Kawruhbasa.com – Dalam kehidupan masyarakat Jawa, banyak istilah yang mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi mendalam. Salah satu kata yang memiliki makna penting adalah dêrma. Namun, apa sebenarnya arti dêrma dalam bahasa Jawa? Bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai makna, filosofi, serta relevansi dêrma dalam konteks modern.
Daftar isi artikel
Pengertian Dêrma dalam Bahasa Jawa
Secara etimologis, dêrma dalam bahasa Jawa memiliki arti “sedekah” atau “kedermawanan.” Kata ini sering dikaitkan dengan sikap memberi tanpa mengharapkan imbalan. Dalam filosofi Jawa, konsep ini sangat erat dengan ajaran ngalap berkah dan laku prihatin, yang mengajarkan bahwa berbagi kepada sesama dapat membawa keberkahan dan kebahagiaan.
Dalam bahasa Indonesia, dêrma juga sering diartikan sebagai “amal” atau “kebaikan.” Konsep ini mengajarkan seseorang untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga berperan aktif dalam membantu orang lain, baik secara materi maupun non-materi.
Filosofi Dêrma dalam Budaya Jawa
Masyarakat Jawa memiliki berbagai ungkapan dan peribahasa yang berkaitan dengan konsep dêrma. Beberapa di antaranya adalah:
- “Dêrma lan sugih, ora kudu sugih dhisik, sing penting duwe karep.” Artinya: Berbuat baik dan dermawan tidak harus menunggu kaya, yang penting ada niat.
- “Urip iku urup.” Maknanya: Hidup itu harus memberikan cahaya bagi orang lain, salah satunya dengan berbuat baik.
- “Wong Jawa kuwi kudu loma lan dermawan.” Maksudnya: Orang Jawa harus memiliki sifat murah hati dan gemar berbagi.
Filosofi ini menekankan bahwa dêrma bukan hanya sekadar memberikan sesuatu secara materi, tetapi juga dapat berupa tenaga, ilmu, dan perhatian.
Bentuk-Bentuk Dêrma dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, dêrma diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Dêrma Materi
Memberikan bantuan berupa uang, makanan, atau barang kepada orang yang membutuhkan. Misalnya, tradisi sedekah bumi yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus berbagi dengan sesama.
2. Dêrma Ilmu
Berbagi ilmu dan keterampilan kepada orang lain juga termasuk dalam konsep dêrma. Seorang guru atau sesepuh yang mengajarkan ilmu tanpa pamrih adalah contoh nyata dari bentuk kedermawanan ini.
3. Dêrma Tenaga
Membantu orang lain dengan tenaga, seperti gotong royong, membantu tetangga dalam acara hajatan, atau bergotong royong membangun fasilitas umum.
4. Dêrma Waktu
Meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah orang lain, memberikan motivasi, atau sekadar menemani mereka yang sedang kesepian juga merupakan bagian dari dêrma.
Relevansi Dêrma di Era Modern
Dalam era modern yang serba individualistis, konsep dêrma semakin relevan sebagai upaya menjaga keseimbangan sosial. Berikut beberapa cara bagaimana nilai-nilai dêrma tetap dapat diterapkan di era digital:
1. Donasi Online dan Crowdfunding
Perkembangan teknologi memungkinkan seseorang untuk berdonasi melalui berbagai platform online. Konsep ini sejalan dengan semangat dêrma, yakni membantu tanpa mengharapkan imbalan.
2. Berbagi Ilmu Secara Digital
Di era informasi ini, berbagi ilmu dapat dilakukan melalui blog, video edukasi, atau media sosial. Dengan membagikan ilmu, seseorang dapat menanamkan nilai dêrma kepada lebih banyak orang.
3. Relawan dan Kegiatan Sosial
Banyak komunitas yang bergerak dalam bidang sosial, baik dalam bentuk kegiatan amal, penyuluhan, maupun advokasi hak-hak masyarakat. Ini merupakan bentuk modern dari praktik dêrma yang dapat diikuti oleh siapa saja.
4. Menyebarkan Kebaikan di Media Sosial
Di era digital, menyebarkan kebaikan tidak hanya berupa bantuan fisik, tetapi juga melalui kata-kata inspiratif dan motivasi. Menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif adalah cara lain untuk menerapkan nilai dêrma dalam kehidupan modern.
Baca juga: Arti Dêlêng dalam Bahasa Jawa: Makna Mendalam di Balik Kata yang Jarang Diketahui
Makna dêrma dalam bahasa Jawa tidak hanya sekadar “sedekah” tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat. Filosofi dêrma mengajarkan bahwa kebaikan harus dilakukan tanpa pamrih, baik dalam bentuk materi, ilmu, tenaga, maupun perhatian.
Di era modern, konsep dêrma tetap relevan dan dapat diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti donasi online, berbagi ilmu secara digital, serta aktif dalam kegiatan sosial. Dengan menerapkan nilai-nilai dêrma, kita tidak hanya memperkaya diri secara spiritual tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan sejahtera.
Sebagai generasi penerus, sudah selayaknya kita mempertahankan dan menerapkan nilai dêrma dalam kehidupan sehari-hari agar tetap lestari dan memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga artikel ini dapat menginspirasi untuk terus berbuat baik tanpa mengharap balasan.