Memahami Arti Kelaran dalam Bahasa Jawa: Makna, Konteks, dan Penggunaannya

- Author

Wednesday, 28 May 2025 - 09:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

kawruhbasa.com – Memahami bahasa daerah seperti Jawa membutuhkan ketekunan dan pemahaman terhadap konteks budaya. Salah satu kata yang memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa adalah kelaran.

Dalam bahasa Jawa, arti kelaran adalah kesakitan. Kata ini bukan sekadar menggambarkan rasa sakit secara fisik, melainkan mencerminkan kondisi yang lebih luas, termasuk sakit hati dan penderitaan batin.

Penggunaan kata kelaran cukup luas dalam masyarakat Jawa, dan memiliki nilai filosofis yang tinggi. Masyarakat Jawa sering menggunakan kata ini dalam konteks sehari-hari untuk menjelaskan kondisi tubuh, hati, maupun pikiran yang sedang dalam keadaan tidak baik.

Makna Kelaran dalam Bahasa Jawa

Secara umum, kelaran merujuk pada kondisi fisik yang mengalami gangguan. Namun, dalam bahasa Jawa, kelaran juga mengandung unsur emosional.

Misalnya, seseorang yang kecewa atau terluka secara batin juga bisa disebut kelaran. Dalam pengucapan sehari-hari, kelaran menjadi simbol penderitaan, baik ringan maupun berat.

Dalam konteks medis atau kesehatan, kelaran digunakan untuk menyebutkan seseorang yang sedang sakit.

Frasa seperti “kelaran awan bengi” (sakit siang malam) menggambarkan penderitaan terus-menerus. Kata ini tidak hanya mencerminkan keluhan fisik, tetapi juga menandakan rasa prihatin dari orang lain.

Konotasi Emosional Kata Kelaran

Di samping makna fisik, kata kelaran sering digunakan untuk menggambarkan kondisi batin seseorang. Dalam percakapan sehari-hari, seseorang yang mengalami kekecewaan dalam hubungan asmara atau keluarga juga dapat disebut kelaran.

Ini menunjukkan bahwa dalam budaya Jawa, kondisi emosional dipandang sebagai bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan.

Contoh penggunaan dalam kalimat: “Dheweke kelaran atine merga dikhianati kancane.” Artinya, ia mengalami sakit hati karena dikhianati oleh temannya. Dalam konteks ini, kelaran tidak merujuk pada tubuh, melainkan luka emosional.

Kelaran dan Filosofi Hidup Orang Jawa

Budaya Jawa sangat erat dengan nilai-nilai kehidupan yang mengedepankan keselarasan dan ketenangan batin.

Dalam hal ini, kelaran juga menjadi simbol peringatan bahwa tubuh dan jiwa membutuhkan perhatian. Ketika seseorang kelaran, itu menjadi isyarat bahwa ada ketidakseimbangan yang harus diperbaiki.

Orang Jawa percaya bahwa sakit bukan hanya disebabkan oleh faktor fisik, tetapi juga bisa berasal dari pikiran dan perasaan.

Oleh karena itu, penyembuhan dalam budaya Jawa tidak hanya melibatkan pengobatan medis, tetapi juga pendekatan spiritual dan sosial.

Peribahasa dan Ungkapan Terkait Kelaran

Bahasa Jawa memiliki banyak peribahasa yang mengandung makna mendalam, termasuk yang berkaitan dengan kelaran. Salah satunya adalah:

“Wong kelaran kudu sabar lan nrimo.” Artinya, orang yang sedang sakit harus sabar dan menerima dengan ikhlas. Ungkapan ini mencerminkan sikap masyarakat Jawa dalam menghadapi penderitaan dengan ketabahan.

Ungkapan lain yang sering terdengar:

“Kelaran iku cobaan saka Gusti.” Ini menekankan bahwa sakit dianggap sebagai ujian dari Tuhan, dan harus dihadapi dengan keimanan.

Penggunaan Kata Kelaran dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam komunikasi sehari-hari, kata kelaran digunakan dalam berbagai situasi, tidak hanya di lingkungan keluarga, tetapi juga dalam masyarakat umum. Beberapa contoh penggunaan:

  • “Simbah saiki kelaran, ora iso teko kendhuri.”
  • Aku wis rong dina kelaran weteng.”
  • “Dheweke kelaran atine merga ora diajak rembugan.”

