kawruhbasa.com – Bahasa Jawa dikenal dengan kekayaan kosakata yang mencerminkan sikap, kebiasaan, dan filosofi hidup masyarakatnya. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “kesusu.”
Dalam keseharian, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan terburu-buru atau tanpa pertimbangan matang.
Makna Dasar Kesusu dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, arti kesusu dalam bahasa Jawa adalah tergesa-gesa. Kata ini mengandung konotasi negatif karena berkaitan dengan tindakan yang dilakukan secara cepat, namun seringkali tidak bijaksana.
Kesusu menggambarkan seseorang yang melakukan sesuatu dengan tidak sabar, terburu-buru, atau tanpa memperhitungkan risiko dan akibatnya.
Contoh penggunaan kata kesusu dalam kalimat:
- “Aja kesusu mutusake perkara, pikir dhisik becik elek-e.” (Jangan tergesa-gesa memutuskan suatu hal, pikirkan dulu baik buruknya.)
- “Dheweke kesusu budhal, nganti lali nggawa dompet.” (Dia terburu-buru pergi, sampai lupa membawa dompet.)
Ragam Konteks Penggunaan Kata Kesusu
Kata kesusu tidak hanya berlaku dalam konteks tindakan fisik, tetapi juga dalam pengambilan keputusan, penyampaian pendapat, hingga dalam sikap sosial sehari-hari.
- Kesusu dalam Bertindak: Kesusu sering digunakan untuk mengkritik seseorang yang bertindak tanpa perencanaan matang. Misalnya, seseorang yang tergesa-gesa membeli sesuatu tanpa berpikir panjang bisa disebut kesusu.
- Kesusu dalam Berbicara: Dalam budaya Jawa yang menjunjung tata krama, berbicara dengan tergesa-gesa atau memotong pembicaraan orang lain juga dianggap kesusu. Ini menunjukkan kurangnya sopan santun atau kebijaksanaan dalam bertutur.
- Kesusu dalam Menilai: Tergesa-gesa dalam menilai seseorang atau suatu situasi juga termasuk dalam makna kesusu. Misalnya, memberikan kritik atau kesimpulan tanpa memahami konteks secara menyeluruh.
Nilai Budaya di Balik Konsep Kesusu
Kata kesusu dalam bahasa Jawa tidak hanya menggambarkan kecepatan, tetapi juga menyiratkan filosofi hidup masyarakat Jawa yang menjunjung ketenangan, pertimbangan matang, dan kehati-hatian.
- Pitutur Luhur: Alon-alon waton kelakon Salah satu filosofi Jawa yang terkenal adalah “alon-alon waton kelakon,” yang berarti pelan-pelan asalkan tercapai. Ungkapan ini bertolak belakang dengan kesusu, karena menekankan pentingnya ketelitian dan kesabaran dalam menjalani sesuatu.
- Menghindari Kesalahan Akibat Tergesa-gesa Masyarakat Jawa percaya bahwa sesuatu yang dilakukan secara kesusu rawan menimbulkan kesalahan. Oleh karena itu, mereka lebih memilih melakukan sesuatu dengan tenang dan terukur.
- Refleksi Nilai Keseimbangan Kesusu dianggap sebagai bentuk ketidakseimbangan antara pikiran dan tindakan. Dalam budaya Jawa, keseimbangan atau harmoni (rukun) sangat dijunjung tinggi, sehingga kesusu dipandang sebagai penyimpangan dari nilai ideal tersebut.
Peribahasa Jawa yang Berkaitan dengan Kesusu
Dalam khazanah sastra Jawa, terdapat sejumlah peribahasa yang menggambarkan dampak buruk dari tergesa-gesa:
- “Kesusu mundhak kesrakat” (Tergesa-gesa bisa celaka)
- “Koyo kesusu mlebu omah liyan” (Seperti terburu-buru masuk rumah orang lain – menggambarkan tindakan yang sembrono)
- “Wong kesusu biasane ora kepikiran becik” (Orang yang tergesa-gesa biasanya tidak berpikir dengan baik)
Kata Kesusu dalam Konteks Pendidikan dan Sosial
Pemahaman terhadap makna kesusu penting untuk ditanamkan sejak dini, terutama dalam dunia pendidikan. Guru dapat menggunakan kata ini untuk mengajarkan pentingnya berpikir sebelum bertindak dan berbicara.
Contoh pendekatan edukatif:
- “Anak-anak, nek arep njawab soal kudu tenang, aja kesusu, ben ora salah.” (Anak-anak, kalau mau menjawab soal harus tenang, jangan tergesa-gesa, agar tidak salah.)
Dalam konteks sosial, mengingatkan seseorang agar tidak kesusu juga menjadi bentuk perhatian dan nasihat yang penuh nilai kearifan lokal.
Kesusu dalam Kehidupan Modern
Meskipun berasal dari budaya tradisional, kata kesusu tetap relevan dalam era modern yang serba cepat dan instan.
Banyak tantangan hidup masa kini yang mendorong orang bertindak terburu-buru, baik dalam bekerja, berpendapat, maupun mengambil keputusan.
Namun, penting untuk diingat bahwa kecepatan bukanlah segalanya. Keputusan yang dibuat dalam kondisi tergesa-gesa berisiko lebih besar membawa penyesalan. Di sinilah kebijaksanaan masyarakat Jawa melalui kata kesusu menjadi pelajaran berharga.
Baca juga: Mengenal Arti Kesel dalam Bahasa Jawa: Lelah yang Sarat Makna Budaya
Arti kesusu dalam bahasa Jawa adalah tergesa-gesa, sebuah kata sederhana namun kaya makna. Kesusu menggambarkan tindakan yang terburu-buru dan tidak terukur, yang dalam budaya Jawa seringkali dihindari karena berpotensi membawa kesalahan dan kerugian.
Melalui nilai-nilai budaya yang terkandung dalam konsep kesusu, masyarakat Jawa mengajarkan pentingnya kehati-hatian, kesabaran, dan kebijaksanaan. Dalam dunia yang bergerak cepat seperti sekarang, pesan-pesan tersebut justru menjadi semakin relevan.
Dengan memahami makna kesusu, kita tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga menyerap kearifan lokal yang dapat membimbing kita dalam mengambil keputusan dengan bijak dan penuh pertimbangan.