Contoh Kata Mutiara Bahasa Jawa Halus yang Sarat Makna

- Author

Minggu, 8 September 2024 - 08:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Jawa memiliki kekayaan budaya yang tercermin dalam ungkapan-ungkapan bijaknya. Kata mutiara dalam bahasa Jawa halus sering kali mengandung makna mendalam yang tidak hanya memberikan nasihat atau petuah, tetapi juga mengekspresikan keindahan dan kelembutan bahasa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa contoh kata mutiara bahasa Jawa halus yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan.

1. “Urip iku urup.”

Artinya, “Hidup itu menyala.” Ungkapan ini mengajarkan bahwa kehidupan seharusnya membawa manfaat, layaknya api yang menyala dan memberikan penerangan bagi sekitarnya. Kita diajak untuk menjadi pribadi yang berarti bagi orang lain, selalu memberikan semangat, harapan, dan kebaikan.

2. “Alon-alon waton kelakon.”

Ungkapan ini berarti “Pelan-pelan asal terlaksana.” Pesan dari kata mutiara ini adalah untuk tidak terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu. Kehati-hatian dan ketekunan akan membawa hasil yang lebih baik, daripada terburu-buru yang bisa berakhir dengan kegagalan.

3. “Sabar iku ingaran mustikaning laku.”

Maknanya, “Kesabaran adalah permata dari segala perbuatan.” Kesabaran merupakan kunci utama dalam menghadapi segala tantangan hidup. Seperti permata yang berharga, kesabaran akan menuntun seseorang menuju kedewasaan dan kebijaksanaan.

4. “Aja dadi banyu mili, aja dadi geni murub.”

Artinya, “Jangan menjadi air yang mengalir tanpa arah, jangan pula menjadi api yang membakar tanpa tujuan.” Ungkapan ini mengingatkan kita untuk memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, dan tidak membiarkan emosi menguasai diri kita tanpa kendali.

5. “Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake.”

Ungkapan ini memiliki arti “Berjuang tanpa membawa pasukan, menang tanpa merendahkan.” Filosofi ini mengajarkan cara memenangkan hati orang lain tanpa harus menggunakan kekerasan atau merendahkan pihak lain. Cara yang penuh dengan kelembutan, kebaikan, dan kebijaksanaan akan selalu menjadi pemenang sejati.

6. “Ojo gumunan, ojo kagetan.”

Artinya, “Jangan mudah terkejut, jangan mudah heran.” Pesan dari kata mutiara ini adalah agar kita tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi segala situasi. Keteguhan hati dan ketenangan pikiran sangat penting agar kita tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan.

7. “Sepi ing pamrih, rame ing gawe.”

Makna dari ungkapan ini adalah “Bekerja dengan giat tanpa mengharapkan pujian.” Nilai kerja keras dan keikhlasan ditekankan di sini, bahwa kita seharusnya bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mengharapkan balasan atau pengakuan dari orang lain.

8. “Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.”

Artinya, “Jangan merasa bisa, tetapi merasa mampu.” Ungkapan ini mengajarkan kita untuk tetap rendah hati meski memiliki kemampuan. Sebaliknya, kita diajak untuk selalu introspeksi dan mengukur kemampuan diri tanpa merasa sombong.

9. “Ngundhuh wohing pakarti.”

Maknanya, “Memetik buah dari perbuatan.” Ungkapan ini menyiratkan bahwa setiap perbuatan, baik maupun buruk, pasti akan mendapatkan balasannya. Mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik karena segala hal yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri.

10. “Urip iku mung mampir ngombe.”

Artinya, “Hidup itu hanya singgah untuk minum.” Kata mutiara ini menggambarkan betapa singkatnya hidup di dunia. Oleh karena itu, kita diajak untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, melakukan kebaikan, dan meninggalkan jejak positif.

Penutup

Kata-kata mutiara bahasa Jawa halus ini tidak hanya indah, tetapi juga sarat dengan filosofi hidup yang dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Semoga contoh-contoh di atas bisa menjadi inspirasi untuk lebih memahami dan menghargai kebijaksanaan lokal yang kaya akan makna.

Berita Terkait

Contoh Teks Narasi dalam Bahasa Jawa: “Lelakone si Bagas Nglakoni Lomba Panahan”
Kenyang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Perut Terisi
Bahasa Jawa-nya “Mereka”: Memahami Penggunaan Kata Ganti Orang Ketiga
Arti “Wirang” dalam Bahasa Jawa: Sebuah Refleksi Budaya dan Moralitas
Ucapan Belasungkawa dalam Bahasa Jawa Islam
Selamat Pagi dalam Bahasa Jawa Halus: Ungkapan Hormat dan Kesopanan
“Bahasa Jawanya 25: Memahami Kosakata dalam Kehidupan Sehari-hari”
Bahasa Jawanya Hujan: Ragam Kata dan Kearifan Lokal

Berita Terkait

Senin, 16 September 2024 - 19:44 WIB

Contoh Teks Narasi dalam Bahasa Jawa: “Lelakone si Bagas Nglakoni Lomba Panahan”

Senin, 16 September 2024 - 19:40 WIB

Kenyang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Perut Terisi

Senin, 16 September 2024 - 19:35 WIB

Bahasa Jawa-nya “Mereka”: Memahami Penggunaan Kata Ganti Orang Ketiga

Minggu, 15 September 2024 - 10:25 WIB

Arti “Wirang” dalam Bahasa Jawa: Sebuah Refleksi Budaya dan Moralitas

Minggu, 15 September 2024 - 10:20 WIB

Ucapan Belasungkawa dalam Bahasa Jawa Islam

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Kenyang dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Perut Terisi

Senin, 16 Sep 2024 - 19:40 WIB

Bahasa Jawa

Ucapan Belasungkawa dalam Bahasa Jawa Islam

Minggu, 15 Sep 2024 - 10:20 WIB