Ketiga contoh tersebut menunjukkan bahwa kelaran dapat merujuk pada kondisi fisik (seperti sakit perut), kondisi sosial (tidak diajak berdiskusi), maupun kondisi emosional (sakit hati).

Kelaran dalam Sastra dan Kesenian Jawa

Dalam karya sastra Jawa klasik maupun modern, kata kelaran sering digunakan sebagai simbol penderitaan tokoh utama. Misalnya, dalam tembang macapat atau cerita wayang, kelaran menjadi unsur penting dalam menggambarkan dinamika emosional karakter.

Dalam kesenian seperti ketoprak dan wayang kulit, tokoh-tokoh yang mengalami konflik batin atau tragedi keluarga sering digambarkan dalam kondisi kelaran, baik secara lahir maupun batin. Ini memperkuat makna kelaran sebagai simbol universal penderitaan dalam budaya Jawa.

Relevansi Kata Kelaran di Era Modern

Meskipun zaman terus berkembang, penggunaan kata kelaran masih tetap relevan. Banyak orang Jawa yang tetap menggunakan kata ini dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam dunia digital seperti media sosial dan percakapan daring.

Makna kelaran juga semakin luas, termasuk dalam konteks kesehatan mental. Saat ini, ketika isu kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian, istilah kelaran bisa digunakan untuk merujuk pada kondisi depresi, kecemasan, atau stres.

Baca juga: Arti Kuwat dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Pengaruhnya dalam Budaya

Dalam bahasa Jawa, arti kelaran adalah kesakitan, namun maknanya tidak hanya terbatas pada kondisi fisik. Kelaran mencerminkan penderitaan jiwa, konflik emosional, serta tantangan hidup yang dihadapi oleh seseorang.

Dengan memahami kata ini, kita tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang nilai-nilai budaya dan cara pandang masyarakat Jawa terhadap kehidupan dan penderitaan.

Kata kelaran mengajarkan kita pentingnya empati, kesabaran, serta keseimbangan antara tubuh dan jiwa. Dalam budaya Jawa, kelaran bukan hanya sesuatu yang harus disembuhkan, tetapi juga dipahami sebagai bagian dari proses kehidupan yang harus dijalani dengan ikhlas dan penuh makna.

Berita Terkait

Arti Kuwat dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Pengaruhnya dalam Budaya
Arti Kelalen Bahasa Jawa Adalah Terlupa: Penjelasan Lengkap dan Contoh Penggunaan
Makna dan Penggunaan “Kelakon” dalam Bahasa Jawa: Arti, Contoh, dan Penjelasannya
Makna Kata Kelairan dalam Bahasa Jawa: Pemahaman atas Kelahiran Menurut Budaya Jawa
Memahami Arti Kekembangan dalam Bahasa Jawa: Makna dan Peranannya dalam Budaya
Memahami Arti Kekarepan dalam Bahasa Jawa: Kehendak dan Niat sebagai Landasan Hidup
Memahami Arti Kejaba dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Konteks Kecuali
Makna Kedhep dalam Bahasa Jawa dan Nilai Budayanya

Berita Terkait

Wednesday, 28 May 2025 - 09:58 WIB

Memahami Arti Kelaran dalam Bahasa Jawa: Makna, Konteks, dan Penggunaannya

Wednesday, 28 May 2025 - 09:55 WIB

Arti Kuwat dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Pengaruhnya dalam Budaya

Tuesday, 27 May 2025 - 12:09 WIB

Arti Kelalen Bahasa Jawa Adalah Terlupa: Penjelasan Lengkap dan Contoh Penggunaan

Tuesday, 27 May 2025 - 12:04 WIB

Makna dan Penggunaan “Kelakon” dalam Bahasa Jawa: Arti, Contoh, dan Penjelasannya

Tuesday, 27 May 2025 - 11:59 WIB

Makna Kata Kelairan dalam Bahasa Jawa: Pemahaman atas Kelahiran Menurut Budaya Jawa

Berita Terbaru