Kawruhbasa.com – Dalam bahasa Jawa, banyak kata yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan filosofi. Salah satu kata yang menarik untuk dibahas adalah “dluwang”. Kata ini memiliki makna mendalam dan erat kaitannya dengan sejarah literasi serta budaya masyarakat Jawa.
Apa Itu Dluwang?
Secara harfiah, dluwang adalah sejenis kertas tradisional yang terbuat dari kulit pohon saeh (Broussonetia papyrifera) atau pohon mulberry. Sebelum kertas modern diperkenalkan, dluwang digunakan sebagai media tulis oleh masyarakat Jawa, khususnya dalam penulisan naskah kuno, kitab, dan dokumen penting.
Sejarah dan Penggunaan Dluwang dalam Budaya Jawa
Dluwang telah digunakan sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, seperti Majapahit dan Mataram Kuno. Pada masa itu, naskah-naskah keagamaan, sastra, dan hukum banyak ditulis di atas dluwang, yang menjadi bukti penting dalam memahami sejarah dan kebudayaan Jawa.
Beberapa penggunaan dluwang dalam sejarah Jawa antara lain:
1. Media Tulis Naskah Kuno
Sebelum kertas modern dikenal, masyarakat Jawa menggunakan dluwang sebagai media utama untuk menulis manuskrip atau naskah kuno. Banyak kitab bersejarah, seperti Serat Centhini dan Babad Tanah Jawi, ditulis di atas dluwang dengan menggunakan aksara Jawa.
2. Bahan Skriptorium di Keraton
Di lingkungan keraton, dluwang menjadi salah satu benda berharga yang digunakan oleh para pujangga dan ulama dalam mencatat sejarah, ilmu pengetahuan, dan sastra. Proses pembuatannya yang rumit membuat dluwang menjadi barang eksklusif yang hanya digunakan untuk keperluan penting.
3. Simbol Keilmuan dan Kebijaksanaan
Dluwang juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam tradisi Jawa, seseorang yang memiliki naskah dari dluwang dianggap memiliki kebijaksanaan dan ilmu yang tinggi. Hal ini karena dluwang sering digunakan untuk mencatat ajaran luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Makna Kiasan Dluwang dalam Bahasa Jawa
Dalam percakapan sehari-hari, kata “dluwang” juga digunakan sebagai metafora dalam berbagai ungkapan Jawa. Beberapa makna kiasan yang sering ditemukan adalah:
1. Dluwang sebagai Simbol Pengetahuan yang Luhur
Ungkapan “kawruh kaya dluwang lawas” berarti pengetahuan yang luas dan mendalam seperti naskah kuno yang penuh dengan ilmu berharga. Ini menggambarkan seseorang yang memiliki kebijaksanaan tinggi.
2. “Aja mung dadi dluwang kosong”
Artinya: Jangan hanya menjadi seperti kertas kosong yang tidak memiliki isi. Ungkapan ini sering digunakan sebagai nasihat agar seseorang tidak hanya memiliki tampilan luar yang baik, tetapi juga harus berisi dengan ilmu dan kebijaksanaan.
3. “Dluwang lawas isih migunani”
Artinya: Meskipun sudah tua, tetap bermanfaat. Ungkapan ini menunjukkan bahwa meskipun sesuatu sudah lama atau kuno, jika memiliki nilai, maka masih bisa berguna dalam kehidupan.
Proses Pembuatan Dluwang
Pembuatan dluwang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan keahlian dan kesabaran dalam setiap tahap pembuatannya. Berikut proses pembuatan dluwang secara tradisional:
- Pengambilan Kulit Pohon Saeh – Kulit pohon saeh dikupas dan direndam dalam air selama beberapa hari agar lunak.
- Pemukulan dan Peregangan – Kulit yang telah lunak kemudian dipukul-pukul hingga seratnya menyatu dan membentuk lembaran tipis.
- Pengeringan – Lembaran dluwang dikeringkan di bawah sinar matahari hingga memiliki tekstur yang kuat.
- Penghalusan – Setelah kering, dluwang dipoles dengan batu halus agar permukaannya lebih rata dan siap digunakan sebagai media tulis.
Dluwang dalam Era Modern
Meskipun kertas modern telah menggantikan dluwang dalam kehidupan sehari-hari, dluwang masih memiliki nilai historis dan artistik yang tinggi. Saat ini, dluwang sering digunakan untuk kepentingan seni, seperti lukisan tradisional, kaligrafi Jawa, dan reproduksi naskah kuno.
Banyak kolektor dan sejarawan yang masih mencari naskah dluwang kuno karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Selain itu, beberapa pengrajin tradisional masih melestarikan proses pembuatan dluwang sebagai bagian dari warisan budaya Jawa.
Baca juga: Arti Dlamakan dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam bahasa Jawa, dluwang tidak hanya sekadar lembaran kertas, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai simbol ilmu, kebijaksanaan, dan sejarah. Keberadaannya dalam budaya Jawa menjadi bukti bahwa masyarakat Jawa telah mengenal sistem literasi yang tinggi sejak zaman dahulu.
Dluwang mengajarkan kita bahwa pengetahuan dan tradisi adalah warisan berharga yang harus dijaga dan dihormati. Oleh karena itu, memahami arti dan filosofi dluwang membantu kita untuk lebih menghargai sejarah dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.