Jarene dalam Bahasa Jawa: Makna dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Friday, 27 September 2024 - 10:00 WIB

facebook twitter ngoko yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata ini berasal dari kata dasar...

%0A%0A _Baca selengkapnya:_ %0A https://kawruhbasa.com/jarene-dalam-bahasa-jawa/" data-action="share/whatsapp/share" onclick="window.open(this.href,'window','width=640,height=480,resizable,scrollbars,toolbar,menubar') ;return false;" title="share ke whatsapp">whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam bahasa Jawa, kata “jarene” adalah salah satu ungkapan bahasa Jawa ngoko yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata ini berasal dari kata dasar “jare,” yang berarti “katanya” atau “menurut perkataan orang lain.” Sementara akhiran “-ne” dalam bahasa Jawa menunjukkan bentuk milik atau kepunyaan. Secara harfiah, “jarene” bisa diartikan sebagai “katanya dia” atau “berdasarkan katanya.”

Pengertian dan Fungsi “Jarene”

“Jarene” dalam bahasa Jawa biasanya digunakan ketika seseorang ingin menyampaikan informasi yang didengar dari orang lain, namun informasi tersebut belum tentu benar atau belum diverifikasi. Artinya, “jarene” menunjukkan bahwa sumber informasi tersebut adalah pihak ketiga, bukan dari pengalaman atau pengetahuan langsung orang yang berbicara. Ini sejalan dengan fungsi kata “katanya” dalam bahasa Indonesia.

Contoh dalam percakapan:

  • “Jarene pak lurah bakal ngadain rapat besok.” (Katanya Pak Lurah akan mengadakan rapat besok.)
  • “Jarene ana pasar murah minggu ngarep.” (Katanya akan ada pasar murah minggu depan.)

Dari dua contoh di atas, jelas bahwa “jarene” menandakan informasi yang bersifat tidak pasti dan masih berdasarkan perkataan orang lain.

Nuansa Makna “Jarene” dalam Komunikasi

Penggunaan “jarene” juga bisa memberikan nuansa yang beragam dalam percakapan. Terkadang, kata ini digunakan untuk menunjukkan keraguan, ketidakpastian, atau bahkan untuk menyebarkan desas-desus. Dalam beberapa kasus, “jarene” bisa menandakan bahwa pembicara sebenarnya tidak begitu yakin dengan kebenaran informasi tersebut, namun tetap menyampaikannya.

Contoh lain yang menunjukkan keraguan:

  • “Jarene wedang jahe apik kanggo kesehatan, nanging aku durung nyoba.” (Katanya wedang jahe bagus untuk kesehatan, tapi aku belum mencoba.)

Dalam contoh ini, meskipun si pembicara menyampaikan informasi tentang manfaat wedang jahe, ada nuansa bahwa informasi itu belum teruji dari pengalaman pribadi.

Penggunaan dalam Konteks Budaya Jawa

Dalam budaya Jawa yang kental dengan adat sopan santun dan tata krama, penggunaan “jarene” sering kali menjadi cara yang halus untuk menyampaikan informasi tanpa harus langsung menyatakan bahwa informasi tersebut benar. Ini merupakan bagian dari unggah-ungguh atau tata bicara Jawa yang menghargai kesopanan dalam berkomunikasi.

Orang Jawa cenderung menghindari konfrontasi atau menyalahkan langsung pihak lain. Oleh karena itu, “jarene” juga bisa digunakan sebagai strategi untuk menghindari tanggung jawab atas informasi yang disampaikan.

Misalnya, jika ada informasi yang belum pasti atau diragukan, penggunaan “jarene” bisa menjadi penanda bahwa sumbernya berasal dari orang lain, sehingga jika informasi tersebut ternyata salah, pembicara tidak sepenuhnya bertanggung jawab.

Contoh:

  • “Jarene Pak RT, wingi ana tamu teka.” (Katanya Pak RT, kemarin ada tamu yang datang.)

Di sini, jika informasi tersebut ternyata salah, orang yang menyampaikan bisa dengan mudah menyatakan bahwa itu hanya “katanya” Pak RT, bukan informasi langsung dari dirinya.

Baca juga: Bahasa Jawa Halus: Memahami Kekayaan dan Kelembutan Ungkapan dalam Budaya Jawa

Transformasi Makna di Era Modern

Di era modern, terutama dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, penggunaan kata “jarene” dalam bahasa Jawa semakin sering ditemui dalam konteks menyebarkan informasi atau kabar melalui percakapan informal.

Banyak informasi yang berseliweran di media sosial tanpa konfirmasi kebenarannya, dan ungkapan “jarene” sering kali digunakan sebagai pengantar kabar-kabar tersebut.

Meskipun tampaknya sepele, dalam konteks ini, “jarene” bisa menjadi tanda bahwa informasi tersebut belum sepenuhnya teruji atau hanya sebatas rumor. Penggunaannya menjadi lebih relevan di tengah arus informasi yang sangat cepat, di mana orang cenderung menyampaikan informasi berdasarkan apa yang mereka dengar, tanpa memverifikasi kebenarannya.

Contoh dalam dunia maya:

  • “Jarene postingan iki bener-bener viral ning grup WA.” (Katanya postingan ini benar-benar viral di grup WA.)

Dalam kalimat ini, “jarene” menyiratkan bahwa informasi tersebut mungkin benar, namun juga bisa jadi hanya kabar burung atau tidak akurat.

Baca juga: Angel dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi

Secara keseluruhan, kata “jarene” dalam bahasa Jawa memiliki fungsi yang penting dalam percakapan sehari-hari. Selain menjadi penanda bahwa informasi berasal dari pihak ketiga, kata ini juga membantu menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, terutama dalam budaya Jawa yang mengutamakan tata krama.

Di era modern, penggunaan “jarene” semakin meluas dan sering kali digunakan untuk menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Meskipun sederhana, kata ini memiliki kedalaman makna dan nuansa yang mencerminkan cara orang Jawa berkomunikasi secara halus dan penuh pertimbangan.

Sehingga, “jarene” bukan hanya sekadar kata, tetapi juga cerminan dari bagaimana masyarakat Jawa menjaga hubungan sosial dan mengelola informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Berita Terkait

Age Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh Ucapan Purna Tugas Bahasa Jawa yang Mengharukan dan Bermakna
Teks MC Pernikahan Bahasa Jawa yang Sopan dan Elegan
Kata-Kata Lucu Bahasa Jawa Buat Status WA
Ucapan Ulang Tahun dalam Bahasa Jawa Halus
Angel dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi
Angka 1-100 dalam Bahasa Jawa Krama: Panduan dan Penggunaannya
Apa yang dimaksud Kawruh Basa?

Berita Terkait

Thursday, 28 November 2024 - 20:56 WIB

Age Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Thursday, 31 October 2024 - 20:21 WIB

Contoh Ucapan Purna Tugas Bahasa Jawa yang Mengharukan dan Bermakna

Saturday, 26 October 2024 - 11:03 WIB

Teks MC Pernikahan Bahasa Jawa yang Sopan dan Elegan

Friday, 25 October 2024 - 14:12 WIB

Kata-Kata Lucu Bahasa Jawa Buat Status WA

Thursday, 17 October 2024 - 10:54 WIB

Ucapan Ulang Tahun dalam Bahasa Jawa Halus

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 Dec 2024 - 19:36 WIB

Bahasa Jawa

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Thursday, 28 Nov 2024 - 20:51 WIB