Basa Mudha Krama yang perlu dipelajari lengkap contohnya

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Rabu, 13 Maret 2024 - 23:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Basa mudha krama yaiku (adalah) bahasa yang luwes sekali untuk semua orang tidak ada jeleknya. Orang yang diajak bicara dihormati adapun dirinya sendiri yaitu orang yang mengajak bicara merendahkan diri.

Dikutip dari buku Tata Bahasa Jawa terbitan Pura Pusaka basa mudha krama biasanya menjadi bahasanya orang muda kepada orang tua.

Bentuk muda krama ini bahasanya krama semua dicampur dengan krama inggil untuk orang yang diajak bicara. Adapun lebih jelasnya demikian:

  • Aku diubah menjadi kula
  • Kowe diubah menjadi penjenengan, sampeyan

Kadang-kadang juga disambung dengan kata peprenahannya seperti: panjenenganipun kangmas, panjenenganipun ibu, panjenenganipun bapak, dan sebagainya.

  • Ater-ater dak– diubah menjadi kula
  • Ater-ater ko– diubah menjadi dipun
  • Panambang –ku diubah menjadi kula
  • Panambang –mu diubah menjadi panjenengan sampeyan atau sampeyan saja.
  • Panambang –e diubah menjadi dipun
  • Panambang –ake diubah menjadi aken.

Baca juga: Sejarah Bahasa Jawa yang tidak banyak diketahui kaum milenial

Contoh Basa Mudha Krama dan artinya:

A. Bapak, punika wonten temu. Sajakipun priyantun tebih.

Artinya: Bapak, ini ada tamu. Sepertinya orang dari jauh.

B. Ana tamu. Aturana lenggah dhisik. Tak salin sedhela.

Artinya: Ada tamu. Suruhlah duduk dahulu. Saya ganti pakaian dahulu.

B. E dene kowe, tak arani dhayoh saka ngendi?

Artinya: E kamu, tamu dari mana?

C. Inggih, temtunipun damel kaget panjenenganipun bapak sekaliyan. Tiyang kula, mboten ngaturi serat rumiyin.

Artinya: Iya, tentunya membuat terkejut bapak dan ibu. Saya tidak mengirimkan surat terlebih dahulu.

B. Ya, ora dadi apa. Wis bener padha tilik-tinilik, kareben luwih supeket.

Artinya: Ya, tidak menjadi masalah. Sudah benar saling mengunjungi, agar lebih akrab.

C. Kasinggihan mekaten bapak. Estunipun kula malah nyuwun pangapunten, dene mboten kerep sowan. Sampun wolong tahun antawisipun kula mboten sowan bapak tuwin ibu, kedadosanipun ngantos kula mboten tepang putra-putra sedaya.

Baca juga: Macam-macam Tembung Jawa lengkap penjelasannya

Artinya: Benar demikian pak. Sebenarnya saya minta maaf karena tidak sering berkunjung. Sudah delapan tahun kira-kira saya tidak mengunjungi bapak dan dan ibu, jadi saya tidak mengenal anak semua.

Berita Terkait

Bahasa Jawanya Rambut: Memahami Makna, Penggunaan, dan Variasinya dalam Bahasa Jawa
Bahasa Jawanya Jarum: Arti, Penggunaan, dan Maknanya dalam Budaya Jawa
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Contoh, Ciri, dan Cara Membuatnya
Cerpen Bahasa Jawa: Mengenal Karya Sastra Daerah yang Sarat Makna
Arti Gendeng Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Konteks Budaya
Peribahasa Jawa dan Artinya: Makna dalam Kehidupan Sehari-hari
Pepatah Jawa Kuno: Kearifan Lokal yang Penuh Makna
Bojo Artinya dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofinya

Berita Terkait

Selasa, 29 Oktober 2024 - 22:47 WIB

Bahasa Jawanya Rambut: Memahami Makna, Penggunaan, dan Variasinya dalam Bahasa Jawa

Selasa, 29 Oktober 2024 - 22:37 WIB

Bahasa Jawanya Jarum: Arti, Penggunaan, dan Maknanya dalam Budaya Jawa

Senin, 28 Oktober 2024 - 15:15 WIB

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Contoh, Ciri, dan Cara Membuatnya

Senin, 28 Oktober 2024 - 15:11 WIB

Cerpen Bahasa Jawa: Mengenal Karya Sastra Daerah yang Sarat Makna

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 11:22 WIB

Arti Gendeng Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Konteks Budaya

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Contoh, Ciri, dan Cara Membuatnya

Senin, 28 Okt 2024 - 15:15 WIB

Bahasa Jawa

Cerpen Bahasa Jawa: Mengenal Karya Sastra Daerah yang Sarat Makna

Senin, 28 Okt 2024 - 15:11 WIB

Bahasa Jawa

Arti Gendeng Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Konteks Budaya

Sabtu, 26 Okt 2024 - 11:22 WIB