Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang kaya akan ungkapan serta ekspresi unik yang mencerminkan kehidupan masyarakat Jawa. Salah satu kata yang menarik dalam bahasa Jawa adalah “gateli.” Meskipun terdengar sederhana, kata ini sebenarnya memiliki makna mendalam dan multifungsi dalam konteks sehari-hari.
Makna “Gateli” dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, kata “gateli” berasal dari akar kata “gatèl,” yang berarti gatal dalam bahasa Indonesia. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, “gateli” memiliki makna yang lebih luas dan sering kali digunakan untuk mengekspresikan perasaan kesal atau jengkel, tapi dengan nada yang lebih ringan dan humoris.
“Gateli” dapat dipahami sebagai ungkapan perasaan terganggu atau terpicu oleh sesuatu yang dirasa menggelikan, tetapi menimbulkan rasa jengkel yang halus.
Contohnya, ketika seseorang melihat tingkah laku yang konyol atau mendengar sesuatu yang menurutnya sedikit aneh, ia bisa saja berkomentar, “Wah, gateli tenan kowe!” yang artinya “Aduh, kamu menjengkelkan sekali (dalam konteks lucu).”
Penggunaan “Gateli” dalam Kehidupan Sehari-hari
Ungkapan “gateli” sering muncul dalam percakapan sehari-hari masyarakat Jawa, terutama dalam situasi informal. Kata ini digunakan sebagai respons terhadap hal-hal yang dianggap mengganggu, tetapi lebih cenderung mengarah pada hal-hal yang bersifat ringan atau konyol.
Contoh penggunaan “gateli”:
- Dalam Lingkungan Pertemanan: Ketika salah satu teman berbicara hal yang konyol atau mengganggu, orang Jawa sering merespons dengan kata “gateli.” Misalnya, “Omonganmu kuwi gateli, ndak!” (Perkataanmu itu menyebalkan, lho!).
- Dalam Media Sosial: Kata “gateli” juga cukup populer digunakan dalam platform media sosial, di mana warganet sering kali mengomentari postingan yang mengundang tawa namun menjengkelkan secara ringan, seperti lelucon yang terkesan garing atau aksi yang tidak masuk akal.
Baca juga: Bahasa Jawa untuk Kata “Sama”
Fenomena Sosial: “Gateli” Sebagai Bentuk Humor
Menariknya, dalam konteks budaya Jawa, “gateli” bukan hanya ekspresi jengkel, melainkan sering kali dipakai untuk menunjukkan perasaan jengkel yang bercampur dengan tawa.
Ini merupakan salah satu aspek humor khas Jawa, di mana sesuatu yang mengganggu tidak selalu dilihat sebagai hal yang serius, melainkan sebagai kesempatan untuk tertawa.
Masyarakat Jawa cenderung memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan ketidaknyamanan mereka dengan lebih halus dan humoris.
“Gateli” adalah salah satu ungkapan yang bisa menggambarkan kepribadian orang Jawa yang tidak ingin mengekspresikan kekesalan secara langsung atau keras, melainkan dengan cara yang lebih ringan dan bercanda.
Peran dalam Karya Seni dan Budaya
Kata “gateli” sering muncul dalam karya sastra, cerita rakyat, dan pertunjukan seni Jawa seperti wayang kulit atau ketoprak.
Dalam lakon-lakon tertentu, tokoh-tokoh sering menggunakan kata ini sebagai bentuk respons terhadap situasi yang lucu atau membuat mereka jengkel secara tidak langsung. Hal ini memperlihatkan bagaimana bahasa memiliki peran penting dalam menjaga kelenturan humor dalam budaya Jawa.
Baca juga: Bahasa Jawa untuk “Sayur” dan Ragam Istilahnya
Gateli dalam Konteks Modern
Di era modern saat ini, “gateli” semakin sering digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam percakapan daring dan meme di media sosial.
Kata ini tidak lagi hanya terbatas pada percakapan sehari-hari di desa atau kota-kota kecil di Jawa, tetapi juga telah menjadi bagian dari bahasa populer di kalangan anak muda Jawa.
Meme dengan kata “gateli” sering kali digunakan untuk menggambarkan reaksi atas tingkah laku konyol selebriti, teman, atau fenomena yang dianggap “aneh tapi lucu.”
Kata ini membawa nuansa kekesalan yang disampaikan dengan nada bercanda, menjadikannya sempurna untuk menggambarkan situasi-situasi di mana orang-orang merasa kesal namun tidak terlalu serius.
Baca juga: Arti Klebus dalam Bahasa Jawa: Memahami Istilah dan Penggunaannya
Kata “gateli” dalam bahasa Jawa tidak hanya menggambarkan perasaan jengkel, tetapi juga merupakan cerminan dari budaya humor masyarakat Jawa yang selalu mencoba untuk melihat sisi lucu dari hal-hal yang mengganggu.
Penggunaannya yang fleksibel dalam berbagai konteks baik dalam kehidupan sehari-hari, seni, maupun media sosial menjadikan “gateli” sebagai salah satu ungkapan unik yang terus hidup dalam perkembangan zaman.
Bahasa, sebagaimana yang kita lihat dalam kata “gateli,” selalu mencerminkan bagaimana masyarakat menyikapi kehidupan. Dengan cara yang ringan, humoris, dan penuh rasa kebersamaan, “gateli” mengajarkan kita bahwa tidak semua kekesalan harus diungkapkan dengan marah-marah, melainkan bisa dengan tertawa bersama.