kawruhbasa.com – Bahasa Jawa dikenal kaya akan kosakata yang tidak hanya memiliki arti harfiah, namun juga mengandung nilai-nilai filosofis dan emosional yang dalam. Salah satu kata yang sarat makna dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa adalah kelangan.
Dalam bahasa Jawa, arti kelangan adalah kehilangan. Namun, lebih dari sekadar kehilangan dalam arti fisik, kata ini mencerminkan berbagai aspek emosional dan sosial yang melekat pada pengalaman manusia.
Daftar isi artikel
Makna Dasar Kelangan dalam Bahasa Jawa
Secara linguistik, kelangan berasal dari akar kata ilang yang berarti hilang. Penambahan awalan ke- dan akhiran -an membentuk kata benda kelangan yang mengacu pada keadaan atau peristiwa kehilangan.
Dalam penggunaannya, kata ini dapat merujuk pada kehilangan barang, kesempatan, hingga kehilangan seseorang yang dicintai.
Contoh:
- Aku kelangan dompet nalika nang pasar. (Saya kehilangan dompet saat di pasar.)
- Dheweke kelangan bapake setahun kepungkur. (Dia kehilangan ayahnya setahun lalu.)
Konotasi Emosional dalam Kata Kelangan
Berbeda dengan bahasa lain yang mungkin hanya menyampaikan makna objektif, dalam bahasa Jawa kelangan membawa serta beban emosional yang tidak sedikit.
Kata ini sering kali digunakan untuk mengungkapkan duka, rasa sesal, dan kerinduan yang mendalam.
Ungkapan seperti kelangan wong sing ditresnani (kehilangan orang yang dicintai) atau kelangan rasa percaya (kehilangan rasa percaya) menunjukkan bahwa kelangan dapat merujuk pada kehilangan yang bersifat abstrak maupun spiritual.
Penggunaan Kelangan dalam Konteks Budaya
Masyarakat Jawa sangat menjunjung nilai-nilai kekerabatan, kebersamaan, dan keharmonisan. Dalam konteks ini, kata kelangan tidak hanya menjadi ungkapan perasaan pribadi, tetapi juga menjadi cermin nilai budaya.
Ketika seseorang mengalami kelangan, respons sosial dari masyarakat sekitar biasanya sangat besar. Ungkapan bela sungkawa, kehadiran dalam acara tahlilan, dan dukungan moral adalah bentuk solidaritas yang melekat kuat dalam budaya Jawa.
Kelangan juga sering muncul dalam tembang atau syair Jawa tradisional. Lagu-lagu dolanan anak-anak, gending-gending keraton, hingga puisi modern Jawa banyak menyisipkan kata ini untuk menggambarkan rasa kehilangan yang mendalam.
Kelangan dalam Peribahasa dan Ungkapan Sehari-hari
Bahasa Jawa kaya akan ungkapan dan peribahasa yang menggunakan kata kelangan. Beberapa contoh antara lain:
- Wong urip mesti ngrasakake kelangan. (Setiap manusia pasti merasakan kehilangan.)
- Kelangan barang isih iso digoleki, kelangan ati angel bali. (Kehilangan barang masih bisa dicari, kehilangan hati sulit kembali.)
- Kelangan kesempatan ora bakal bali kaping pindho. (Kehilangan kesempatan tidak akan datang dua kali.)
Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Jawa memiliki pemahaman mendalam terhadap konsekuensi dari kehilangan, baik dalam bentuk fisik maupun emosional.
Filosofi Kehilangan dalam Pandangan Jawa
Dalam pandangan masyarakat Jawa, kelangan tidak selalu dipandang secara negatif. Ada filosofi bahwa setiap kehilangan membawa pelajaran hidup.
Dalam konteks spiritualitas Jawa, kehilangan adalah bagian dari siklus kehidupan yang harus diterima dengan ikhlas dan dilalui dengan sabar.
Konsep nrimo ing pandum (menerima takdir dengan lapang dada) menjadi landasan dalam menghadapi kelangan.
Filosofi ini mengajarkan bahwa kehilangan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan proses yang menguatkan batin dan mendewasakan jiwa.
Kelangan dan Relevansinya dalam Kehidupan Modern
Di era modern ini, makna kelangan masih relevan. Meskipun gaya hidup masyarakat Jawa banyak berubah, pengalaman kehilangan tetap menjadi bagian dari kehidupan.
Dalam media sosial, banyak orang membagikan kisah kelangan baik secara harfiah maupun metaforis. Ini menunjukkan bahwa kata kelangan tetap hidup dan dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Kelangan juga sering digunakan dalam karya sastra modern, drama, film, dan musik. Hal ini membuktikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam kata tersebut terus diteruskan dari generasi ke generasi.
Baca juga: Memahami Arti Kawruh dalam Bahasa Jawa dan Relevansinya di Kehidupan Modern
Arti kelangan dalam bahasa Jawa memang berarti kehilangan. Namun, di balik kesederhanaan kata tersebut tersembunyi kekayaan makna, filosofi hidup, dan nilai-nilai budaya yang tinggi. Kata ini bukan hanya representasi dari kehilangan materi, tetapi juga kehilangan dalam dimensi emosi, spiritual, dan sosial.
Dengan memahami makna kelangan secara menyeluruh, kita tidak hanya mempelajari bahasa Jawa sebagai alat komunikasi, tetapi juga menggali lebih dalam tentang cara pandang masyarakat Jawa terhadap kehidupan.
Semoga artikel ini dapat memperluas wawasan dan memperdalam apresiasi terhadap kekayaan bahasa dan budaya Jawa.