Bahasa Jawa memiliki kekayaan kosa kata yang unik dan sarat akan makna filosofis. Salah satu kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah “cekel.” Meskipun terdengar sederhana, kata ini memiliki banyak arti dan filosofi yang mendalam, tergantung pada konteks penggunaannya. Artikel ini akan mengulas arti “cekel” dalam berbagai situasi, filosofi yang terkandung di dalamnya, serta bagaimana kata ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.
Daftar isi artikel
Definisi “Cekel” dalam Bahasa Jawa
Secara harfiah, “cekel” dalam bahasa Jawa berarti “memegang” atau “menggenggam.” Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang yang memegang suatu benda dengan tangan. Misalnya, dalam kalimat:
“Aku cekel pensil kanggo nulis.” (Saya memegang pensil untuk menulis.)
Namun, dalam bahasa Jawa, banyak kata yang memiliki makna lebih luas dari sekadar definisi harfiahnya. “Cekel” juga bisa bermakna lebih dalam, tergantung pada konteks kalimat dan situasi percakapan.
Makna Filosofis “Cekel”
Dalam budaya Jawa, “cekel” bukan hanya sekadar memegang sesuatu secara fisik. Kata ini juga memiliki makna simbolis dan filosofis yang erat kaitannya dengan nilai-nilai kehidupan, di antaranya:
1. Keteguhan dalam Prinsip
Dalam kehidupan, seseorang harus bisa “cekel” atau memegang teguh prinsip dan keyakinannya. Seorang yang memiliki pendirian kuat sering dikatakan sebagai seseorang yang bisa “cekel janji” atau “cekel tekad.” Contohnya: “Wong kang cekel prinsip ora gampang goyah.” (Orang yang berpegang teguh pada prinsipnya tidak mudah goyah.)
2. Kesetiaan dan Konsistensi
“Cekel” juga sering diartikan sebagai bentuk kesetiaan atau komitmen dalam suatu hubungan, baik dalam persahabatan, keluarga, maupun pekerjaan. Dalam pepatah Jawa, sering dikatakan bahwa seseorang yang bisa “cekel janji” adalah orang yang dapat dipercaya.
3. Kekuasaan dan Tanggung Jawab
Dalam konteks kepemimpinan, “cekel” bisa berarti seseorang yang sedang memegang jabatan atau kekuasaan. Namun, dalam filosofi Jawa, kepemimpinan bukan hanya sekadar memiliki kekuasaan, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang dipegang oleh pemimpin tersebut. Contoh penggunaannya: “Sapa sing cekel kekuasaan kudu adil lan bijaksana.” (Siapa yang memegang kekuasaan harus adil dan bijaksana.)
Penggunaan “Cekel” dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam percakapan sehari-hari, kata “cekel” sering digunakan dalam berbagai konteks, di antaranya:
1. Dalam Percakapan Sehari-hari
“Cekel sapune sing kenceng, ojo nganti tiba!” (Pegang sapunya dengan kuat, jangan sampai jatuh!)
Kalimat ini sering digunakan saat memberikan instruksi kepada seseorang agar tidak melepaskan genggamannya pada suatu benda.
2. Dalam Konteks Pekerjaan
“Aku isih cekel proyek iki nganti rampung.” (Saya masih memegang proyek ini sampai selesai.)
Di dunia kerja, “cekel” sering digunakan untuk menggambarkan tanggung jawab seseorang dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Dalam Konteks Relasi dan Janji
“Aku bakal cekel janjiku marang kowe.” (Saya akan menepati janji saya kepadamu.)
Kalimat ini menegaskan komitmen seseorang dalam menepati janji yang telah dibuat.
Pepatah dan Ungkapan Jawa yang Mengandung Kata “Cekel”
Bahasa Jawa kaya akan pepatah dan ungkapan yang mengandung kata “cekel,” antara lain:
- “Sing bisa cekel bakal bisa tekan.” (Siapa yang bisa bertahan, akan mencapai tujuannya.) Ungkapan ini mengajarkan tentang pentingnya ketekunan dalam mencapai tujuan.
- “Cekel janji, cekel tanggung jawab.” (Memegang janji berarti juga memegang tanggung jawab.) Ungkapan ini mengajarkan bahwa janji bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga memiliki konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Arti Cewok dalam Bahasa Jawa: Makna Unik yang Tak Banyak Diketahui
Kata “cekel” dalam bahasa Jawa memiliki makna yang lebih dari sekadar “memegang.” Kata ini memiliki filosofi mendalam tentang keteguhan hati, kesetiaan, tanggung jawab, dan komitmen dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Jawa menggunakan kata ini tidak hanya dalam konteks fisik, tetapi juga dalam aspek sosial, budaya, dan spiritual. Oleh karena itu, memahami arti “cekel” dalam berbagai situasi dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang cara pandang masyarakat Jawa terhadap kehidupan.
Dengan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya, kata “cekel” menjadi salah satu bagian penting dari bahasa dan budaya Jawa yang harus terus dipelajari dan dilestarikan.