kawruhbasa.com – Bahasa Jawa memiliki keunikan dalam struktur bahasa dan kosakatanya. Salah satu kata yang paling sering muncul dalam percakapan sehari-hari adalah “kuwi.”
Kata ini tergolong kata tunjuk yang berfungsi untuk merujuk pada sesuatu yang sudah diketahui atau yang berada pada jarak tertentu. Secara umum, arti kuwi dalam bahasa Jawa adalah “itu” dalam bahasa Indonesia.
Daftar isi artikel
Pengertian Dasar Kuwi
“Kuwi” berasal dari gabungan kata “iku” dan akhiran “-wi.” Kata ini digunakan untuk menunjukkan benda, kejadian, atau konsep yang sudah diketahui pembicara dan lawan bicara, atau yang letaknya tidak dekat dengan pembicara. Kuwi merupakan bentuk umum dalam ragam ngoko atau bahasa sehari-hari yang tidak formal.
Contoh kalimat:
- “Apa kuwi?” (Apa itu?)
- “Kuwi buku anyarku.” (Itu buku baruku.)
Dalam kalimat-kalimat tersebut, kuwi berfungsi seperti kata tunjuk “itu” dalam bahasa Indonesia, dan sering digunakan dalam percakapan antar teman, keluarga, atau dalam situasi santai.
Penggunaan Kuwi dalam Berbagai Konteks
Penggunaan kuwi dalam bahasa Jawa sangat luas dan bisa ditemukan dalam hampir semua bentuk interaksi lisan. Berikut adalah beberapa konteks umum penggunaannya:
1. Dalam Dialog Sehari-hari
Dalam situasi informal, kuwi digunakan untuk menunjuk objek atau kejadian yang sudah diketahui oleh kedua pihak yang sedang berbicara.
- “Kuwi lho sing tak critakake wingi!” (Itu lho yang saya ceritakan kemarin!)
- “Aku ora ngerti maksude kuwi.” (Saya tidak mengerti maksud itu.)
2. Dalam Cerita atau Narasi
Saat seseorang sedang bercerita, kuwi dipakai untuk merujuk pada kejadian yang telah disebutkan sebelumnya dalam cerita.
- “Ana kancaku jenenge Roni. Kuwi bocah pinter lan sregep.” (Ada temanku namanya Roni. Itu anak yang pintar dan rajin.)
3. Dalam Konteks Emosional atau Penekanan
Kadang, kuwi juga digunakan untuk menekankan sesuatu yang membuat pembicara terkesan atau terkejut.
- “Kuwi lho masalah gedhe, kok iso dilalekke?” (Itu lho masalah besar, kok bisa dilupakan?)
4. Dalam Tanggapan atau Penegasan
Kuwi juga dapat muncul sebagai respons atau bentuk penegasan atas informasi yang baru saja disampaikan.
- “Oalah kuwi to sebabmu marai kesel?” (Oh, itu toh sebab kamu jadi lelah?)
Kuwi dan Variasi Bahasa Jawa
Dalam bahasa Jawa, dikenal beberapa tingkatan bahasa, yaitu ngoko, madya, dan krama. Kata “kuwi” umumnya digunakan dalam bahasa ngoko. Dalam tingkatan krama, padanan katanya adalah “kuwon.” Sedangkan dalam krama inggil, bisa menggunakan “niku.”
Contoh perbandingan:
- Ngoko: “Apa kuwi?”
- Krama: “Menapa kuwon?”
- Krama Inggil: “Menapa niku?”
Penggunaan kata tunjuk disesuaikan dengan situasi, usia, dan hubungan antara penutur dan lawan bicara. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kata kuwi penting dalam membangun komunikasi yang santun dalam budaya Jawa.
Nilai Budaya di Balik Kata Kuwi
Walaupun kuwi tampak seperti kata sederhana, penggunaannya dalam budaya Jawa mencerminkan beberapa nilai penting, antara lain:
1. Kejelasan dan Ketepatan dalam Berbahasa
Masyarakat Jawa menghargai komunikasi yang jelas. Penggunaan kuwi membantu memperjelas maksud pembicara dengan menunjuk objek atau hal tertentu.
2. Kesantunan dalam Bertutur
Meskipun kuwi adalah bentuk ngoko, memahami kapan dan kepada siapa kata ini digunakan mencerminkan tingkat kesantunan seseorang dalam berbicara. Salah memilih tingkat bahasa bisa dianggap tidak sopan dalam budaya Jawa.
3. Konteks Sosial dan Relasional
Bahasa Jawa sangat kontekstual. Kata kuwi dapat membawa nuansa yang berbeda tergantung pada nada suara, situasi, dan hubungan antara pembicara dan pendengar.
Kuwi dalam Sastra dan Budaya Populer
Dalam karya sastra Jawa, baik itu puisi, prosa, maupun wayang, kata kuwi sering digunakan untuk membangun narasi yang akrab dan komunikatif. Kuwi menjadi alat penting dalam menggambarkan alur cerita atau dalam dialog antar tokoh.
Di sisi lain, dalam lagu-lagu campursari dan tembang-tembang modern berbahasa Jawa, kuwi sering muncul dalam lirik lagu sebagai penguat ekspresi emosi.
Contoh:
- “Kuwi tresnaku marang kowe sing ora bisa luntur.” (Itu cintaku padamu yang tidak bisa luntur.)
Pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah: Kuwi sebagai Materi Dasar
Dalam pembelajaran bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar dan menengah, kata tunjuk seperti kuwi menjadi materi pokok. Siswa diajarkan tentang perbedaan antara kuwi, iki (ini), niku, lan iki punika.
Contoh soal:
- Tembung tunjuk kanggo benda adoh yaiku …
- Gawea ukara nganggo tembung “kuwi.”
Pengajaran ini penting untuk membangun kemampuan berbahasa yang baik dan mengenalkan nilai-nilai budaya sejak dini.
Arti kuwi dalam bahasa Jawa adalah itu, namun fungsinya jauh lebih kompleks daripada sekadar kata tunjuk. Kuwi mencerminkan kejelasan, hubungan sosial, dan juga sopan santun dalam berbahasa.
Dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Jawa, kuwi menjadi bagian penting dalam menyampaikan maksud secara tepat dan kontekstual.
Memahami penggunaan kuwi tidak hanya menambah perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa, tetapi juga membantu memahami cara berpikir dan bertutur masyarakat Jawa yang halus, penuh pertimbangan, dan menghargai relasi antar individu.
Bagi pembelajar bahasa maupun pelestari budaya, kuwi adalah pintu awal untuk menggali kekayaan linguistik Jawa yang luar biasa.