Mengapa Bahasa Indonesia Disebut Sebagai Bahasa yang Egaliter?

- Author

Selasa, 10 September 2024 - 10:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahasa Indonesia sering kali dipandang sebagai bahasa yang egaliter, yang berarti bahwa bahasa ini lebih demokratis dan adil dibandingkan dengan banyak bahasa lain di dunia. Ini karena beberapa alasan kultural, sejarah, dan linguistik yang berakar kuat dalam penggunaan dan penyebaran bahasa ini di seluruh nusantara. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang egaliter:

1. Tidak Mengenal Sistem Hierarki Bahasa yang Kaku

Salah satu karakteristik yang membuat bahasa Indonesia egaliter adalah ketiadaan sistem hierarki yang kaku dalam penggunaan bahasa sehari-hari.

Berbeda dengan bahasa lain seperti bahasa Jawa atau Korea yang memiliki tingkatan bahasa sesuai dengan status sosial atau usia lawan bicara, bahasa Indonesia cenderung tidak membedakan penggunaan kata atau frasa berdasarkan status sosial.

Dalam bahasa Indonesia, semua orang dapat berkomunikasi dengan cara yang sama, tanpa perlu memikirkan perbedaan status sosial, usia, atau jabatan. Hal ini membuat bahasa Indonesia menjadi lebih inklusif dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.

2. Sederhana dan Mudah Dipelajari

Bahasa Indonesia dikenal karena strukturnya yang relatif sederhana, tanpa adanya konjugasi kata kerja seperti yang ditemukan dalam bahasa-bahasa Eropa.

Aturan tata bahasa yang tidak terlalu rumit membuat bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari oleh semua orang, termasuk oleh penutur asing.

Kesederhanaan ini memungkinkan semua orang dari berbagai latar belakang pendidikan atau sosial untuk menguasai dan menggunakan bahasa Indonesia tanpa hambatan yang berarti.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Lingua Franca? Ciri dan contohnya

3. Bahasa Persatuan di Tengah Keberagaman

Sejarah menunjukkan bahwa bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan oleh para pendiri bangsa dalam Sumpah Pemuda tahun 1928, bukan bahasa yang paling dominan seperti bahasa Jawa.

Pilihan ini didasarkan pada pertimbangan untuk menciptakan rasa persatuan di tengah keberagaman budaya, suku, dan bahasa yang ada di Indonesia.

Bahasa Indonesia bukan hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi simbol inklusivitas, yang menghubungkan seluruh rakyat Indonesia sebagai satu kesatuan.

Dengan demikian, bahasa ini menjadi alat yang efektif untuk menjembatani berbagai perbedaan sosial, budaya, dan ekonomi di antara masyarakat.

4. Bersifat Adaptif dan Terbuka terhadap Perubahan

Bahasa Indonesia juga dikenal sebagai bahasa yang adaptif dan terbuka terhadap pengaruh dari berbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.

Kata-kata baru terus bermunculan dan diserap dari bahasa lain untuk memenuhi kebutuhan perkembangan zaman.

Sikap terbuka ini menunjukkan fleksibilitas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan, tanpa memandang asal-usul bahasa atau status sosial penggunanya. Ini menjadikan bahasa Indonesia terus relevan dan dapat digunakan oleh siapa saja.

Baca juga: Viral di Media Sosial, Yel-yel Bahasa Jawa Jadi Tren di Kalangan Anak Muda!

5. Penggunaan dalam Ruang Publik dan Pendidikan

Bahasa Indonesia digunakan secara luas dalam berbagai ruang publik, termasuk dalam pemerintahan, pendidikan, media, dan komunikasi sehari-hari.

Penggunaan bahasa Indonesia yang konsisten di ruang publik membantu menciptakan lingkungan yang egaliter, di mana setiap individu dapat mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskusi publik tanpa terhambat oleh perbedaan bahasa.

Bahasa Indonesia juga diajarkan di semua tingkat pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, menjadikannya sebagai alat komunikasi utama yang menyatukan seluruh bangsa.

6. Netralitas Bahasa Indonesia di Lingkungan Multikultural

Di Indonesia, terdapat ratusan bahasa daerah yang digunakan oleh berbagai suku dan etnis. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa netral yang tidak dimiliki secara eksklusif oleh salah satu kelompok etnis atau suku tertentu.

Hal ini penting karena memungkinkan komunikasi lintas budaya tanpa dominasi dari satu kelompok atas kelompok lain. Netralitas ini memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan, dan mendorong dialog antarbudaya yang lebih terbuka dan egaliter.

Baca juga: Segawon Artinya dalam Bahasa Jawa

Secara keseluruhan, bahasa Indonesia disebut sebagai bahasa yang egaliter karena karakteristiknya yang inklusif, netral, dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Ketiadaan hierarki bahasa, kesederhanaan tata bahasa, sifat adaptif, dan peran bahasa ini sebagai alat pemersatu bangsa membuat bahasa Indonesia menjadi medium komunikasi yang efektif dan demokratis.

Dengan demikian, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol persamaan hak dan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang latar belakang atau status sosial.

Berita Terkait

10 Kalimat Bahasa Jawa dan Artinya: Memahami Makna di Balik Kata
Cerkak Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Memikat dan Sarat Makna
Geguritan Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Sarat Makna dan Estetika
Kata “Giri” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Filosofi
Bahasa yang Menjadi Cikal Bakal Bahasa Indonesia
Apa yang Dimaksud dengan Lingua Franca? Ciri dan contohnya
Viral di Media Sosial, Yel-yel Bahasa Jawa Jadi Tren di Kalangan Anak Muda!
Artikel Bahasa Jawa Tentang Lingkungan: Nguri-uri Alam lan Lestari Kanggo Masa Depan

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 09:18 WIB

10 Kalimat Bahasa Jawa dan Artinya: Memahami Makna di Balik Kata

Rabu, 18 September 2024 - 09:10 WIB

Cerkak Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Memikat dan Sarat Makna

Rabu, 18 September 2024 - 08:45 WIB

Geguritan Bahasa Jawa: Karya Sastra yang Sarat Makna dan Estetika

Rabu, 11 September 2024 - 10:32 WIB

Kata “Giri” dalam Bahasa Jawa: Makna dan Filosofi

Rabu, 11 September 2024 - 10:03 WIB

Bahasa yang Menjadi Cikal Bakal Bahasa Indonesia

Berita Terbaru

Bahasa Jawa

Drama Bahasa Jawa, Menghidupkan Budaya Lewat Lakon

Kamis, 19 Sep 2024 - 11:05 WIB

Bahasa Jawa

Contoh berita bahasa Jawa tema Tradisi Bersih Desa

Kamis, 19 Sep 2024 - 10:57 WIB