Dalil Al-Qur’an yang Mewajibkan Puasa Ramadhan

Avatar of Gita Juwita

- Author

Selasa, 28 Maret 2023 - 13:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalil Al-Qur’an yang Mewajibkan Puasa Ramadhan: Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Muslim yang sudah baligh dan sehat secara fisik dan mental. Ibadah ini dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, dimana umat Muslim berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa Ramadhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan spiritual, namun sebagian besar Muslim melakukannya karena merupakan kewajiban yang ditetapkan dalam Al-Qur’an. Dalam artikel ini, kita akan membahas dalil Al-Qur’an yang mewajibkan puasa Ramadhan.

Pengertian Puasa Ramadhan

Sebelum membahas dalil Al-Qur’an yang mewajibkan puasa Ramadhan, mari kita ketahui terlebih dahulu pengertian dan aturan puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa Ramadhan dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Puasa Ramadhan wajib dilakukan bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan sehat secara fisik dan mental.

Baca juga Mengenal Fadilah Puasa Ramadhan dan Manfaatnya bagi kehidupan

Dalil Al-Qur’an tentang Puasa Ramadhan

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang mewajibkan umat Muslim untuk berpuasa Ramadhan:

1. Surat Al-Baqarah ayat 183-184

Latin: yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah ayat 183)

Latin: Ayyāmam ma’dụdāt, fa mang kāna mingkum marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar, wa ‘alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa’āmu miskīn, fa man taṭawwa’a khairan fa huwa khairul lah, wa an taṣụmụ khairul lakum ing kuntum ta’lamụn Terjemah

Artinya: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 184)

Ayat ini menjelaskan bahwa puasa Ramadhan ditetapkan sebagai kewajiban bagi umat Muslim agar dapat meningkatkan ketaqwaan mereka kepada Allah SWT.

2. Surat Al-Baqarah ayat 185

Shahru Ramadaanallaziii unzila fiihil Qur’aanu hudal linnaasi wa baiyinaatim minal hudaa wal furqoon; faman shahida minkumush shahra falyasumhu wa man kaana mariidan aw ‘alaa safarin fa’iddatum min ayyaamin ukhar; yuriidul laahu bikumul yusra wa laa yurii

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur..”

Ayat ini menjelaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa.

3. Surat Al-Baqarah ayat 187

Uhilla lakum laylatas Siyaamir rafasu ilaa nisaaa’ikum; hunna libaasullakum wa antum libaasullahunn; ‘alimal laahu annakum kuntum takhtaanuuna anfusakum fataaba ‘alaikum wa ‘afaa ‘ankum fal’aana baashiruu hunna wabtaghuu maa katabal laahuu lakum; wa kuluu

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu. Mereka adalah paDihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Te-tapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”

Ayat ini menjelaskan aturan puasa Ramadhan, termasuk penghalalan hubungan suami istri setelah berbuka puasa hingga sebelum memulai puasa di hari berikutnya.

Baca juga Hukum puasa tidak sahur karena kesiangan

Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang ditetapkan dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an menjelaskan bahwa puasa Ramadhan dilakukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan Ramadhan sebagai bulan di mana Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Aturan puasa Ramadhan termasuk menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, serta penghalalan hubungan suami istri setelah berbuka puasa hingga sebelum memulai puasa di hari berikutnya.

Demikian Dalil Al-Qur’an yang Mewajibkan Puasa Ramadhan, semoga menjadikan manfaat bagi yang membutuhkan. Kunjungi terus kawruhbasa.com untuk mendapatkan berita terupdate, atau ikuti kami di Google News

Berita Terkait

7 Negara yang Sebagian Penduduknya Bisa Berbahasa Jawa
10 Kalimat Bahasa Jawa dan Artinya: Memahami Makna di Balik Kata
Cerkak Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Memikat dan Sarat Makna
Geguritan Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Sarat Makna dan Estetika
Kata “Giri” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Filosofi
Bahasa yang Menjadi Cikal Bakal Bahasa Indonesia
Mengapa Bahasa Indonesia Disebut Sebagai Bahasa yang Egaliter?
Apa yang Dimaksud dengan Lingua Franca? Ciri dan contohnya

Berita Terkait

Senin, 14 Oktober 2024 - 18:43 WIB

7 Negara yang Sebagian Penduduknya Bisa Berbahasa Jawa

Rabu, 18 September 2024 - 09:18 WIB

10 Kalimat Bahasa Jawa dan Artinya: Memahami Makna di Balik Kata

Rabu, 18 September 2024 - 09:10 WIB

Cerkak Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Memikat dan Sarat Makna

Rabu, 18 September 2024 - 08:45 WIB

Geguritan Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Sarat Makna dan Estetika

Rabu, 11 September 2024 - 10:32 WIB

Kata “Giri” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Filosofi

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Contoh, Ciri, dan Cara Membuatnya

Senin, 28 Okt 2024 - 15:15 WIB

Bahasa Jawa

Cerpen Bahasa Jawa: Mengenal Karya Sastra Daerah yang Sarat Makna

Senin, 28 Okt 2024 - 15:11 WIB

Bahasa Jawa

Arti Gendeng Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Konteks Budaya

Sabtu, 26 Okt 2024 - 11:22 WIB