Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang kaya akan kosakata dan makna filosofis. Setiap kata dalam bahasa ini sering kali memiliki kedalaman makna yang mencerminkan budaya, tradisi, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “ngandel”. Apa sebenarnya arti kata ini, dan bagaimana penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari?
Daftar isi artikel
Definisi “Ngandel”
Dalam bahasa Jawa, “ngandel” berasal dari akar kata “andel”, yang berarti “percaya” atau “yakin”. Ketika diberi imbuhan “ng-“, kata ini berubah menjadi sebuah kata kerja aktif yang berarti “mempercayai” atau “berkeyakinan”. Namun, makna “ngandel” tidak hanya berhenti pada konsep mempercayai sesuatu secara sederhana. Kata ini juga mencerminkan keyakinan yang mendalam, kepercayaan penuh, dan kadang-kadang bahkan sikap pasrah atau tawakal.
Filosofi “Ngandel” dalam Budaya Jawa
Masyarakat Jawa dikenal dengan falsafah hidupnya yang sarat akan kebijaksanaan. “Ngandel” adalah salah satu konsep yang sering dihubungkan dengan nilai-nilai tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, “ngandel” tidak hanya berarti percaya kepada seseorang atau sesuatu, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan moral yang mendalam. Berikut adalah beberapa filosofi yang terkait dengan “ngandel”:
Ngandel marang Gusti Allah
Orang Jawa sering menggunakan kata “ngandel” dalam konteks keagamaan atau spiritual. “Ngandel marang Gusti Allah” berarti mempercayai Tuhan sepenuhnya. Keyakinan ini mencerminkan sikap tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Tuhan setelah berusaha sebaik mungkin.
Ngandel marang janji
Kepercayaan kepada janji adalah hal yang sangat dihargai dalam budaya Jawa. Seseorang yang “ngandel marang janji” berarti ia yakin bahwa janji yang diberikan akan ditepati. Hal ini menunjukkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam hubungan antarmanusia.
Ngandel marang dhewekan
Dalam filosofi Jawa, seseorang juga diajarkan untuk “ngandel marang dhewekan”, yaitu percaya pada diri sendiri. Keyakinan ini adalah dasar untuk membangun keberanian dan kemandirian dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Penggunaan “Ngandel” dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata “ngandel” sering digunakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun informal. Berikut adalah beberapa contoh penggunaannya:
- Dalam keluarga “Aku ngandel marang bapak lan ibu. Mereka mesthi ngupayakake sing paling apik kanggo anak-anak.” (Saya percaya kepada ayah dan ibu. Mereka pasti mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya.)
- Dalam pertemanan “Yen kowe dadi kancaku, aku kudu isa ngandel marang kowe.” (Jika kamu menjadi temanku, aku harus bisa mempercayaimu.)
- Dalam pekerjaan “Bosku ngandel marang aku kanggo ngrampungake proyek iki.” (Bos saya percaya kepada saya untuk menyelesaikan proyek ini.)
- Dalam agama “Kita kudu tansah ngandel marang Gusti sing Maha Kuasa.” (Kita harus selalu percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.)
“Ngandel” dan Nilai Kepercayaan
Kepercayaan adalah salah satu fondasi utama dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks Jawa, “ngandel” tidak hanya berbicara tentang hubungan individu dengan individu lain, tetapi juga hubungan individu dengan Tuhan, alam, dan dirinya sendiri. Berikut adalah beberapa nilai yang terkandung dalam “ngandel”:
Kejujuran
Kepercayaan hanya bisa tumbuh jika ada kejujuran. Oleh karena itu, “ngandel” juga mengajarkan pentingnya menjadi pribadi yang jujur.
Tanggung Jawab
Ketika seseorang diberi kepercayaan, ia memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Dalam budaya Jawa, “ngandel” adalah simbol dari tanggung jawab moral yang besar.
Penghormatan
“Ngandel” juga mencerminkan penghormatan kepada orang lain. Ketika seseorang mempercayai orang lain, ia menunjukkan rasa hormat terhadap kemampuan dan integritas orang tersebut.
Peribahasa Jawa yang Mengandung “Ngandel”
Bahasa Jawa kaya akan peribahasa yang sarat makna. Beberapa peribahasa yang terkait dengan “ngandel” adalah:
- “Ngandel marang sepatu lali sandal” Artinya, terlalu percaya pada sesuatu yang baru hingga melupakan yang lama. Peribahasa ini mengingatkan kita untuk tetap menghargai hal-hal yang telah memberikan manfaat di masa lalu.
- “Wong sing tansah ngandel marang Gusti ora bakal kecewa” Artinya, orang yang selalu percaya kepada Tuhan tidak akan kecewa. Peribahasa ini menggambarkan pentingnya iman dan tawakal dalam hidup.
Tantangan dalam Mempraktikkan “Ngandel”
Meskipun “ngandel” adalah konsep yang ideal, ada beberapa tantangan dalam mempraktikkannya, seperti:
Kepercayaan yang dikhianati
Salah satu alasan mengapa orang sulit “ngandel” adalah karena pengalaman buruk di masa lalu, seperti dikhianati oleh orang yang dipercayai.
Ketidakseimbangan antara percaya dan kritis
Kadang-kadang, terlalu percaya tanpa berpikir kritis dapat membawa seseorang pada kerugian. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara “ngandel” dan sikap skeptis.
Baca juga: Arti Anak dalam Bahasa Jawa
“Ngandel” adalah salah satu kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam dan relevan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari sekadar percaya, “ngandel” mencerminkan keyakinan, kejujuran, tanggung jawab, dan penghormatan.
Dengan memahami dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam “ngandel”, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesama manusia. Semoga pembahasan ini dapat memberikan wawasan baru tentang kekayaan budaya Jawa dan pentingnya “ngandel” dalam kehidupan kita.