Mengenal Arti Kesuwen dalam Bahasa Jawa: Makna dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

- Author

Friday, 6 June 2025 - 09:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

kawruhbasa.com – Bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia memiliki kekayaan kosakata yang sangat luas. Tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa ini juga mencerminkan budaya, kebiasaan, dan nilai-nilai masyarakat yang menuturkannya.

Salah satu kosakata yang menarik untuk dibahas adalah “kesuwen”. Arti kesuwen dalam bahasa Jawa adalah terlalu lama. Meskipun terdengar sederhana, kata ini memiliki makna yang cukup dalam dan sering digunakan dalam berbagai situasi.

Artikel ini akan mengulas secara komprehensif mengenai makna “kesuwen”, asal-usul penggunaannya, hingga penerapannya dalam komunikasi masyarakat Jawa. Dengan memahami arti dan konteks penggunaannya, pembaca akan semakin mengenal kekayaan budaya dan bahasa Jawa.

Apa Itu Kesuwen?

Secara etimologis, kata “kesuwen” berasal dari kata dasar “suwe” yang berarti lama. Dalam bahasa Jawa, “ke-an” merupakan salah satu bentuk afiksasi yang digunakan untuk menyatakan keadaan atau situasi. Maka, “kesuwen” dapat dimaknai sebagai suatu keadaan yang terlalu lama atau berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar.

Contoh kalimat dalam bahasa Jawa:

  • “Kesuwen nunggu awakmu, nganti ngantuk.”
    Artinya: Terlalu lama menunggu kamu, sampai mengantuk.

Arti Kesuwen dalam Bahasa Jawa Adalah Terlalu Lama

Secara harfiah, arti kesuwen dalam bahasa Jawa adalah terlalu lama. Istilah ini umumnya digunakan untuk menyatakan ketidaksabaran atau kejengkelan karena suatu aktivitas atau proses berlangsung melebihi waktu yang wajar.

Misalnya dalam konteks percakapan sehari-hari:

  • “Kesuwen mangané, aku wes luwé!”
    Artinya: Terlalu lama makannya, aku sudah lapar!

Dalam contoh ini, kesuwen mengekspresikan rasa tidak nyaman karena waktu yang terlalu panjang untuk aktivitas makan seseorang. Jadi, kata ini tidak hanya menjelaskan waktu yang lama, tetapi juga mengandung emosi atau perasaan si penutur.

Variasi Penggunaan Kata Kesuwen

Meskipun arti dasarnya sama, penggunaan kata kesuwen dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Beberapa contoh variasi penggunaan antara lain:

  1. Kesuwen Nunggu (Terlalu lama menunggu)
    “Aku kesuwen nunggu bis ora teko-teko.”
    (Saya terlalu lama menunggu bus yang tak kunjung datang.)
  2. Kesuwen Urusane (Terlalu lama urusannya)
    “Kok kesuwen banget ngurus SIM-ne?”
    (Kenapa terlalu lama sekali mengurus SIM-nya?)
  3. Kesuwen Mikir (Terlalu lama berpikir)
    “Kesuwen mikir malah ora rampung-rampung.”
    (Terlalu lama berpikir malah tidak selesai-selesai.)

Penggunaan kata ini cukup fleksibel dan dapat disesuaikan dengan berbagai situasi sehari-hari. Namun, yang perlu diperhatikan adalah nuansa emosional yang biasanya menyertai kata kesuwen, seperti rasa bosan, jengkel, atau tidak sabar.

Hubungan Kesuwen dengan Budaya Jawa

Bahasa mencerminkan budaya, dan demikian pula halnya dengan kata kesuwen. Dalam budaya Jawa yang menjunjung tinggi tata krama, kesabaran, dan ketepatan waktu, kata ini bisa menjadi simbol peringatan halus terhadap ketidaktepatan atau kelambanan seseorang.

Misalnya, dalam situasi resmi atau acara keluarga, seseorang bisa menegur orang lain dengan berkata:

  • “Ayo cepetan, ojok kesuwen!”
    (Ayo cepat, jangan terlalu lama!)

Ini merupakan cara yang sopan namun tegas dalam menyampaikan bahwa waktu sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

Kesuwen dalam Ungkapan dan Peribahasa

Dalam bahasa Jawa, kata kesuwen juga sering muncul dalam ungkapan-ungkapan atau peribahasa yang mengandung nilai-nilai hidup. Walaupun tidak sebanyak kata lain yang memiliki bentuk peribahasa khusus, namun kesuwen sering digunakan sebagai bagian dari kalimat simbolik.

