Dalam perbendaharaan Bahasa Jawa yang kaya akan ragam kosa kata dan makna filosofis, terdapat sebuah kata yang sering digunakan namun kadang masih membingungkan bagi sebagian orang, yaitu kata “Sanes”.
Bagi penutur asli Bahasa Jawa, kata ini mungkin sudah sangat akrab. Namun, untuk mereka yang baru mengenal bahasa ini atau yang berasal dari luar budaya Jawa, mungkin masih memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai makna dan penggunaannya.
Apa Arti “Sanes”?
Dalam Bahasa Jawa, “Sanes” secara sederhana berarti “bukan” atau “bukanlah” dalam konteks negatif atau untuk menegaskan sesuatu yang berbeda. Kata ini digunakan untuk menunjukkan perbedaan atau pengingkaran. Sebagai contoh:
- “Griya niki sanes nggen kula.” (Rumah ini bukan milik saya.)
Kata “Sanes” dalam kalimat di atas berfungsi sebagai penegasan bahwa rumah tersebut bukan milik orang yang berbicara.
Baca juga: Arti “Wirang” dalam Bahasa Jawa: Sebuah Refleksi Budaya dan Moralitas
Penggunaan dalam Ragam Bahasa Halus
Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan atau strata dalam penggunaannya, yang disebut sebagai “Ngoko” (kasar), “Krama Madya”, dan “Krama Inggil” (halus). Kata “Sanes” adalah bentuk halus atau Krama Inggil dari kata “Dudu” yang digunakan dalam Ngoko.
Misalnya:
- “Niku sanes kula” (Itu bukan saya) : dalam bahasa halus ( Krama Inggil ).
- “Iku dudu aku” (Itu bukan saya) : dalam bahasa sehari-hari ( Ngoko ).
Dalam konteks sosial budaya Jawa, pemilihan tingkat bahasa sangat penting untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada lawan bicara. Oleh karena itu, kata “Sanes” sering digunakan dalam percakapan formal atau dengan orang yang lebih tua.
Makna Filosofis di Balik “Sanes”
Uniknya, kata “Sanes” dalam Bahasa Jawa tidak hanya sebatas berarti “bukan”, tetapi juga dapat memberikan nuansa filosofis yang lebih mendalam.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa yang kental dengan nilai-nilai kebijaksanaan, kata ini kerap digunakan untuk menekankan konsep dualitas atau perbedaan antara realitas dan ilusi. Sebagai contoh:
- “Sanes kahanan lahir, nanging batin.” (Bukan keadaan lahiriah, tetapi batiniah.)
Kalimat ini menggambarkan bahwa sering kali, yang tampak di luar bukanlah yang sebenarnya penting, melainkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa yang lebih bermakna.
Baca juga: Mengungkap Arti “Dumes” dalam Bahasa Jawa yang Semakin Populer
Kata “Sanes” dalam Bahasa Jawa adalah contoh kata sederhana namun penuh makna. Selain menunjukkan penegasan atau perbedaan dalam bahasa formal, kata ini juga menyiratkan filosofi kehidupan yang mendalam, sesuai dengan karakteristik budaya Jawa yang penuh dengan kebijaksanaan.
Bagi yang baru mempelajari Bahasa Jawa, memahami penggunaan kata seperti “Sanes” dapat membantu lebih dalam mengerti budaya serta cara berkomunikasi orang Jawa yang halus dan penuh penghormatan.