Abot dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Avatar of Supriyadi Pro

- Author

Wednesday, 20 November 2024 - 19:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang kaya akan kosa kata dan tingkatan bahasa. Dalam bahasa Jawa, kata “abot” memiliki arti dan fungsi yang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, khususnya dalam tingkatan ngoko, yaitu tingkatan bahasa Jawa yang digunakan dalam percakapan santai atau tidak formal. Artikel ini akan membahas makna, penggunaan, dan beberapa contoh kalimat untuk memahami kata “abot” secara mendalam.

Makna Kata “Abot” dalam Bahasa Jawa Ngoko

Secara harfiah, “abot” berarti berat. Kata ini mengacu pada kondisi fisik atau emosional yang memerlukan usaha besar untuk mengangkat, melakukan, atau menghadapi sesuatu. Meski terlihat sederhana, kata “abot” memiliki berbagai nuansa makna tergantung pada konteks penggunaannya.

Makna Utama “Abot”

  1. Berat dalam arti fisik
    Kata “abot” sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memiliki massa besar atau sulit diangkat.
    • Contoh:
      “Mejane abot banget, aku ora kuat ngangkat.”
      (Mejanya sangat berat, aku tidak kuat mengangkatnya.)
  2. Berat dalam arti beban hidup atau tanggung jawab
    Dalam percakapan, “abot” juga digunakan secara metaforis untuk menggambarkan sesuatu yang sulit dihadapi, seperti masalah hidup atau tanggung jawab.
    • Contoh:
      “Uripku saiki kok rasane abot banget.”
      (Hidupku sekarang rasanya sangat berat.)
  3. Berat dalam arti sulit atau sukar
    Kata ini juga dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang sulit dilakukan.
    • Contoh:
      “Pelajaran matematika kuwi pancen abot yen ora sinau.”
      (Pelajaran matematika memang sulit jika tidak belajar.)

Penggunaan Kata “Abot” dalam Percakapan

Sebagai bagian dari bahasa Jawa ngoko, kata “abot” sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Karena sifatnya informal, kata ini digunakan dalam situasi santai, baik di rumah, di pasar, maupun dalam komunikasi antar teman.

  • Abot fisik:
    “Katonmu kecapekan, abot ta gaweyane?”
    (Kamu terlihat lelah, beratkah pekerjaanmu?)
  • Abot mental:
    “Aku ora ngerti carane ngatasi masalah iki. Rasane abot banget.”
    (Aku tidak tahu cara mengatasi masalah ini. Rasanya sangat berat.)

Sinonim dan Antonim Kata “Abot”

Sinonim:
Dalam bahasa Jawa, kata “abot” memiliki sinonim seperti:

  • Awrat (tingkatannya lebih tinggi, biasa digunakan dalam krama madya atau krama inggil).

Antonim:
Lawan kata “abot” adalah “enteng”, yang berarti ringan, baik secara fisik maupun emosional.

  • Contoh penggunaan antonim:
    “Tas iki abot, nanging tas sing kuwi enteng.”
    (Tas ini berat, tetapi tas yang itu ringan.)

Baca juga: “Abang” dalam Bahasa Jawa Ngoko: Makna dan Penggunaannya

Filosofi di Balik Kata “Abot”

Dalam budaya Jawa, kata “abot” seringkali memiliki makna yang lebih dalam. Kata ini tidak hanya merujuk pada berat secara fisik, tetapi juga menjadi simbol keteguhan, kesabaran, dan usaha dalam menghadapi tantangan hidup. Orang Jawa sering menyikapi “abot” dengan sikap nrimo (penerimaan dengan ikhlas) dan sabar (kesabaran).

Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, orang tua sering mengajarkan kepada anak-anak mereka:
“Yen urip abot, kudu sabar lan nrimo. Nanti pasti ono dalane.”
(Jika hidup terasa berat, harus sabar dan menerima. Nanti pasti ada jalan keluarnya.)

Contoh Kalimat Lain yang Menggunakan Kata “Abot”

  1. Dalam percakapan sehari-hari:
    “Sepedane rusak, dadi rodane abot yen dianggo.”
    (Sepedanya rusak, jadi rodanya berat jika digunakan.)
  2. Dalam ungkapan emosional:
    “Aku mung pengen nuduhake yen atiku abot ning kahanan iki.”
    (Aku hanya ingin menunjukkan bahwa hatiku berat dalam keadaan ini.)
  3. Dalam konteks pekerjaan:
    “Abot kerjaanmu saiki? Mungkin koe butuh istirahat.”
    (Berat pekerjaanmu sekarang? Mungkin kamu butuh istirahat.)

Pelajari bahasa Jawa lainnya dengan membaca: Tabel daftar Bahasa Jawa dan Artinya dalam bahasa Indonesia

Kata “abot” dalam bahasa Jawa ngoko adalah salah satu kata yang sangat sering digunakan untuk menggambarkan berbagai kondisi, baik fisik, emosional, maupun metaforis. Dengan memahami makna dan penggunaannya, kita bisa lebih mendalami keindahan dan fleksibilitas bahasa Jawa. Selain itu, kata ini juga mengajarkan filosofi penting tentang bagaimana orang Jawa menyikapi berbagai tantangan hidup dengan bijaksana.

Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang kata-kata dalam bahasa Jawa ngoko lainnya, simak artikel berikut kami tentang “arti kata enteng dalam bahasa Jawa ngoko” yang tak kalah menarik!

Berita Terkait

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa
Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?
Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup
Adus Bahasa Jawa: Pengertian, Tingkatan, dan Contoh Ungkapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa
Adon Bahasa Jawa: Memahami Arti, Filosofi, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Adol Bahasa Jawa: Menggali Potensi Bahasa Daerah sebagai Peluang Bisnis dan Pelestarian Budaya
Tag :

Berita Terkait

Tuesday, 3 December 2024 - 21:04 WIB

Contoh Purwakanthi Guru Sastra, Pemahaman dan Penggunaan dalam Karya Sastra Jawa

Monday, 2 December 2024 - 19:36 WIB

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 December 2024 - 19:23 WIB

Agek Bahasa Jawa: Pengertian, Contoh, dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Thursday, 28 November 2024 - 20:51 WIB

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Wednesday, 27 November 2024 - 21:51 WIB

Adu Bahasa Jawa: Serunya Menjelajahi Ragam Dialek dan Tingkatan Bahasa

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Aja Bahasa Jawa, Apa arti kata ini? Kapan kata ini digunakan?

Monday, 2 Dec 2024 - 19:36 WIB

Bahasa Jawa

Agama Bahasa Jawa: Memahami Makna dan Filosofi Hidup

Thursday, 28 Nov 2024 - 20:51 WIB