Kawruhbasa.com – Dalam bahasa Jawa, banyak kata yang memiliki makna unik dan kaya akan filosofi. Salah satu kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah “dhisik”. Kata ini memiliki makna harfiah sekaligus makna kiasan yang sering digunakan dalam berbagai situasi dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Daftar isi artikel
Apa Itu Dhisik?
Secara harfiah, dhisik dalam bahasa Jawa berarti “terlebih dahulu” atau “sebelumnya.” Kata ini sering digunakan untuk menunjukkan urutan waktu atau kejadian yang terjadi sebelum hal lain terjadi.
Namun, dalam percakapan sehari-hari, kata “dhisik” juga memiliki berbagai makna lain tergantung pada konteks penggunaannya. Dari makna literal hingga filosofis, kata ini sering digunakan untuk menggambarkan prioritas, kebiasaan, atau bahkan kesopanan dalam budaya Jawa.
Makna Kiasan Dhisik dalam Bahasa Jawa
Dalam percakapan masyarakat Jawa, “dhisik” sering digunakan dalam berbagai situasi dengan makna yang berbeda. Berikut beberapa contoh penggunaan “dhisik” dalam konteks yang berbeda:
1. Dhisik dalam Konteks Prioritas
Ungkapan “nglakoni dhisik” berarti melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum beralih ke hal lain. Ini sering digunakan untuk menggambarkan pentingnya menyelesaikan satu tugas sebelum melangkah ke yang berikutnya.
Contoh:
- “Rampungno tugasmu dhisik, mengko dolan.” (Selesaikan tugasmu dulu, nanti baru bermain.)
2. Dhisik dalam Konteks Kebiasaan
Dalam budaya Jawa, kata “dhisik” juga digunakan untuk menggambarkan kebiasaan masa lalu atau sesuatu yang dilakukan sebelum perubahan terjadi.
Contoh:
- “Mbiyen aku kerep mangan sega kucing dhisik, saiki wis ora.” (Dulu saya sering makan nasi kucing, sekarang sudah tidak.)
3. Dhisik dalam Konteks Kesopanan
Dalam budaya Jawa yang menjunjung tinggi nilai kesopanan, kata “dhisik” sering digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan sikap menghormati orang lain.
Contoh:
- “Monggo panjenengan dhisik.” (Silakan Anda dulu.)
4. Dhisik sebagai Bentuk Penegasan dalam Kalimat
Dalam bahasa Jawa, “dhisik” juga sering digunakan untuk menegaskan suatu pernyataan. Kata ini bisa memperkuat makna dalam sebuah kalimat agar lebih jelas.
Contoh:
- “Tak rungokno dhisik, mengko aku ngomong.” (Saya dengarkan dulu, nanti saya berbicara.)
Penggunaan Kata Dhisik dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai bagian dari bahasa Jawa yang kaya akan filosofi, kata “dhisik” juga muncul dalam berbagai peribahasa dan nasihat bijak. Beberapa contoh penggunaannya antara lain:
1. “Aja kesusu, pikiren dhisik sadurunge tumindak”
Artinya: Jangan terburu-buru, pikirkan terlebih dahulu sebelum bertindak. Ungkapan ini mengajarkan pentingnya berpikir matang sebelum mengambil keputusan.
2. “Dhisik-dhisik ora opo-opo, sing penting asil apik”
Artinya: Perlahan-lahan tidak masalah, yang penting hasilnya baik. Filosofi ini menekankan pentingnya ketelitian dalam setiap pekerjaan.
3. “Urip iki kudu ngelingi sapa dhisik sing nulungi”
Artinya: Dalam hidup, kita harus mengingat siapa yang menolong kita terlebih dahulu. Ungkapan ini menekankan pentingnya menghargai orang yang pernah berjasa dalam hidup kita.
Dhisik dalam Budaya Jawa
Dalam budaya Jawa, konsep dhisik sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam nilai sosial dan adat istiadat. Masyarakat Jawa mengajarkan bahwa dalam setiap tindakan, seseorang harus memahami mana yang harus dilakukan terlebih dahulu agar mencapai hasil yang baik.
Selain itu, dalam budaya Jawa, seseorang yang memahami konsep dhisik cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan dan lebih memahami nilai sopan santun. Sebab, kata dhisik juga mencerminkan rasa hormat terhadap orang lain, terutama dalam urutan prioritas dan etika berbicara.
Baca juga: Arti Dhek dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam bahasa Jawa, “dhisik” memiliki lebih dari sekadar arti harfiah sebagai “terlebih dahulu” atau “sebelumnya.” Kata ini mencerminkan berbagai nilai kehidupan, mulai dari prioritas, kebiasaan, hingga kesopanan. Penggunaannya dalam peribahasa dan ungkapan sehari-hari menunjukkan betapa kaya dan dalamnya budaya serta filosofi Jawa.
Sebagai bagian dari kearifan lokal, memahami makna dhisik dalam bahasa Jawa membantu kita lebih mengenal budaya dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Jawa. Jadi, lain kali ketika mendengar kata “dhisik,” ingatlah bahwa itu bukan sekadar tentang urutan waktu, tetapi juga tentang bijaksana dalam bertindak dan menghargai orang lain.