“Kemayu” dalam bahasa Jawa mengacu pada sikap atau perilaku yang dianggap lemah lembut, gemulai, dan terkadang terkesan manja atau menggoda secara halus.
Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang, baik pria maupun wanita, yang gerak-geriknya terlihat anggun namun sedikit berlebihan dalam menampilkan sifat kewanitaannya.
Dalam budaya Jawa, “kemayu” bisa memiliki konotasi negatif jika dianggap terlalu dibuat-buat, namun juga bisa dimaknai sebagai bentuk keanggunan dan kelembutan dalam bertutur kata atau bersikap.
Penjelasan dan contoh
“Kemayu” dalam bahasa Jawa adalah istilah yang menggambarkan seseorang, terutama perempuan, yang cenderung bertingkah laku dengan cara yang berlebihan dalam hal kelembutan, manis, atau genit, sehingga kadang terlihat sedikit dibuat-buat. Orang yang kemayu biasanya menonjolkan sikap yang sangat lembut, gemulai, serta sikap manja yang terkadang terasa tidak alami atau terlalu berlebihan untuk situasi tertentu.
Secara lebih mendalam, “kemayu” bisa juga diartikan sebagai perilaku yang menggambarkan upaya seseorang untuk tampil anggun atau menarik perhatian dengan cara yang tidak sepenuhnya spontan atau alami. Dalam budaya Jawa yang sarat dengan nilai kesederhanaan dan keharmonisan, perilaku kemayu sering kali dianggap kurang sesuai, terutama jika ditunjukkan di tempat atau konteks yang tidak tepat.
Penjelasan: Kemayu berasal dari pengamatan terhadap bahasa tubuh dan cara seseorang berbicara atau bersikap. Orang yang kemayu sering kali mengayunkan tubuh, berbicara dengan nada suara lembut atau mengalun, serta memasang ekspresi wajah manja. Dalam konteks sosial, sikap ini sering kali terlihat ketika seseorang ingin menonjolkan sisi feminin atau memikat perhatian orang lain, meskipun kadang tidak sesuai dengan konteks situasi.
Contoh:
- Seorang perempuan yang sengaja mengayunkan langkah dan berbicara dengan nada suara yang lebih lembut dari biasanya saat berada di depan pria yang ia sukai.
- Dalam sebuah acara resmi, seorang perempuan mungkin akan berbicara dengan sangat manis, tersenyum manja, dan menampilkan gerakan tangan yang gemulai, meskipun sikap tersebut tampak sedikit berlebihan dibandingkan dengan orang-orang di sekitarnya.
Sikap “kemayu” ini bisa diterima dalam konteks-konteks tertentu, seperti dalam pergaulan sosial yang informal. Namun, dalam situasi yang lebih formal atau serius, sikap ini bisa dianggap kurang sopan atau tidak sesuai.
Baca juga: Bahasa Jawanya aku sayang kamu