Arti Dêlêng dalam Bahasa Jawa: Makna Mendalam di Balik Kata yang Jarang Diketahui

- Author

Wednesday, 12 February 2025 - 10:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawruhbasa.com – Dalam kekayaan bahasa Jawa, terdapat banyak kata yang memiliki makna mendalam dan sering kali sulit diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu kata yang cukup unik namun jarang diketahui oleh banyak orang adalah “dêlêng”. Kata ini memiliki nuansa makna yang lebih dari sekadar melihat atau menatap, sehingga menarik untuk dibahas lebih dalam

Dalam artikel ini, kita akan mengupas arti kata “dêlêng” dalam bahasa Jawa, penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta filosofi yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami makna kata ini, kita bisa lebih mengapresiasi keindahan bahasa dan budaya Jawa.

Pengertian “Dêlêng” dalam Bahasa Jawa

Secara umum, kata “dêlêng” dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai “melihat dengan penuh perhatian” atau “menatap dengan seksama”. Kata ini lebih dalam maknanya dibandingkan dengan kata “ndelok” atau “mirsani” yang berarti sekadar melihat atau mengamati sesuatu.

“Dêlêng” lebih menekankan pada aspek keseriusan dan ketajaman penglihatan dalam memperhatikan sesuatu. Dalam beberapa konteks, kata ini juga bisa merujuk pada tindakan melihat sesuatu dengan penuh makna, seolah memahami lebih dalam daripada yang tampak di permukaan.

Perbedaan “Dêlêng” dengan Kata Sejenis

Untuk lebih memahami makna “dêlêng”, berikut adalah perbandingan dengan kata-kata lain dalam bahasa Jawa yang memiliki arti serupa:

  1. Ndelok → melihat secara umum, tanpa intensitas tertentu. Contoh: Aku ndelok bocah-bocah dolanan.” (Aku melihat anak-anak bermain.)
  2. Mirsani → melihat dengan perhatian tetapi masih dalam konteks biasa. Contoh: “Dheweke mirsani kahanan ing kampung.” (Dia mengamati kondisi di kampung.)
  3. Nonton → melihat sesuatu yang bersifat hiburan, seperti pertunjukan atau pertandingan. Contoh: “Aku nonton wayang kulit.” (Aku menonton pertunjukan wayang kulit.)
  4. Dêlêng → melihat dengan penuh perhatian dan ketajaman, sering kali dengan maksud memahami lebih dalam. Contoh: “Wong tuwa dêlêng lakune bocah.” (Orang tua mengamati perilaku anaknya dengan penuh perhatian.)

Dari perbedaan di atas, terlihat bahwa “dêlêng” mengandung unsur keseriusan dan kehati-hatian dalam melihat sesuatu, tidak sekadar menatap atau mengamati secara biasa.

Penggunaan Kata “Dêlêng” dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun kata “dêlêng” jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh generasi muda, kata ini masih sering muncul dalam percakapan orang tua atau dalam konteks budaya tradisional. Beberapa contoh penggunaannya adalah:

  • Dalam Pengasuhan Anak
    “Bocah cilik kudu didêlêng lakune.” (Anak kecil harus diamati perilakunya dengan cermat.)
  • Dalam Dunia Spiritual dan Filosofi Jawa
    “Dêlêng sakjeroning ati, aja mung ndelok sak ndhuwur.” (Lihatlah ke dalam hati, jangan hanya melihat permukaan.)
  • Dalam Seni dan Budaya
    “Sakdurunge nulis aksara Jawa, kudu dêlêng dhisik pola lan bentuké.” (Sebelum menulis aksara Jawa, harus memperhatikan pola dan bentuknya terlebih dahulu.)

Filosofi di Balik Kata “Dêlêng”

Konsep “dêlêng” dalam bahasa Jawa mengandung nilai filosofi yang mendalam. Dalam budaya Jawa, melihat bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga proses memahami sesuatu secara lebih dalam dan menyeluruh.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang Jawa diajarkan untuk tidak hanya melihat dengan mata, tetapi juga dengan hati dan pikiran. Ini sejalan dengan falsafah Jawa yang mengajarkan untuk berpikir mendalam sebelum mengambil keputusan serta tidak mudah menilai sesuatu dari tampilan luar.

Filosofi ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan modern, seperti dalam dunia bisnis, pendidikan, dan hubungan sosial. Seseorang yang terbiasa “dêlêng” sebelum bertindak cenderung lebih bijak dalam mengambil keputusan karena ia telah mengamati dan memahami situasi dengan seksama.

Baca juga: Arti Desa dalam Bahasa Jawa: Lebih dari Sekadar Wilayah, Simbol Kehidupan

Kata “dêlêng” dalam bahasa Jawa bukan sekadar sinonim dari “melihat”, tetapi memiliki makna yang lebih dalam, yakni mengamati dengan ketajaman dan keseriusan. Perbedaan dengan kata-kata lain dalam bahasa Jawa menunjukkan bahwa “dêlêng” lebih menitikberatkan pada aspek konsentrasi dan pemahaman terhadap sesuatu yang diamati.

Pemahaman terhadap makna “dêlêng” dapat membantu kita dalam banyak aspek kehidupan, baik dalam hal pengasuhan, filosofi hidup, maupun dalam mengambil keputusan dengan bijak. Dengan tetap melestarikan kata-kata seperti ini, kita juga turut menjaga keindahan dan kearifan lokal bahasa Jawa.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi bagi kita semua untuk lebih memahami dan menghargai bahasa serta budaya Jawa yang kaya akan makna.

Berita Terkait

Arti Dokok dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Arti Dluwang dalam Bahasa Jawa: Sejarah, Makna, dan Filosofinya dalam Budaya Jawa
Arti Dlamakan dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Arti Diyan Adalah Lentera dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya
Arti Dina dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Arti Dhuwur dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya
Arti Dhuwit dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Arti Mudhun dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berita Terkait

Tuesday, 18 February 2025 - 10:09 WIB

Arti Dokok dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Tuesday, 18 February 2025 - 10:04 WIB

Arti Dluwang dalam Bahasa Jawa: Sejarah, Makna, dan Filosofinya dalam Budaya Jawa

Tuesday, 18 February 2025 - 10:00 WIB

Arti Dlamakan dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Monday, 17 February 2025 - 11:01 WIB

Arti Diyan Adalah Lentera dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya

Monday, 17 February 2025 - 10:55 WIB

Arti Dina dalam Bahasa Jawa: Makna, Filosofi, dan Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berita Terbaru