kawruhbasa.com – Bahasa Jawa memiliki banyak kata yang sarat makna dan filosofi mendalam. Salah satu kata yang sering muncul dalam berbagai percakapan dan budaya Jawa adalah “getih.” Kata ini tidak hanya merujuk pada arti harfiah, tetapi juga memiliki nilai historis dan filosofis yang penting dalam kehidupan masyarakat.
Pengertian Getih dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, getih berarti darah dalam bahasa Indonesia. Darah memiliki peran penting dalam tubuh manusia, mengalir ke seluruh organ untuk mendukung kehidupan.
Namun, dalam budaya Jawa, getih juga digunakan sebagai simbol dari berbagai aspek kehidupan, mulai dari keturunan, keberanian, hingga semangat perjuangan.
Filosofi Getih dalam Kehidupan Masyarakat Jawa
Dalam pandangan masyarakat Jawa, getih tidak hanya sekadar cairan biologis, tetapi juga mencerminkan identitas seseorang. Konsep ini sering kali muncul dalam berbagai ungkapan dan peribahasa yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan, antara lain:
- Getih biru – Istilah yang menggambarkan seseorang yang berasal dari keturunan ningrat atau bangsawan. Dalam sejarah kerajaan Jawa, orang yang memiliki garis keturunan langsung dari keluarga raja sering disebut memiliki “getih biru.”
- Getih pejuang – Melambangkan seseorang yang memiliki jiwa patriotik dan siap berjuang demi negara dan masyarakat. Konsep ini banyak digunakan dalam narasi sejarah perjuangan rakyat Jawa melawan penjajah.
- Getih daging – Mengacu pada hubungan darah yang kuat antara anggota keluarga. Ungkapan ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga adalah sesuatu yang tidak bisa diputuskan begitu saja.
Penggunaan Getih dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain dalam ungkapan, kata ini juga banyak digunakan dalam berbagai tradisi dan ritual adat Jawa. Beberapa contoh penggunaannya adalah:
- Upacara Tedhak Siten – Sebuah ritual bagi anak yang mulai belajar berjalan, di mana terdapat simbolisasi getih sebagai wujud doa agar anak tersebut tumbuh kuat dan sehat.
- Ritual Suroan – Dalam perayaan malam 1 Suro, masyarakat Jawa sering mengaitkan darah dengan keberanian dan kesucian jiwa dalam menghadapi tahun yang baru.
Getih dalam Kesenian dan Sastra Jawa
Kata ini juga sering muncul dalam kesenian Jawa, seperti dalam tembang macapat, wayang kulit, serta cerita rakyat. Para dalang dan sastrawan sering menggunakan istilah ini untuk menggambarkan semangat kepahlawanan dan kesetiaan terhadap nilai-nilai luhur.
Baca juga: Arti Gering bukan sekadar sakit secara fisik
Dalam bahasa dan budaya Jawa, getih memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar darah. Kata ini mencerminkan identitas, keturunan, keberanian, dan kesetiaan terhadap nilai-nilai luhur. Dengan memahami filosofi di balik istilah ini, kita dapat lebih menghargai kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.