kawruhbasa.com – Bahasa Jawa memiliki banyak kosakata unik yang kaya akan makna, baik secara harfiah maupun kiasan. Salah satu kata yang sering digunakan adalah “ilat.” Dalam bahasa Indonesia, ilat berarti lidah. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, istilah ini memiliki beragam arti tergantung pada konteks penggunaannya.
Daftar isi artikel
Makna Ilat dalam Bahasa Jawa
Dalam pengertian dasar, ilat merujuk pada organ dalam mulut yang berfungsi sebagai alat pengecap dan membantu dalam berbicara. Namun, dalam percakapan masyarakat Jawa, kata ini juga sering digunakan sebagai ungkapan atau perumpamaan untuk berbagai situasi.
Ilat sebagai Alat Pengecap
Secara biologis, lidah memiliki peran penting dalam merasakan berbagai rasa, seperti manis, pahit, asam, dan asin. Dalam budaya Jawa, makanan sering kali dikaitkan dengan sensasi yang dirasakan oleh ilat. Oleh karena itu, istilah ini juga erat kaitannya dengan kebiasaan kuliner masyarakat setempat.
Ilat dalam Konteks Berbicara
Dalam budaya Jawa, seseorang yang banyak berbicara atau suka berkomentar sering kali dikaitkan dengan ilat. Orang yang perkataannya tajam atau suka berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu bisa disebut “ilat tajem.” Ungkapan ini menggambarkan seseorang yang perkataannya dapat menyakiti perasaan orang lain.
Selain itu, ada istilah “kena ilate dhewe,” yang berarti seseorang terkena akibat dari perkataannya sendiri. Ungkapan ini mengajarkan bahwa berbicara sembarangan dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri.
Peribahasa Jawa yang Menggunakan Kata Ilat
Dalam bahasa Jawa, banyak peribahasa yang menggunakan kata ilat untuk memberikan pelajaran moral. Beberapa di antaranya adalah:
- “Ilatmu iku tumpul, ojo ngenyek wong”Artinya, lidahmu tumpul, jangan meremehkan orang lain. Peribahasa ini mengajarkan agar tidak mudah menilai atau merendahkan orang lain.
- “Sing duwe ilat, kudu ngerti apa sing diucapke”Artinya, orang yang memiliki lidah harus tahu apa yang diucapkan. Ini menunjukkan pentingnya berpikir sebelum berbicara agar tidak menimbulkan masalah.
Ilat dalam Konteks Kepercayaan dan Budaya
Dalam beberapa kepercayaan masyarakat Jawa, lidah juga dikaitkan dengan kekuatan spiritual. Ada kepercayaan bahwa perkataan seseorang bisa menjadi doa atau kutukan. Oleh karena itu, masyarakat Jawa diajarkan untuk selalu berhati-hati dalam berbicara.
Selain itu, ada juga kepercayaan bahwa seseorang yang memiliki “ilat panas” dapat menyebabkan masalah bagi orang lain hanya melalui perkataannya. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kutukan atau doa yang dikabulkan secara tidak sengaja.
Baca juga: Arti Ilang memahami lebih dalam budaya dan filosofi masyarakat Jawa
Ilat dalam bahasa Jawa memiliki makna lebih dari sekadar lidah sebagai organ tubuh. Kata ini juga mencerminkan cara berbicara, sikap seseorang, serta ajaran moral dalam kehidupan sehari-hari. Dalam budaya Jawa, menjaga ucapan sangat penting karena setiap kata yang keluar dari mulut bisa berdampak besar pada kehidupan seseorang.
Memahami makna ilat dalam berbagai aspek kehidupan membantu kita lebih bijak dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga perkataan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.