kawruhbasa.com – Bahasa Jawa memiliki kekayaan kosakata yang tidak hanya mendeskripsikan benda secara fisik, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mencerminkan nilai dan budaya masyarakatnya. Salah satu kata yang sering digunakan namun memiliki makna lebih luas dari sekadar deskripsi fisik adalah kata “kandel”.
Arti kandel bahasa Jawa adalah tebal. Namun dalam praktiknya, kata ini digunakan dalam berbagai konteks yang tidak selalu merujuk pada ketebalan secara fisik.
Artikel ini akan membahas arti kata kandel dalam bahasa Jawa, penggunaannya dalam berbagai situasi, serta nilai-nilai budaya yang berkaitan dengan kata tersebut.
Pengertian Dasar Kata “Kandel”
Secara umum, kandel digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memiliki dimensi tebal atau padat. Misalnya:
- Kertas iki kandel, ora gampang sobek. (Kertas ini tebal, tidak mudah robek.)
- Tembok omah kuwi kandel banget. (Tembok rumah itu sangat tebal.)
Namun, dalam bahasa Jawa, kata kandel juga digunakan secara kiasan untuk menggambarkan sifat atau sikap seseorang.
Kandel dalam Konteks Non-Fisik
- Kandel Wajah (Tidak Tahu Malu) Dalam ungkapan sehari-hari, seseorang yang disebut memiliki “rai kandel” berarti ia dianggap tidak tahu malu atau terlalu berani dalam situasi yang seharusnya membuatnya malu. Contohnya:
- Wong kuwi rai kandel, wis salah isih wani ngotot. (Orang itu tidak tahu malu, sudah salah masih berani membantah.)
- Kandel Ati (Berani atau Tabah) Kata kandel juga sering digunakan untuk menggambarkan keteguhan hati atau keberanian seseorang. Ungkapan “kandel atine” merujuk pada seseorang yang memiliki keteguhan mental dalam menghadapi cobaan hidup.
- Dheweke kandel atine, sanajan urip angel tetep semangat. (Dia berhati tebal, meskipun hidup sulit tetap semangat.)
- Kandel Omongan (Berani Berbicara) Seseorang yang “kandel omongan” adalah orang yang berani menyampaikan pendapatnya, bahkan dalam situasi yang sulit. Ini bisa bernilai positif jika digunakan dengan bijak, namun bisa pula bernilai negatif jika digunakan untuk menyindir atau menyerang orang lain.
Kandel dalam Konteks Budaya dan Adat
Dalam adat dan kebudayaan Jawa, kata kandel juga memiliki makna simbolis. Ketebalan bukan hanya diartikan secara fisik, tetapi juga mencerminkan kedalaman makna, keteguhan prinsip, dan konsistensi sikap.
- Kandel dalam Simbol Pakaian Pada acara-acara adat Jawa, lapisan pakaian adat yang dikenakan kadang-kadang menunjukkan status sosial atau rasa hormat kepada tradisi. Semakin tebal atau lengkap pakaian seseorang, semakin menunjukkan bahwa ia menghargai nilai dan norma budaya setempat.
- Kandel dalam Rasa Hormat Sikap menghormati orang tua dan sesepuh dalam budaya Jawa juga dapat digambarkan dengan kata kandel. Misalnya, seseorang yang menunjukkan sopan santun secara konsisten dianggap memiliki “kandel rasa hormat” terhadap tradisi.
Peribahasa dan Ungkapan Terkait Kata Kandel
Bahasa Jawa dikenal dengan peribahasa dan ungkapan yang sarat makna. Kata kandel pun banyak muncul dalam bentuk ini, seperti:
- Wong pinter iku kudu kandel ati lan landhep pikiran. (Orang pintar harus berhati tabah dan berpikiran tajam.)
- Kandel daging ora mesti kandel rasa. (Tebalnya daging belum tentu menandakan rasa yang dalam.)
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa ketebalan dalam konteks budaya Jawa sering dikaitkan dengan keteguhan, keberanian, serta kualitas batin seseorang.
Kata Kandel dalam Kehidupan Modern
Dalam kehidupan modern, penggunaan kata kandel masih sangat relevan. Masyarakat Jawa kontemporer tetap menggunakan kata ini dalam percakapan sehari-hari, baik dalam konteks fisik maupun non-fisik.
- Kandel dalam Dunia Pendidikan Guru atau pendidik sering menggunakan kata ini untuk menggambarkan semangat siswa yang tabah dalam belajar. Misalnya:
- Murid kuwi kandel semangate, sanajan ora gampang paham.
- Kandel dalam Dunia Kerja Dalam dunia profesional, kandel digunakan untuk menyemangati rekan kerja agar tetap kuat menghadapi tekanan dan tantangan pekerjaan.
- Kandel wae, iki mung ujian sepisan.
- Kandel dan Media Sosial Penggunaan kata kandel juga meluas di media sosial, di mana banyak orang Jawa mengekspresikan keberanian, rasa percaya diri, atau bahkan sindiran dengan menyebut kandel dalam berbagai unggahan dan komentar.
Baca juga: Arti Kata “Kena” dalam Bahasa Jawa dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata kandel dalam bahasa Jawa memang berarti tebal, tetapi maknanya jauh lebih kompleks daripada sekadar deskripsi fisik.
Dalam budaya Jawa, kata ini mencerminkan nilai-nilai seperti keberanian, ketabahan, dan konsistensi dalam bersikap.
Kandel digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari percakapan sehari-hari hingga peribahasa yang sarat makna filosofis.
Dengan memahami berbagai penggunaan kata kandel, kita tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga mendapatkan wawasan yang lebih dalam mengenai budaya dan cara berpikir masyarakat Jawa.
Kata sederhana ini menjadi jendela untuk memahami kompleksitas sosial dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.