Arti Driji dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

- Author

Thursday, 20 February 2025 - 09:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.com – Dalam bahasa Jawa, setiap kata memiliki makna yang kaya akan filosofi dan budaya. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “driji”. Kata ini tidak hanya memiliki arti harfiah, tetapi juga makna kiasan yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa.

Apa Itu Driji?

Secara harfiah, driji dalam bahasa Jawa berarti jari. Jari memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik dari segi anatomi maupun simbolik. Dalam budaya Jawa, driji sering digunakan dalam berbagai ungkapan dan peribahasa yang sarat makna.

Makna Kiasan Driji dalam Bahasa Jawa

Kata driji tidak hanya merujuk pada bagian tubuh, tetapi juga memiliki makna kiasan yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa makna kiasan driji dalam bahasa Jawa:

1. Driji sebagai Simbol Kerjasama dan Kesatuan

Jari-jari tangan memiliki peran yang berbeda, tetapi semuanya bekerja sama untuk melakukan berbagai tugas. Dalam konteks ini, driji melambangkan pentingnya kerjasama dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Ungkapan “kaya driji, beda tugas nanging kudu kompak” berarti bahwa setiap orang memiliki peran yang berbeda, tetapi harus bekerja sama demi tujuan bersama.

2. Driji dalam Konteks Keahlian dan Keterampilan

Dalam budaya Jawa, seseorang yang memiliki keterampilan tangan yang baik sering disebut “driji trampil”. Ungkapan ini merujuk pada kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan dengan cekatan dan terampil. Ini menunjukkan bahwa driji melambangkan keahlian dan kecakapan dalam berkarya.

3. Driji sebagai Simbol Identitas dan Keunikan

Setiap orang memiliki sidik jari yang unik. Dalam bahasa Jawa, driji juga digunakan untuk menggambarkan identitas dan keunikan seseorang. Ungkapan “driji siji ora podo karo liyan” berarti bahwa setiap individu memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang harus dihargai.

Penggunaan Kata Driji dalam Kehidupan Sehari-hari

Kata driji juga sering muncul dalam berbagai peribahasa dan nasihat bijak masyarakat Jawa. Berikut beberapa contoh penggunaannya:

1. “Aja mung nganggo driji, nanging nganggo ati lan pikiran”

Artinya: Jangan hanya menggunakan jari (fisik), tetapi juga hati dan pikiran. Ungkapan ini mengajarkan bahwa dalam melakukan sesuatu, kita harus menggunakan perasaan dan pemikiran, bukan hanya tenaga fisik.

2. “Driji cilik mung cilik, nanging duwe peran gedhe”

Artinya: Jari kelingking memang kecil, tetapi memiliki peran besar. Filosofi ini mengajarkan bahwa setiap orang, sekecil apa pun perannya, memiliki kontribusi yang penting dalam kehidupan.

3. “Yen driji loro ora kompak, karya ora bakal sampurna”

Artinya: Jika dua jari tidak kompak, pekerjaan tidak akan sempurna. Ungkapan ini menekankan pentingnya kerjasama dan kekompakan dalam mencapai hasil yang baik.

Driji dalam Budaya Jawa

Dalam budaya Jawa, driji memiliki peran penting dalam berbagai ritual dan upacara. Misalnya, dalam upacara siraman sebelum pernikahan, jari-jari tangan digunakan untuk menuangkan air sebagai simbol kesucian dan doa restu. Selain itu, dalam tarian tradisional Jawa, gerakan jari tangan memiliki makna filosofis yang dalam, mencerminkan ekspresi perasaan dan cerita.

Baca juga: Arti Doyan dalam Bahasa Jawa

Dalam bahasa Jawa, driji memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar jari. Kata ini melambangkan kerjasama, keahlian, identitas, dan keunikan. Penggunaannya dalam berbagai ungkapan dan budaya menunjukkan betapa pentingnya peran driji dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Memahami makna driji dalam bahasa Jawa membantu kita lebih mengenal filosofi dan kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. Jadi, lain kali ketika mendengar kata “driji”, ingatlah bahwa itu bukan sekadar bagian tubuh, tetapi juga simbol kebijaksanaan, kerjasama, dan keunikan individu dalam kehidupan.

Berita Terkait

Arti Kagetan dalam Bahasa Jawa: Sifat Mudah Terkejut dalam Perspektif Budaya
Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut
Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya
Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa
Arti Kadhemen dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami Arti Kacu dalam Bahasa Jawa dan Nilai Budaya di Baliknya
Arti Kacek dalam Bahasa Jawa: Makna, Konteks, dan Relevansi Budaya
Arti Kacamata dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Budaya Lokal

Berita Terkait

Friday, 25 April 2025 - 09:43 WIB

Arti Kagetan dalam Bahasa Jawa: Sifat Mudah Terkejut dalam Perspektif Budaya

Friday, 25 April 2025 - 09:42 WIB

Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut

Thursday, 24 April 2025 - 10:29 WIB

Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya

Thursday, 24 April 2025 - 10:28 WIB

Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa

Wednesday, 23 April 2025 - 14:43 WIB

Arti Kadhemen dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Memahami Arti Kaget dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Terkejut

Friday, 25 Apr 2025 - 09:42 WIB

Bahasa Jawa

Arti Kae dalam Bahasa Jawa dan Konteks Penggunaannya

Thursday, 24 Apr 2025 - 10:29 WIB

Bahasa Jawa

Makna dan Penggunaan Kata Kadohan dalam Bahasa Jawa

Thursday, 24 Apr 2025 - 10:28 WIB

Bahasa Jawa

Arti Kadhemen dalam Bahasa Jawa dan Maknanya dalam Kehidupan Sehari-hari

Wednesday, 23 Apr 2025 - 14:43 WIB