kawruhbasa.com – Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang paling kaya akan ekspresi dan nuansa makna. Banyak kata dalam bahasa ini memiliki arti yang kontekstual dan tidak selalu dapat diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu contohnya adalah kata “kono”.
Daftar isi artikel
Pengertian Dasar Kono dalam Bahasa Jawa
Dalam pengertian umum, arti kono dalam bahasa Jawa adalah “situ” atau “di sana”. Kata ini termasuk dalam kategori kata penunjuk tempat, yang dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan “itu” atau “di tempat tersebut” tergantung pada konteks kalimatnya.
Kata kono menunjukkan lokasi yang tidak berada dekat dengan pembicara maupun lawan bicara, melainkan pada jarak yang dianggap cukup jauh dari keduanya.
Dalam sistem penunjuk lokasi bahasa Jawa, kono berbeda dari “kene” (sini) dan “kono” juga berbeda dari “kana” (arah sana tapi tidak spesifik tempat).
Ragam Penggunaan Kata Kono
1. Penunjuk Tempat
Kono digunakan untuk menunjukkan lokasi atau tempat yang jauh dari posisi pembicara. Contoh penggunaannya dalam kalimat:
- “Nggoletne buku kono, ana ing lemari.” (Cari bukunya di situ, ada di lemari.)
- “Wingi aku lunga menyang omahe sing kono.” (Kemarin aku pergi ke rumah yang di sana.)
2. Penunjuk Keadaan atau Situasi
Kono tidak hanya menunjukkan tempat secara fisik, tetapi juga bisa merujuk pada kondisi atau situasi tertentu yang sedang dibicarakan:
- “Kahanan kono rame banget.” (Keadaan di sana sangat ramai.)
- “Kono wis beda karo biyen.” (Situasi di sana sudah berbeda dari dulu.)
3. Penunjuk dalam Cerita atau Narasi
Dalam konteks cerita atau dongeng, kono digunakan untuk memperjelas bagian naratif yang menunjuk pada tempat atau kejadian yang tidak sedang berlangsung di sekitar pembicara:
- “Ing jaman semana, ana sawijining raja sing manggon ing kono.” (Pada zaman dahulu, ada seorang raja yang tinggal di situ.)
Perbedaan Kono dengan Kata Penunjuk Lainnya
Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa kata penunjuk tempat yang masing-masing memiliki perbedaan makna berdasarkan kedekatan:
- Kene: menunjukkan tempat yang dekat dengan pembicara (sini)
- Kono: menunjukkan tempat yang jauh dari pembicara dan lawan bicara (situ/di sana)
- Kana: menunjukkan arah atau tempat yang lebih jauh lagi, bisa bersifat abstrak
Pemilihan kata penunjuk ini sangat penting dalam komunikasi, karena menunjukkan tingkat kesopanan, kedekatan, dan kejelasan informasi.
Filosofi dan Nilai Budaya dalam Kata Kono
Penggunaan kata kono tidak hanya sebatas penunjuk tempat, melainkan juga mencerminkan cara pandang orang Jawa terhadap ruang dan hubungan sosial.
Dalam budaya Jawa, berbicara dengan nuansa halus dan tidak langsung adalah hal yang umum. Kata kono, dalam beberapa konteks, digunakan untuk menghindari penunjukan yang terlalu terang-terangan agar tidak menyinggung perasaan lawan bicara.
Contohnya, ketika seseorang mengatakan:
- “Mbok coba deloken kono.” (Coba kamu lihat di situ.)
Ungkapan ini bisa jadi bermakna harfiah (menunjuk lokasi), namun bisa juga memiliki makna tersirat seperti meminta seseorang menyadari sesuatu tanpa harus dijelaskan secara langsung.
Ungkapan Populer yang Mengandung Kata Kono
Beberapa ungkapan dan peribahasa dalam bahasa Jawa menggunakan kata kono untuk memperkuat pesan atau makna tersirat:
- “Ojo mung ndeleng sing kono, ning deloken uga sing kene.” (Jangan hanya melihat yang di sana, tetapi lihat juga yang di sini.)
- “Apa sing kelakon kono bisa dadi pelajaran kanggo kene.” (Apa yang terjadi di sana bisa menjadi pelajaran untuk di sini.)
Ungkapan-ungkapan ini mengajarkan nilai refleksi dan pembelajaran dari pengalaman orang lain.
Relevansi Kata Kono dalam Kehidupan Modern
Di era digital dan globalisasi, penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari mungkin mulai berkurang, terutama di kalangan generasi muda.
Namun demikian, kata-kata seperti kono tetap relevan untuk dipahami karena menjadi bagian dari identitas budaya.
Dalam komunikasi daring atau percakapan sehari-hari, memahami makna kata kono dapat memperkaya kosakata sekaligus menjaga warisan budaya.
Selain itu, pemakaian kata ini bisa menjadi bentuk penghormatan terhadap bahasa ibu yang sarat makna dan filosofi.
Pelestarian Bahasa melalui Kata Sehari-hari
Kata kono adalah contoh kecil dari ribuan kosakata Jawa yang memiliki kedalaman makna. Upaya pelestarian kata ini bisa dilakukan melalui:
- Menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan keluarga.
- Menulis cerita pendek atau artikel menggunakan bahasa Jawa.
- Mengajarkan kosakata Jawa melalui media sosial atau konten digital.
- Mendorong sekolah-sekolah untuk mengajarkan kosakata lokal secara aktif.
Kata kono dalam bahasa Jawa berarti situ, dan berfungsi sebagai penunjuk tempat yang jauh dari pembicara. Meskipun tampak sederhana, kata ini memiliki makna luas yang mencerminkan nilai budaya, filosofi hidup, dan cara berbahasa masyarakat Jawa.
Memahami makna kono tidak hanya memperkaya pemahaman linguistik, tetapi juga membantu kita mengenali lebih dalam budaya luhur yang melekat dalam bahasa tersebut.
Dengan memahami dan menggunakan kata-kata seperti kono, kita turut melestarikan bahasa Jawa agar tetap hidup dan bermakna dalam kehidupan modern.