kawruhbasa.com – Bahasa Jawa dikenal memiliki ragam kosakata yang tidak hanya menyampaikan makna harfiah, tetapi juga mengandung kedalaman budaya.
Salah satu kata yang menarik untuk ditelusuri adalah “lengen” yang dalam kehidupan sehari-hari memiliki kaitan erat dengan anatomi tubuh manusia dan nilai-nilai budaya Jawa.
Pengertian Lengen dalam Bahasa Jawa
Secara literal, arti lengen dalam bahasa Jawa adalah lengan. Lengen merujuk pada bagian tubuh yang menghubungkan bahu dengan tangan.
Dalam penggunaan sehari-hari, kata ini digunakan untuk menyebut bagian tubuh yang memiliki fungsi penting dalam aktivitas manusia, seperti bekerja, memeluk, memberi, dan menerima.
Contoh penggunaan kata lengen dalam kalimat:
- “Lengene abot merga nggawa karung beras.” (Lengannya berat karena membawa karung beras.)
- “Anake dicekel lengene karo simbok.” (Anaknya dipegang lengannya oleh ibu.)
Fungsi Lengen dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Alat Bekerja
Dalam masyarakat agraris seperti Jawa, lengen adalah simbol kekuatan fisik. Petani, buruh, dan pengrajin menggunakan lengan mereka sebagai alat utama dalam menjalankan pekerjaan. Oleh karena itu, kekuatan dan ketahanan lengen sering kali diasosiasikan dengan semangat kerja keras.
2. Ekspresi Emosi dan Keakraban
Lengan juga berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan kasih sayang dan keakraban. Memeluk dengan lengan terbuka menjadi simbol kehangatan dan rasa saling memiliki dalam budaya Jawa.
3. Simbol Kemandirian
Seseorang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan “tenaga lengen” dianggap mandiri dan bertanggung jawab. Istilah seperti “kudu nganggo lengen dhewe” (harus menggunakan lengan sendiri) menunjukkan pentingnya usaha pribadi dalam budaya Jawa.
Lengen dalam Simbolisme Budaya Jawa
Kata lengen tidak hanya hadir dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga muncul dalam berbagai ungkapan, simbol, dan praktik budaya Jawa yang sarat makna.
Lengen sebagai Representasi Kekuatan
Dalam pertunjukan wayang, tokoh-tokoh kuat biasanya digambarkan dengan lengen yang kokoh dan panjang. Ini melambangkan kekuatan, keberanian, dan kesiapan untuk melindungi atau bertindak.
Lengen dan Kesopanan
Dalam budaya Jawa, cara menggunakan lengan juga menunjukkan tingkat kesopanan. Misalnya, saat memberikan sesuatu kepada orang yang lebih tua, orang Jawa diajarkan untuk menggunakan dua tangan (lengen loro) sebagai bentuk hormat.
Lengen dalam Adat dan Ritual
Dalam upacara adat tertentu, lengan digunakan dalam simbolisasi pengabdian atau ketulusan. Misalnya, ketika melakukan sungkem, lengan digunakan untuk menyentuh lutut orang tua atau sesepuh sebagai tanda penghormatan.
Ungkapan dan Peribahasa yang Mengandung Kata Lengen
Bahasa Jawa kaya akan ungkapan dan peribahasa yang menggunakan kata lengen untuk menyampaikan pesan moral atau sosial:
- “Kuwi kerja ora mung nganggo otak, nanging uga nganggo lengen” – Pekerjaan itu tidak hanya memerlukan otak, tetapi juga tenaga.
- “Aja mung nyandhak lengen, kudu nulungi tekan tuntas” – Jangan hanya membantu di awal, tetapi bantu sampai selesai.
Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa lengan tidak hanya simbol kekuatan fisik, tetapi juga wujud komitmen dan kesungguhan.
Lengen dalam Seni dan Sastra Jawa
Dalam puisi Jawa klasik dan tembang-tembang dolanan, lengen sering disebut sebagai bagian dari tubuh yang memiliki fungsi simbolik. Misalnya, dalam tembang yang dinyanyikan anak-anak:
- “Lengene cilik, nanging kuat nulungi” – Lengan kecil, tapi kuat membantu.
Dalam sastra Jawa modern, kata lengen juga digunakan dalam metafora untuk menggambarkan kerja kolektif dan solidaritas sosial.
Perubahan Makna dalam Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, makna simbolik dari kata lengen tetap relevan. Dalam konteks modern, lengen dapat diartikan sebagai representasi partisipasi aktif dalam masyarakat.
Misalnya, dalam gerakan sosial, ajakan “ayo bareng-bareng nglengeni” (mari bersama-sama turun tangan) menunjukkan bahwa masyarakat Jawa masih memegang nilai-nilai gotong royong.
Filosofi Jawa di Balik Kata Lengen
Budaya Jawa sangat menghargai nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan ketulusan. Kata lengen mencerminkan filosofi tersebut:
1. Usaha Sendiri
Orang Jawa percaya bahwa segala sesuatu yang dicapai dengan “lengen dhewe” akan memberikan hasil yang lebih bermakna. Prinsip ini mengajarkan tentang nilai kemandirian dan tanggung jawab.
2. Gotong Royong
Melibatkan “lengen” banyak orang dalam satu pekerjaan mencerminkan semangat gotong royong. Semakin banyak lengan yang turun tangan, semakin ringan pekerjaan yang dilakukan.
3. Kasih Sayang dan Perlindungan
Melalui tindakan seperti memeluk atau menolong dengan lengan, budaya Jawa menanamkan nilai kasih sayang dan tanggung jawab sosial.
Arti lengen dalam bahasa Jawa adalah lengan, namun maknanya melampaui sekadar anatomi tubuh. Kata ini mengandung filosofi yang kaya, dari kekuatan fisik, tanggung jawab sosial, hingga nilai kasih sayang.
Dalam budaya Jawa, lengen bukan hanya simbol gerak, tetapi juga simbol peran aktif, kepedulian, dan integritas.
Memahami makna dan filosofi lengen membuka wawasan kita terhadap budaya Jawa yang menghargai tindakan nyata dan ketulusan dalam berinteraksi.
Dari rumah tangga hingga kehidupan sosial, lengen menjadi bagian penting yang merepresentasikan banyak aspek dalam kehidupan masyarakat Jawa yang luhur dan sarat nilai.