Contohnya:

  • “Kesuwen mendhem rasa, bisa nuwuhake loro ati.”
    (Terlalu lama memendam perasaan bisa menimbulkan sakit hati.)

Ungkapan ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa kaya akan makna kiasan, dan kesuwen bisa menjadi bagian penting dalam mengungkapkan nasihat atau pelajaran hidup.

Kesuwen dalam Perspektif Sosial

Dalam kehidupan sosial, kata kesuwen juga bisa mencerminkan ekspektasi masyarakat terhadap ketepatan waktu dan kecepatan bertindak. Di satu sisi, masyarakat Jawa terkenal sabar, namun di sisi lain juga menghargai efisiensi.

Oleh karena itu, kesuwen sering muncul sebagai kritik terhadap orang yang dianggap lamban, baik dalam bekerja, merespons, atau mengambil keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kesuwen adalah istilah yang umum, penggunaannya harus bijak agar tidak menyinggung orang lain.

Padanan Kata Kesuwen dalam Bahasa Indonesia

Untuk memahami kata ini lebih jauh, kita bisa membandingkannya dengan padanan kata dalam bahasa Indonesia. Kesuwen dapat disamakan dengan:

  • Terlalu lama
  • Kelamaan
  • Berlarut-larut

Namun, padanan tersebut tidak sepenuhnya menangkap nuansa emosional atau kultural dari kata kesuwen. Dalam bahasa Jawa, kata ini punya dimensi rasa yang lebih halus atau lebih kuat tergantung pada intonasi dan konteksnya.

Kesuwen dalam Bahasa Jawa Krama

Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan, yakni ngoko, madya, dan krama. Dalam bahasa krama, kata “kesuwen” bisa diganti atau dibentuk dalam struktur yang lebih sopan.

Contohnya:

  • “Kawis kangge dangu, mugi boten ndadosaken kados pundi.”
    (Mohon maaf atas waktu yang lama, semoga tidak menjadi masalah.)

Dalam kalimat tersebut, tidak ada penggunaan langsung kata “kesuwen”, namun makna dan konteksnya tetap sama. Ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Jawa, makna bisa disampaikan dengan cara yang lebih halus dan penuh penghormatan.

Kosakata dalam bahasa Jawa tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga cerminan dari nilai dan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

Baca juga: Arti Kesusu dalam Bahasa Jawa: Makna Tergesa-Gesa dalam Perspektif Budaya

Arti kesuwen dalam bahasa Jawa adalah terlalu lama, namun lebih dari itu, kata ini membawa makna emosional, sosial, dan bahkan filosofis dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami kata seperti kesuwen, kita tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga belajar tentang cara masyarakat Jawa memandang waktu, kesabaran, dan etika dalam berinteraksi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi salah satu jendela untuk lebih mengenal bahasa Jawa secara mendalam.

Berita Terkait

Arti Kesusu dalam Bahasa Jawa: Makna Tergesa-Gesa dalam Perspektif Budaya
Mengenal Arti Kesel dalam Bahasa Jawa: Lelah yang Sarat Makna Budaya
Arti Keris dalam Bahasa Jawa: Simbol, Makna, dan Nilai Budaya yang Terkandung
Makna Kata “Kerep” dalam Bahasa Jawa: Penjelasan Lengkap dan Contoh Penggunaannya
Memahami Arti Kepung dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Dikelil
Mengenal Arti Kepriye dalam Bahasa Jawa: Makna, Fungsi, dan Nilai Budaya
Mengenal Arti Kata “Kepentut” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Penggunaannya
Memahami Arti Kepepet dalam Bahasa Jawa: Ketika Terdesak Menjadi Filosofi Hidup

Berita Terkait

Friday, 6 June 2025 - 09:42 WIB

Mengenal Arti Kesuwen dalam Bahasa Jawa: Makna dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Friday, 6 June 2025 - 09:35 WIB

Arti Kesusu dalam Bahasa Jawa: Makna Tergesa-Gesa dalam Perspektif Budaya

Thursday, 5 June 2025 - 21:57 WIB

Mengenal Arti Kesel dalam Bahasa Jawa: Lelah yang Sarat Makna Budaya

Thursday, 5 June 2025 - 20:51 WIB

Arti Keris dalam Bahasa Jawa: Simbol, Makna, dan Nilai Budaya yang Terkandung

Wednesday, 4 June 2025 - 17:27 WIB

Makna Kata “Kerep” dalam Bahasa Jawa: Penjelasan Lengkap dan Contoh Penggunaannya

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Mengenal Arti Kesel dalam Bahasa Jawa: Lelah yang Sarat Makna Budaya

Thursday, 5 Jun 2025 - 21:57 WIB