenai literasi informasi dan pentingnya verifikasi menjadi semakin penting, termasuk dalam konteks penggunaan kata jare.
Baca juga: Makna dan Penggunaan Kata Jaran dalam Bahasa Jawa
Dalam sastra Jawa, kata jare juga kerap muncul sebagai bagian dari dialog atau narasi. Penulis menggunakan kata ini untuk menggambarkan alur cerita yang melibatkan penyampaian informasi dari satu tokoh ke tokoh lain.
Penggunaan ini memperlihatkan bahwa kata jare tidak hanya digunakan dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga dalam karya sastra sebagai unsur dramatik.
Dalam kehidupan modern saat ini, kata jare masih tetap relevan. Bahkan dalam media sosial dan komunikasi digital, ungkapan ini masih sering digunakan dalam bentuk tulisan maupun lisan oleh masyarakat Jawa, terutama untuk menyampaikan informasi yang belum pasti.
Ini membuktikan bahwa meskipun teknologi komunikasi berkembang, unsur-unsur budaya dan bahasa lokal tetap hidup dan digunakan.
Lebih jauh, kata jare juga mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat. Di antaranya adalah pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan etika dalam menyampaikan informasi.
Kata ini menjadi pengingat bahwa setiap informasi yang disampaikan sebaiknya melalui pertimbangan matang, meskipun hanya sekadar menyampaikan “katanya”.
Sebagai penutup, memahami arti dan penggunaan kata jare dalam bahasa Jawa memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana masyarakat Jawa berkomunikasi, berpikir, dan menjaga hubungan sosial.
Kata ini tidak hanya menyampaikan makna, tetapi juga membawa pesan budaya yang mencerminkan karakter masyarakatnya. Dengan demikian, mempelajari kata jare dan penggunaannya merupakan bagian dari pelestarian bahasa dan budaya Jawa yang patut dijaga dan dikembangkan.
