kawruhbasa.com – Bahasa Jawa dikenal kaya akan kosakata yang tidak hanya menyampaikan makna literal, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan filosofi yang dalam.
Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah kramas. Kata ini mungkin terdengar sederhana, namun penggunaannya mencerminkan kebersihan, kesehatan, hingga tradisi spiritual dalam masyarakat Jawa.
Daftar isi artikel
Arti Kramas dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, arti kramas dalam bahasa Jawa adalah keramas, yakni mencuci rambut dengan air, sabun, atau bahan alami seperti daun lidah buaya dan air rempah. Kata ini umumnya digunakan dalam konteks perawatan tubuh dan kesehatan.
Contoh penggunaannya dalam kalimat sehari-hari:
- “Aku arep kramas ben sirahku seger maneh.”
(Saya mau keramas agar kepala saya kembali segar.)
Penggunaan Kata Kramas dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata kramas digunakan dalam berbagai situasi. Selain sebagai tindakan menjaga kebersihan diri, kramas juga erat kaitannya dengan momen-momen tertentu dalam kehidupan masyarakat Jawa.
1. Kramas dalam Kehidupan Harian
Sebagian besar masyarakat Jawa mengenal kramas sebagai kegiatan rutin, terutama setelah bepergian jauh, beraktivitas berat, atau pada hari-hari tertentu yang dianggap baik.
Misalnya:
- “Saben Rebo Wage aku kramas nganggo godhong waru.”
(Setiap Rabu Wage saya keramas dengan daun waru.)
2. Kramas Sebelum Acara Penting
Dalam adat Jawa, seseorang biasanya dianjurkan untuk kramas sebelum menghadiri atau mengikuti acara besar, seperti pernikahan, selametan, atau upacara adat. Tujuannya bukan hanya agar bersih secara fisik, tetapi juga agar membawa energi positif.
Contoh kalimat:
- “Sadurunge mantu, calon penganten biasane kramas nganggo air bunga.”
(Sebelum menikah, calon pengantin biasanya keramas dengan air bunga.)
3. Kramas untuk Tujuan Spiritual
Kramas juga sering dilakukan sebagai bagian dari ritual spiritual, seperti ruwatan, tolak bala, atau bersih desa. Dalam konteks ini, kramas dianggap sebagai simbol pembersihan diri dari energi negatif atau kesialan.
Nilai Budaya dalam Tradisi Kramas
Lebih dari sekadar membersihkan rambut, kramas dalam budaya Jawa mengandung sejumlah nilai penting.
Keseimbangan Lahir dan Batin
Masyarakat Jawa meyakini bahwa tubuh dan jiwa harus dijaga secara seimbang. Kramas bukan hanya membersihkan kotoran fisik, tetapi juga bagian dari upaya membersihkan pikiran dan hati.
Menghargai Hari Baik
Pemilihan waktu untuk kramas juga mencerminkan pengetahuan masyarakat Jawa terhadap penanggalan tradisional. Misalnya, sebagian orang memilih hari tertentu dalam kalender Jawa yang dianggap membawa keberuntungan.
Menjaga Keselarasan dengan Alam
Tradisi kramas sering menggunakan bahan alami seperti jeruk nipis, daun pandan, air kelapa, hingga air sumur. Hal ini menunjukkan kearifan lokal masyarakat Jawa dalam memanfaatkan alam secara harmonis.
Bahan Alami yang Digunakan untuk Kramas
Sebelum sampo modern digunakan luas, masyarakat Jawa telah mempraktikkan kramas dengan berbagai bahan tradisional, seperti:
- Daun waru: menghasilkan lendir yang lembut untuk rambut
- Jeruk nipis: menghilangkan minyak berlebih dan ketombe
- Air kelapa: menyegarkan dan memperkuat akar rambut
- Bunga kenanga: memberikan aroma wangi yang menenangkan
Ungkapan atau Peribahasa Terkait Kramas
Meski tidak sebanyak kata lain, terdapat beberapa ungkapan yang berkaitan dengan konsep kramas, seperti:
- “Kramas atine disik sadurunge tumindak.”
(Sucikan niatmu sebelum bertindak.)
Ungkapan ini menyimbolkan bahwa niat dan pikiran juga perlu “dibersihkan” layaknya rambut.
Relevansi Kramas dalam Kehidupan Modern
Walaupun kini tersedia berbagai produk pembersih rambut instan, nilai dan filosofi di balik tradisi kramas tetap relevan:
- Kesehatan dan kebersihan pribadi tetap menjadi kebutuhan dasar.
- Ritual kramas menjelang acara penting tetap dipertahankan, terutama dalam upacara adat Jawa.
- Kesadaran ekologis membuat sebagian masyarakat kembali menggunakan bahan alami untuk kramas.
Upaya Melestarikan Tradisi Kramas
Untuk menjaga keberlangsungan nilai budaya Jawa dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam praktik kramas, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Memasukkan praktik ini dalam pelajaran muatan lokal di sekolah.
- Mengadakan lokakarya tentang perawatan tubuh tradisional.
- Mempromosikan produk kramas berbahan alami lokal.
- Menulis dan mendokumentasikan cerita rakyat terkait perawatan tradisional.
Kramas, dalam bahasa Jawa yang berarti keramas, bukanlah sekadar mencuci rambut. Lebih dari itu, praktik ini mencerminkan nilai-nilai budaya seperti kesucian lahir batin, penghargaan terhadap alam, dan penghormatan terhadap waktu yang baik.
Dengan melestarikan kata dan praktik kramas, kita turut menjaga kekayaan bahasa dan kebijaksanaan lokal yang telah hidup ratusan tahun dalam budaya Jawa.
Di tengah modernisasi, pelestarian tradisi seperti ini menjadi bentuk penghormatan terhadap jati diri dan kearifan leluhur.