kawruhbasa.com – Bahasa Jawa memiliki kekayaan kosakata yang tidak hanya menjelaskan makna harfiah, tetapi juga mencerminkan pandangan hidup masyarakatnya.
Salah satu kata yang mengandung filosofi mendalam adalah “lestari”. Dalam bahasa Jawa, arti lestari adalah abadi. Namun, maknanya jauh lebih dalam ketika dilihat dari perspektif budaya dan kehidupan orang Jawa.
Pengertian Lestari dalam Bahasa Jawa
Secara leksikal, kata “lestari” merujuk pada sesuatu yang terus berlangsung tanpa terputus oleh waktu. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kondisi yang tetap terjaga, tidak rusak, dan tidak hilang meskipun zaman terus berubah.
Dalam bahasa Jawa, makna ini diperluas dalam berbagai dimensi kehidupan seperti lingkungan, adat, nilai moral, dan hubungan sosial.
Contoh penggunaan dalam kalimat:
- “Adat istiadat Jawa kudu dijaga supaya tetep lestari.”
- “Wiwitan lestari nganti tekan saiki, isih diuri-uri masyarakat.”
Lestari sebagai Konsep Budaya
1. Pelestarian Tradisi dan Adat
Dalam budaya Jawa, lestari kerap digunakan untuk menekankan pentingnya menjaga kelangsungan tradisi. Banyak ritual, upacara adat, dan seni pertunjukan seperti wayang, gamelan, serta batik disebut lestari ketika masih tetap dijalankan sesuai aslinya.
2. Harmoni dengan Alam
Lestari juga menjadi cerminan filosofi hidup yang selaras dengan alam. Orang Jawa sangat menghargai lingkungan dan percaya bahwa merusak alam berarti mengganggu keseimbangan kosmos. Oleh karena itu, menjaga kelestarian alam menjadi bagian penting dalam ajaran leluhur.
Contoh praktik:
- Menjaga mata air desa
- Melestarikan hutan adat
- Menanam kembali pohon setelah panen
Nilai Filosofis dalam Kata Lestari
1. Keseimbangan dan Keberlanjutan
Dalam falsafah Jawa, keberlanjutan (sustainability) tidak hanya berarti bertahan, tetapi juga seimbang dan harmonis. Sesuatu dianggap lestari jika tidak merugikan pihak lain dan tetap memberikan manfaat bagi generasi berikutnya.
2. Ketulusan dan Konsistensi
Makna abadi juga terkait erat dengan konsistensi dan ketulusan dalam menjalankan suatu hal. Misalnya, cinta yang tulus dan konsisten bisa disebut cinta yang lestari.
3. Kebijaksanaan
Sikap dan perilaku yang mengarah pada pelestarian dianggap sebagai wujud kebijaksanaan. Masyarakat Jawa menghargai mereka yang menjaga tradisi, lingkungan, dan nilai moral dengan bijak sebagai bagian dari warisan budaya.
Lestari dalam Ungkapan dan Sastra Jawa
Bahasa Jawa kaya akan ungkapan yang mengandung makna lestari. Beberapa contoh:
- “Nguri-uri kabudayan supaya lestari tekan anak putu” (Melestarikan budaya agar tetap ada sampai anak cucu).
- “Tetep lestari iku ora mung nguri-uri, nanging uga ngembangke” (Menjadi lestari itu tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan).
Dalam tembang macapat, konsep lestari sering muncul sebagai pengingat akan pentingnya menjaga nilai luhur dan menjauhkan diri dari sikap merusak.
Penerapan Konsep Lestari dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Dalam Keluarga
Menjaga kehangatan dan nilai-nilai keluarga agar tetap lestari dilakukan dengan cara mempertahankan adat makan bersama, mendidik anak dengan pitutur luhur, serta menghormati orang tua.
2. Dalam Komunitas
Konsep ini diterapkan melalui kegiatan gotong royong, pelestarian budaya lokal, serta menjaga tatanan sosial agar tetap harmonis dan rukun.
3. Dalam Pendidikan
Nilai lestari diterapkan dalam kurikulum pendidikan lokal, khususnya dalam pelajaran muatan lokal bahasa dan budaya daerah. Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab moral untuk mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.
4. Dalam Ekonomi
Prinsip lestari juga bisa diterapkan dalam kegiatan ekonomi, seperti penggunaan bahan baku ramah lingkungan, produksi batik tradisional, dan industri kerajinan tangan yang berlandaskan nilai budaya.
Lestari dalam Pandangan Masa Kini
Dalam konteks modern, konsep lestari semakin relevan di tengah tantangan globalisasi, krisis lingkungan, dan perubahan gaya hidup.
Masyarakat Jawa diharapkan tetap berpegang pada nilai-nilai lokal agar identitas budaya tidak luntur.
Gerakan pelestarian saat ini banyak dilakukan oleh komunitas budaya, sekolah adat, serta platform digital yang fokus pada edukasi budaya Jawa.
Teknologi pun digunakan untuk menyebarluaskan nilai-nilai ini agar lestari di tengah arus perubahan.
Arti lestari dalam bahasa Jawa adalah abadi, tetapi lebih dari sekadar tidak berubah oleh waktu. Ia mencerminkan keberlanjutan, keseimbangan, ketulusan, dan kebijaksanaan.
Dalam budaya Jawa, lestari menjadi simbol keagungan nilai-nilai luhur yang perlu dijaga dan diwariskan.
Menjaga kelestarian budaya, lingkungan, dan moral bukan hanya tugas satu generasi, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Melalui kesadaran kolektif, nilai-nilai yang dianggap lestari dapat terus hidup dan menjadi fondasi kehidupan masyarakat Jawa yang harmonis dan berbudaya.