Bahasa Jawa adalah salah satu kekayaan budaya Nusantara yang memiliki banyak kosakata unik dengan berbagai tingkatan bahasa, mulai dari ngoko, madya, hingga krama. Salah satu kosakata yang menarik untuk dibahas adalah “bolah” atau “benang” dalam Bahasa Jawa. Kata ini tidak hanya sekadar merujuk pada objek fisik, tetapi juga memiliki makna mendalam yang terkait dengan filosofi kehidupan masyarakat Jawa.
Pengertian Dasar “Bolah” atau “Benang”
Dalam Bahasa Jawa, “bolah” merujuk pada “benang” dalam Bahasa Indonesia. Benang adalah serat panjang yang biasanya digunakan untuk menjahit, menenun, atau membuat kain. Dalam konteks sehari-hari, kata “bolah” digunakan secara langsung untuk menggambarkan benda tersebut.
Sebagai contoh:
- Ngoko: “Aku arep tuku bolah kanggo njahit sandhangku.” (Aku ingin membeli benang untuk menjahit pakaianku.)
- Krama: “Kula badhe tumbas bolah kangge njaitaken rasukan kula.” (Saya akan membeli benang untuk menjahit pakaian saya.)
Dari contoh di atas, terlihat bahwa “bolah” adalah kata dasar yang dipahami oleh masyarakat Jawa pada semua tingkat tutur.
Filosofi di Balik “Bolah”
Orang Jawa dikenal sebagai masyarakat yang sangat filosofis. Mereka sering mengaitkan benda-benda sehari-hari dengan nilai-nilai kehidupan. Benang (“bolah”) tidak hanya dipandang sebagai benda mati, tetapi juga sebagai simbol keterhubungan, kehidupan, dan kesinambungan. Berikut adalah beberapa filosofi terkait benang dalam budaya Jawa:
1. Simbol Keterhubungan
“Bolah” sering dianggap sebagai penghubung antara satu hal dengan yang lain. Seperti halnya benang yang digunakan untuk menjahit dua potong kain menjadi satu, kehidupan manusia juga saling terhubung satu sama lain.
Dalam filosofi Jawa, hubungan antarmanusia (seduluran) dianggap sangat penting. Pepatah Jawa sering menggambarkan hubungan ini:
“Urip iku ibarat bolah, kudu bisa nyambung rasa antarane manungsa.” (Hidup itu seperti benang, harus mampu menghubungkan perasaan antar manusia.)
2. Kesabaran dan Ketelitian
Dalam proses menenun kain, benang menjadi elemen utama. Menenun membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan konsistensi. Filosofi ini mengajarkan bahwa kehidupan harus dijalani dengan sabar dan penuh perhatian terhadap detail kecil. Dalam pandangan masyarakat Jawa, kesabaran adalah kunci untuk mencapai ketenangan batin.
3. Simbol Kehidupan yang Panjang
Benang yang panjang melambangkan perjalanan hidup manusia. Setiap helai benang memiliki awal dan akhir, sebagaimana hidup manusia memiliki kelahiran dan kematian. Dalam adat Jawa, sering ada ungkapan:
“Urip iku dudu mung dawane bolah, nanging uga kekuwatane kanggo njalin sandhang urip.” (Hidup itu bukan hanya panjangnya benang, tetapi juga kekuatannya untuk merangkai kehidupan.)
Penggunaan “Bolah” dalam Tradisi dan Kesenian Jawa
Selain dalam kehidupan sehari-hari, “bolah” juga memiliki peran penting dalam berbagai tradisi dan kesenian Jawa. Beberapa di antaranya adalah:
1. Pembuatan Batik
Dalam proses pembuatan batik, benang memiliki peran penting dalam menenun kain mori yang menjadi dasar batik. Proses ini membutuhkan keterampilan tinggi dan menjadi bagian dari warisan budaya yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa.
2. Upacara Adat
Dalam beberapa upacara adat Jawa, seperti upacara pernikahan, benang sering digunakan sebagai simbol ikatan suci antara kedua mempelai. Benang putih yang diikatkan melambangkan kesucian dan harapan agar hubungan mereka tetap kuat.
3. Wayang Kulit
Dalam seni wayang kulit, benang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian wayang, seperti tangan dan tubuhnya. Hal ini melambangkan bahwa semua bagian kehidupan saling terhubung dan memiliki peran masing-masing.
Peribahasa dan Ungkapan Jawa Terkait “Bolah”
Bahasa Jawa kaya akan peribahasa dan ungkapan yang menggunakan kata “bolah” atau “benang” untuk menggambarkan kehidupan. Berikut beberapa contohnya:
- “Bolah ora tau putus yen isih diupayakake.”
(Benang tidak akan putus jika masih diusahakan.) Ungkapan ini mengajarkan tentang pentingnya usaha dan kerja keras dalam menghadapi rintangan hidup. - “Njahit bolah sing wis kusut kudu nganggo sabar.” (Menjahit benang yang kusut harus dengan kesabaran.) Filosofi ini mengajarkan bahwa masalah dalam hidup harus dihadapi dengan sabar dan bijaksana.
Baca juga: Arti “Bokong” dalam Bahasa Jawa
Kata “bolah” atau “benang” dalam Bahasa Jawa memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar benda fisik. Ia melambangkan hubungan, kesabaran, kesinambungan, dan kekuatan hidup. Dalam budaya Jawa, “bolah” tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan pelajaran hidup.
Melalui pemahaman tentang filosofi “bolah”, kita dapat lebih menghargai nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh leluhur Jawa. Dengan begitu, kita tidak hanya melestarikan bahasa, tetapi juga warisan budaya yang sarat makna.