kawruhbasa.com – Mengenal bahasa Jawa lebih dalam tidak hanya berbicara tentang kosakata dasar, tetapi juga pemahaman atas makna-makna kontekstual yang digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya.
Salah satu kata sederhana yang kerap muncul dalam percakapan sehari-hari adalah kae. Meskipun tampak sederhana, kata ini memegang peran penting dalam komunikasi orang Jawa.
Apa Itu Kae dalam Bahasa Jawa?
Secara umum, arti kae dalam bahasa Jawa adalah itu. Kata ini digunakan untuk menunjukkan atau merujuk pada sesuatu yang tidak berada di dekat pembicara, namun masih dapat dilihat atau dimengerti oleh lawan bicara.
Kata kae merupakan padanan dari kata “itu” dalam bahasa Indonesia dan termasuk dalam kategori kata tunjuk.
Variasi Kata Tunjuk dalam Bahasa Jawa
Dalam bahasa Jawa, terdapat beberapa kata tunjuk yang digunakan sesuai dengan jarak dan kedekatan objek yang dibicarakan. Misalnya:
- Iki: menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara (ini)
- Kuwi: menunjuk sesuatu yang berada agak jauh, namun masih dalam lingkup kedekatan sosial atau pembicaraan
- Kae: menunjuk sesuatu yang letaknya lebih jauh atau sebagai penegasan yang lebih kuat dari kuwi
Kae sering digunakan dalam percakapan untuk mempertegas suatu pernyataan atau menunjuk objek tertentu yang sudah dimengerti sebelumnya oleh kedua belah pihak yang berbicara.
Contoh Penggunaan Kata Kae
Untuk lebih memahami arti dan penggunaan kae dalam kalimat, berikut beberapa contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari:
- Kae omahé Pak Lik, gedhé lan ijo. Artinya: Itu rumahnya Pak Lik, besar dan berwarna hijau.
- Deloken kae bocah cilik lagi dolanan bal. Artinya: Lihat itu anak kecil sedang bermain bola.
- Kae sing dakkandhakake wingi, saiki wis tekan kéné. Artinya: Itu yang saya ceritakan kemarin, sekarang sudah sampai di sini.
Perbedaan Kae dengan Kuwi dan Iki
Meskipun ketiga kata ini sama-sama merupakan kata tunjuk, masing-masing memiliki nuansa dan penggunaan yang berbeda. Iki digunakan untuk objek yang sangat dekat, biasanya dalam jangkauan tangan.
Kuwi digunakan untuk objek yang berada sedikit lebih jauh, namun tetap dekat secara kontekstual. Sedangkan kae digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lebih jauh secara fisik atau emosional.
Kae dalam Konteks Budaya dan Komunikasi
Dalam budaya Jawa yang menjunjung tinggi tata krama dan kesopanan, penggunaan kata tunjuk seperti kae harus disesuaikan dengan situasi dan lawan bicara.
Meskipun sederhana, pilihan kata dapat mencerminkan rasa hormat dan kedekatan antara pembicara dan pendengar.
Dalam percakapan santai, kae dapat digunakan secara bebas di antara teman sebaya. Namun dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang dihormati, masyarakat Jawa lebih memilih menggunakan bentuk kalimat yang lebih sopan atau mengganti kae dengan penunjukan yang lebih halus.
Penggunaan Kae dalam Sastra Jawa
Dalam karya sastra Jawa seperti cerita rakyat, geguritan, dan tembang, kae sering kali digunakan untuk memberikan penekanan terhadap suatu objek atau kejadian yang menjadi fokus cerita.
Fungsi penunjukan dalam konteks ini tidak hanya sekadar menunjukkan lokasi, tetapi juga memperkuat alur dan makna dari kisah yang disampaikan.
Contohnya dalam sebuah geguritan:
“Kae lintang-lintang ing langit, dadi pepadhang wengi.” Artinya: Itu bintang-bintang di langit, menjadi penerang malam.
Nilai Filosofis dalam Penggunaan Kata Kae
Bahasa Jawa tidak hanya alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakatnya. Kata kae, meski tampak sepele, menyiratkan cara pandang masyarakat Jawa terhadap ruang, jarak, dan hubungan antarmanusia.
Menggunakan kae secara tepat mencerminkan pemahaman tentang konteks sosial, kesadaran ruang, dan penghormatan terhadap norma-norma komunikasi yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Baca juga: Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa
Memahami arti kae dalam bahasa Jawa dan penggunaannya merupakan langkah kecil yang penting dalam mengapresiasi kekayaan bahasa daerah ini.
Kata ini tidak hanya berarti itu, tetapi juga membawa serta dimensi budaya, sosial, dan komunikasi yang kompleks.
Dalam percakapan sehari-hari maupun dalam konteks sastra, kae memainkan peran penting dalam membentuk makna dan memperkuat nuansa bahasa Jawa yang sopan, halus, dan penuh filosofi.
Melestarikan penggunaan kata-kata seperti kae adalah bagian dari menjaga warisan budaya dan memperkaya wawasan bahasa lokal yang terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.