31 Contoh Cangkriman Wancahan Bahasa Jawa dan Artinya

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Senin, 5 Agustus 2024 - 11:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cangkriman Wancahan adalah kata atau kalimat yang pendek/singkat namun jika diartikan menurut kata yang tertulis hampir semuanya tidak ada artinya, atau terkesan aneh dan lucu karena bentuknya singkatan atau kependekan.

Adapun kata wancahan berasal dari kata wancah yang artinya pendek atau singkat, wancahan artinya cekakan dalam bahasa Indonesia singkatan. Cangkriman wancahan merupakan cangkriman yang bentuknya wewancahaning tembung-tembung.

Agar anda lebih paham, silahkan baca contoh cangkriman wancahan bahasa Jawa di bawah ini beserta artinya dalam bahasa Indonesia.

  1. Bot ginowo entheng, theng = Klobot ginawa entheng, gentheng ginawa abot ((artinya: Daun pembungkus tongkol jagung dibawa ringan, genteng dibawa berat).
  2. Burnaskopen = bubur panas kokopen (artinya: bubur panas makanlah)
  3. Buta buri = tebu ditata mlebu lori (artinya: tebu di tata masuk lori)
  4. Gamoh thuwet = paga amoh, munthu awet (artinya: tempat perkakas dapur rusak, alat menyambal awet)
  5. Gerbong tulis = pager kobong watune mendhelis (artinya: pagar terbakar batunya tampak menonjol)
  6. Gowang pelot = jagone ana ing lawang, cempene mencolot (artinya: ayam jantan di pintu, anak kambing melompat)
  7. Itik pertis, ibo perbeng = tai pitik memper petis, tai kebo memper ambeng (artinya: kotoran ayam mirip petis, kotoran kerbau mirip ambengan)
  8. Kablak ketan = Nangka tiba ning suketan ((artinya: Buah Nangka jatuh di rerumputan).
  9. Karla nderen = mbakar tela sumendhe keren (artinya: masak ketela dengan bara api di kompor tradisional jawa, keren juga disebut pawon)
  10. Kicak ketan = kaki macak ing suketan (artinya: anak laki-laki berdandan memakai iket)
  11. Lesmba dhonge karwa pete = tales amba godhonge cikar dawa tipete/tilase (artinya: talas lebar daunnya, cikar panjang bekasnya)
  12. Linggok sunder = maling menggok, asu nyander (artinya: maling/pencuri belok arah anjing mendekat)
  13. Manuk biru = pamane nunuk, bibine kuru (artinya: pamannya gemuk, bibinya kurus)
  14. Pak bomba, pak lawa, pak piyu = Tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak pitik ciyut ((artinya: Jejak kerbau lebar, jejak ular panjang, jejak ayam kecil).
  15. Pak lawa = Tepak ula dawa (Jejak ular panjang).
  16. Pakbomba, paklawa, pakpiut = tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak sapi ciut (artinya: telapak kerbau lebar, telapak ular panjang, telapak sapi kecil/sempit)
  17. Pindhang kileng = sapi mbandhang, kaki mentheleng (artinya: sapi berlari kaki diam saja, kaki sebutan anak laki-laki Jawa)
  18. Pindhang kutut = Sapi mblandang lukune katut ((artinya: Sapi kabur, walukunya terbawa).
  19. Pongah joli = ompong tengah mbrojol tai (artinya: gigi ompong bagian tengah bisa untuk keluar tai/kotoran manusia)
  20. Rangsinyu, muksita = jurang isi banyu, gumuk isi watu (artinya: jurang berisi air, bukit kecil berisi batu)
  21. Rukndhul wadi = jeruk gumandhul kaki wedi (artinya: jeruk menggantung anak laki-laki takut)
  22. Segara beldhes = segane pera sambele pedhes (artinya: nasinya kering (tidak lengkat) sambelnya pedhas)
  23. Semplak wati = asem dhamplak disawati (artinya: buah asam dilempari “biasanya dengan batu kecil”)
  24. Surles penen = Susur teles pepenen ((artinya: Jemur pinang yang mesihbasah).
  25. Teh nasgithel = The panas, legi, lan kenthel ((artinya: Teh panas, manis, dan kental)
  26. Tulus kerda = watu alus disengker walanda (artinya: batu halus dimiliki belanda/penjajah)
  27. Tuwan sinyo = Untu kedawan, gusi menyonyo ((artinya: Gigi panjang, gusi maju).
  28. Tuwok rawan = untu krowok larane ora karu-karuwan (artinya: gigi berlubang sakitnya tidak karuan)
  29. Wit thoyung = yen dijiwit atho biyung (artinya: kalau dicubit “atho biyung” = cara orang jawa berteriak)
  30. Wiwa wite, lesbo = Uwi dawa wite, tales amba godhonge ((artinya: Tanaman uwi panjang pohonnya, tanaman talas lebar daunnya).
  31. Yumaherong = Yuyu omahe ngerong ((artinya: Kepiting rumahnya di lubang).

Baca juga: 55+ contoh Cangkriman wancahan, irib iriban, blenderan, tembang, dan wantah

Demikian “31 Contoh Cangkriman Wancahan Bahasa Jawa dan Artinya“, semoga menambah wawasan bagi anda yang sedang belajar bahasa Jawa.

Berita Terkait

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam
Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya
Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa
Bajingan dalam Bahasa Jawa: Makna, Sejarah, dan Penggunaan
Jancuk atau Jancok Bahasa Jawa Kasar: Arti, Asal Usul, dan Penggunaan
Makna Kata “Asu” dalam Bahasa Jawa Kasar dan Konteks Penggunaannya

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024 - 20:32 WIB

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 November 2024 - 20:29 WIB

Adang Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rabu, 20 November 2024 - 19:26 WIB

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 November 2024 - 19:20 WIB

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Kamis, 14 November 2024 - 20:06 WIB

Arti dan Penggunaan Kata “Goblog” dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Adeg dalam Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Filosofi Mendalam

Jumat, 22 Nov 2024 - 20:32 WIB

Bahasa Jawa

Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:26 WIB

Bahasa Jawa

“Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Rabu, 20 Nov 2024 - 19:20 WIB