Arti “Bokong” dalam Bahasa Jawa

- Author

Monday, 27 January 2025 - 11:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang kaya akan kosakata dan nuansa makna. Sebagai salah satu bahasa yang memiliki banyak tingkatan, penggunaan kata dalam Bahasa Jawa dapat berbeda-beda tergantung konteks, situasi, dan siapa lawan bicaranya. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “bokong”. Kata ini tidak hanya memiliki arti denotatif yang jelas, tetapi juga mencerminkan budaya dan kearifan lokal masyarakat Jawa.

Makna Harfiah Kata “Bokong”

Secara harfiah, “bokong” dalam Bahasa Jawa memiliki arti yang sama dengan penggunaannya dalam Bahasa Indonesia, yaitu bagian tubuh manusia yang terletak di bagian belakang, sering juga disebut sebagai pantat.

Kata “bokong” digunakan untuk merujuk pada bagian tubuh tersebut dalam konteks percakapan sehari-hari, baik dalam bahasa Jawa ngoko (kasual) maupun madya (setengah formal). Namun, dalam bahasa Jawa yang lebih halus atau krama, kata ini jarang digunakan secara langsung. Sebagai gantinya, orang Jawa biasanya menggunakan istilah lain yang lebih sopan atau memilih ungkapan yang tidak langsung.

Variasi Bahasa dalam Penggunaan Kata “Bokong”

Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang mencakup ngoko, madya, dan krama. Tingkatan ini memengaruhi bagaimana kata-kata tertentu digunakan, termasuk kata “bokong”. Berikut adalah variasi penggunaan kata tersebut:

1. Ngoko

Dalam tingkatan bahasa ngoko, kata “bokong” digunakan secara langsung tanpa penghalusan. Misalnya:

“Ayo lungguh, ora usah isin-isin bokongmu kena bledug.”
(Ayo duduk, tidak perlu malu kalau bokongmu kotor terkena debu.)

2. Madya

Dalam tingkatan madya, kata “bokong” masih bisa digunakan, tetapi terkadang digantikan dengan ungkapan yang sedikit lebih halus:

“Mangga linggih ing kursi punika, bokong panjenengan supados nyaman.”
(Silakan duduk di kursi ini, supaya bokong Anda nyaman.)

3. Krama

Pada tingkatan krama, kata “bokong” hampir tidak pernah disebutkan secara langsung karena dianggap kurang sopan. Sebagai gantinya, orang biasanya menggunakan frasa yang lebih halus seperti “panggul” atau bahkan menghindari penyebutannya sama sekali:

“Mangga linggih, panjenengan kedah santai.”
(Silakan duduk, Anda harus santai.)

Filosofi dan Budaya di Balik Kata “Bokong”

Dalam budaya Jawa, tubuh manusia sering kali dipandang sebagai sesuatu yang harus dihormati, termasuk bagian-bagian tubuh yang mungkin dianggap sensitif. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata seperti “bokong” cenderung disesuaikan dengan norma kesopanan. Selain itu, ada beberapa aspek budaya yang menarik untuk dibahas terkait dengan kata ini:

1. Konteks Keseharian

Kata “bokong” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari yang bersifat santai atau informal. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, percakapan tentang bagian tubuh biasanya dilakukan dengan humor atau candaan untuk mengurangi kesan vulgar. Namun, humor ini tetap harus dilakukan dalam batas-batas kesopanan.

2. Ungkapan dan Peribahasa

Dalam Bahasa Jawa, ada beberapa ungkapan atau peribahasa yang mungkin melibatkan kata “bokong” sebagai metafora. Misalnya:

“Bokong ora iso ndeleng.”
(Pantat tidak bisa melihat.) Ungkapan ini memiliki makna bahwa seseorang tidak selalu menyadari kekurangan atau kesalahannya sendiri.

3. Simbolisme

Bokong juga sering dianggap sebagai simbol dari kekuatan atau keteguhan, terutama dalam konteks kerja keras. Dalam beberapa tradisi, duduk dengan mantap dianggap sebagai tanda seseorang yang siap menghadapi tantangan.

Etika Penggunaan Kata “Bokong”

Sebagai bagian dari budaya yang menjunjung tinggi kesopanan, masyarakat Jawa sangat berhati-hati dalam menggunakan kata-kata yang merujuk pada bagian tubuh tertentu. Kata “bokong” sebaiknya digunakan sesuai konteks, terutama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi formal. Dalam situasi semacam ini, penggunaan bahasa krama atau ungkapan yang lebih halus sangat dianjurkan.

Baca juga: Arti Bojo dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Pasangan Hidup

Kata “bokong” dalam Bahasa Jawa memang memiliki arti yang sederhana, tetapi penggunaannya mencerminkan banyak aspek budaya, termasuk norma kesopanan, tingkatan bahasa, dan filosofi hidup masyarakat Jawa. Dengan memahami konteks penggunaan kata ini, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan bahasa Jawa yang begitu mendalam. Dalam kehidupan sehari-hari, kata “bokong” mungkin terlihat sepele, tetapi sebenarnya menyimpan banyak makna yang relevan dengan nilai-nilai masyarakat Jawa.

Memahami arti dan penggunaan kata-kata seperti “bokong” tidak hanya membantu kita berkomunikasi dengan lebih baik, tetapi juga memperdalam pemahaman kita tentang kearifan lokal yang diwariskan oleh nenek moyang. Dengan demikian, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan identitas dan budaya sebuah masyarakat.

Berita Terkait

Arti Bojo dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Pasangan Hidup
Arti Bocah dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi
Arti Bobot dalam Bahasa Jawa
Arti “Biyung” dalam Bahasa Jawa
Arti Biyen dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi
Arti “Bisa” dalam Bahasa Jawa
Arti Beras dalam Bahasa Jawa
Arti “Bengi” dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berita Terkait

Monday, 27 January 2025 - 11:03 WIB

Arti “Bokong” dalam Bahasa Jawa

Monday, 27 January 2025 - 10:55 WIB

Arti Bojo dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Pasangan Hidup

Sunday, 26 January 2025 - 02:41 WIB

Arti Bocah dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi

Sunday, 26 January 2025 - 02:36 WIB

Arti Bobot dalam Bahasa Jawa

Friday, 24 January 2025 - 10:16 WIB

Arti “Biyung” dalam Bahasa Jawa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Arti “Bokong” dalam Bahasa Jawa

Monday, 27 Jan 2025 - 11:03 WIB

Bahasa Jawa

Arti Bojo dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Pasangan Hidup

Monday, 27 Jan 2025 - 10:55 WIB

Bahasa Jawa

Arti Bocah dalam Bahasa Jawa: Makna, Penggunaan, dan Filosofi

Sunday, 26 Jan 2025 - 02:41 WIB

Bahasa Jawa

Arti Bobot dalam Bahasa Jawa

Sunday, 26 Jan 2025 - 02:36 WIB

Bahasa Jawa

Arti “Biyung” dalam Bahasa Jawa

Friday, 24 Jan 2025 - 10:16 WIB